bc

Love in Scandal

book_age18+
263
FOLLOW
1.7K
READ
possessive
dominant
scandal
brave
drama
genius
icy
gorgeous
selfish
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Lin Mina, aktris muda berparas jelita yang sayangnya harus terjerat skandal bersama dengan CEO perusahaan mobil terbesar di Amerika- Richard Devano. Banyak orang berpikir jika di balik kesuksesan Mina terdapat orang penting yang membantunya. Alih-alih berusaha keras, Mina hanya perlu menggunakan wajahnya untuk menjerat pebisnis kaya agar mereka memberikan apa yang ia inginkan.

Untuk membungkam media dan jutaan mulut di luar sana, Richard memberikan penawaran pada Mina. Meminta wanita itu untuk memberikan klarifikasi palsu pada publik jika sebenarnya mereka adalah sepasang kekasih.

“Ini adalah jalan satu-satunya jika kau tidak ingin reputasimu hancur.”

chap-preview
Free preview
1. Suatu Pilihan Sulit
Suara sorakan dan teriakan meriah memenuhi sebuah ruangan VIP besar yang disewa oleh Sutradara Ye untuk merayakan kesuksesan film terbarunya. Pria dengan umur yang berkisar empat puluh tahunan itu mengangkat tinggi-tinggi sampanye di tangannya dengan wajah gembira. “Lupakan semua kesulitan kalian, malam ini kita rayakan “Vivian’s Romance” yang sukses besar!” teriaknya heboh, diikuti dengan beberapa staff yang lain. Sementara wanita yang kini duduk di ujung meja hanya menggelengkan pelan kepalanya. Ia menarik sudut bibirnya ke atas. Tidak dapat menyangkal jika ia juga bahagia sekaligus bangga karena dirinya adalah pemeran utama pada film itu. Dari awal ia sudah dapat menebak jika Vivian’s Romace ini akan menjadi terkenal. Terlebih disutradai oleh seorang terkenal dan perfeksionis. Namun, ia lebih tidak menyangka jika akan menjadi seterkenal ini. “Mina, ayo minum! Kita rayakan keberhasilan aktingmu yang luar biasa itu. Jika saja saat itu aku tidak memilihmu, mungkin film ini tidak akan sesukses ini.” Sutradara Ye melempar senyum padanya, dan Mina hanya mengangguk, bersikap sopan. “Aku harus mengemudi, Pak.” Sutradara beranak dua itu terlihat kecewa. “Sayang sekali ….”  Mina terkekeh pelan. Ia menyapukan pandangannya pada orang-orang yang ada di meja besar nan panjang itu, dan kemudian berhenti pada seorang pria yang sedang meneguk sampanye dengan tenang. Seolah ia sudah terbiasa dengan suasana yang ramai seperti ini. “Lagi pula, tidakkah semua ini karena Tuan Richard? Berkat sumber dana dari dia, semua  fasilitas film tercukupi. Dia adalah orang yang paling berpengaruh di sini.” Mina menarik kedua sudut bibirnya yang terpoles lipstik berwarna merah cerah. Menyadari jika Richard sekarang tengah meliriknya dalam diam. Sama sekali tidak tertarik dengan obrolan yang ada di ruangan ini. Raut muka Sutradara Ye tiba-tiba berubah. “Ah, kau benar!” Netranya beralih pada Richard yang berada tepat di seberangnya. “Bagaimana kalau kita minum sampai puas, Tuan? Anda tidak menyetir, kan?” Sutradara Ye terlihat sangat antusias, yang dibalas dengan gumaman rendah oleh Richard.  “Aku kembali ke hotel depan.”  . . . Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, dan pesta perayaan masih saja berlanjut. Beberapa orang bahkan sudah bergelimpangan tak sadarkan diri, ada juga yang masih meneguk alkohol meski wajahnya benar-benar sudah mabuk.  Mina melihat pemandangan di hadapannya dengan raut masam. Ia tidak mengerti mengapa semua orang sangat suka minum sampai mabuk. Padahal beberapa gelas kecil saja bisa dilakukan tanpa harus ikut yang lain berlomba-lomba menghabiskan gelas besar paling banyak. Ia menghela napas dalam, mengeluarkannya dengan perlahan. Sudah waktunya untuk kembali ke rumah. “Kalian bisa membereskan mereka semua, kan?” Ia menoleh, menatap beberapa orang yang masih sadar. Dan beberapa staff pria itu mengangguk mengiyakan. “Kalau begitu aku pergi dulu,” ujar wanita itu sembari beranjak dari tempat duduk. Berjalan melewati satu persatu kepala yang bersandar di atas meja. Hanya tinggal melewati satu orang lagi untuk menuju pintu keluar, Mina merasakan pergelangan tangannya ditahan oleh tangan lain berukuran besar. Sejenak ia terkesiap dan hampir saja merasa jantungan, namun saat melihat ternyata Richarad yang memegangnya membuat ia menghela napas. “Tuan Richard, tolong lepaskan tangan saya, para staff akan segera mengantarmu pulang,” kata Mina sembari menundukkan wajah, berusaha untuk membuat Richard mendengarnya bersuara. “Kau saja ….” “Hah?” Mina mengerutkan alisnya kala ia mendengar suara samar-samar yang berasal dari Richard. Ia yakin pendengarannya tidak bermasalah, pria itu baru saja menyuruh dirinya menggantikan staff yang akan mengantarkannya. Pria berparas rupawan itu mengangkat wajah, membuat matanya bersinggungan dengan manik cokelat cerah Mina yang saat ini tengah menatapnya bingung. Richard menipiskan bibir, terkekeh pelan seraya menarik lengan wanita itu agar lebih dekat. “Kau. Antar. Aku. Kembali,” ujar pria itu dengan nada memerintah. Perkataannya penuh penekanan. Seolah-olah Mina akan mendapat hal buruk jika ia tidak menuruti permintaan pria itu. “Kenapa?” tanyanya tidak mengerti. Yang dibalas dengan bisikan pelan dari Richard. “Aku tidak suka jika laki-laki menyentuhku.” Setelah berkata demikian, Richard menutup rapat matanya. Benar-benar sudah tidak sadar akan situasi yang saat ini sedang terjadi. Sementara Mina hanya mendesah pelan menatap Richard di hadapannya. Diliriknya kembali jam berbahan berlian yang melingkar di tangan. Mina bisa saja menyuruh orang lain untuk mengantarkan Richard kembali. Namun, ia masih harus berpikir dua kali, sponsor terbesar pada film Vivian’s Romance itu adalah pria ini. Akan sangat mustahil jika film itu naik ke rating paling atas tanpa bantuan Richard. Dan jika ia membantah perkataan yang baru saja Richard ucapkan, dirinya tidak bisa untuk berpikir tenang. Hanya dengan sekali jentikan jari, ia bisa terjerat banyak masalah jika pria itu telah berkehendak. Dan saat ini Mina dihadapkan oleh dua pilihan sulit, kenyataan yang membuatnya dilema. Mina bingung, antara harus pulang sekarang atau mengantarkan Richard terlebih dahulu. Jika ia kembali lebih larut, ia khawatir akan keterlambatan sesi pemotretan besok pagi, dan managernya pasti akan memberikan omealan super pedas padanya. “Aku belum pernah segelisah ini sebelumnya.” Mina menghela napas pendek, ia kemudian menarik tangan Richard dan memapah pria itu untuk keluar. “Aku yang akan mengantarnya,” ujar Mina saat ia melihat tatapan bingung dari yang lain. Mereka mengangguk sedikit ragu kala tubuh kecil Mina berkali-kali limbung ke samping karena harus menahan beban Richard.  Masa bodoh. Mina tidak peduli, ia rela jika Keinan akan memarahi dirinya besok. Ia lebih tidak rela jika harus kehilangan pekerjaannya. . . . Meski tidak butuh sampai sepuluh menit untuk menuju hotel di depan, Mina rasa dirinya telah berkorban keras. Memapah Richard yang badannya jauh lebih besar darinya membuat keringat di dahi bercucuran. Terlebih ia masih harus mengantar pria itu untuk menaiki lift sampai pada ruangan pria itu. “Astaga. Kenapa dia memesan kamar di lantai paling atas?” Mina tidak dapat menahan dirinya untuk tidak mendengkus. Ia harus menunggu sedikit lama untuk sampai di lantai 21 hotel ini. Dan tangan Richard yang mengalung di bahunnya semakin mengerat kala pintu lift telah terbuka. Dengan susah payah, tubuh mungil itu berjalan sedikit sempoyongan. Berusaha menggesek kartu untuk membuka pintu. Sembari menyangga tubuh Richard, perlahan Mina berjalan masuk. Ia membaringkan pria yang merupakan CEO Eflic itu ke ranjang dengan hati-hati. Tidak lupa ia mengusap keningnya yang basah diikuti helaan napas panjang. Rasa-rasanya ia begitu lelah, ingin segera pulang, mandi, dan tidur. Semua itu sudah terbayang jelas di kepalanya saat ia berbalik dan berniat pergi. Namun, belum sempat ia mengambil langkah pertama, ekspetasi tentang kepulangannya dipatahkan oleh seseorang yang tiba-tiba menarik tangannya dengan cepat. Membuatnya tidak dapat menahan diri untuk tidah terjatuh di atas pria itu. Mina melotot, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Tangan besar yang berada di punggungnya menahan dirinya untuk pergi, sementara napas Richard yang hangat terasa sangat jelas menyapu kulit lehernya. “Mina ….”  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.2K
bc

My Secret Little Wife

read
92.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook