bc

About Biya With The Cafe

book_age16+
679
FOLLOW
2.5K
READ
billionaire
friends to lovers
drama
city
office/work place
small town
friendship
virgin
office lady
like
intro-logo
Blurb

Malam semakin larut, terlihat angin berhembus lebih kencang dari biasanya. Saat ini Biya masih berada di cafe. Dia sedang membersihkan sisa-sisa makanan dan minuman. Tinggal dirinya seorang diri disana. Dia kerja lembur karena beberapa hari yang lalu dia mangambil cuti sehari untuk memenuhi undangan pernikahan. Tidak lama Biya dikejutkan suara bel pintu cafe yang berbunyi. Biya langsung menoleh dan mengucapkan "maaf cafe sudah tutup, silahkan datang lagi besok" namun pengunjung itu terus berjalan masuk kedalam cafe. Dia berjalan ke tempat Biya berada.

"Maaf nona, bisakah kau buka lagi? Tidak lama, hanya sekitar 30 menit. Aku sudah tidak menemukan cafe buka disekitar sini" Melihat pengunjung tadi yang datang dengan setelan kemeja kerja, Biya berpikir jika pengunjung kali ini memang ingin bermaksud serius dengan perkataannya. Akhirnya Biya pun memberi waktu 30 menit kepada pengunjung itu. Ketika pengunjung itu menikmati kopi dan kue tiba-tiba datang seorang wanita. Dia juga memakai setelan jas seperti pulang kerja. Wanita itu menghampiri pengunjung itu dan memakinya. Biya hanya bisa diam dan tidak ingin ambil pusing. Namun ketika wanita itu akan pergi, dia mengecup pipi pengunjung itu dan berkata "cepat pulang nanti Mom mencarimu" lalu wanita itu pergi sambil tersenyum miring kepada Biya. Selesai menikmati kopi dan cake, pengunjung itu pun membayar ke kasir. "Jadi berapa Biya?" Biya dibuat terkejut karena tiba-tiba pengunjung itu menyebut namanya. "Tenanglah aku hanya membaca tanda pengenal dibajumu. Aku Hafin, kantorku berada diujung jalan sana. Ummm terima kasih atas waktunya. Aku akan sering berkunjung kemari". Pengunjung itu langsung pergi. Sejak saat itu entah mengapa Biya terus memikirkan pengunjung yang bernama Hafin itu. Dari situlah Biya mulai menyukai pengunjung cafe itu. Dia adalah Hafin Yafky.

chap-preview
Free preview
Bagian 1 : YOU
Biya Fika itulah namaku, Orang - orang biasa memanggilku Biya. Saat ini aku bekerja di sebuah cafe. Cafe itu milik sahabatku Sifa. Dia yang mengajakku bekerja di cafe miliknya. Meskipun aku seorang karyawan di cafenya, Sifa masih memperlakukanku sebagai sahabatnya, aku sangat berhutang budi kepadanya. Akhir - akhir ini jantungku selalu berdegup kencang saat sedang bekerja. Aku tak menyangka akan dipertemukan dengan manusia seperti dia. Kata Sifa dia manusia yang baik hati. Disinilah pertama kali aku melihatnya. Ya! Hafin Yafky. *** "Totalnya 55ribu" Ucap Biya kepada pengunjung cafe, Pengunjung itu pun membayar. "Terima kasih.. silahkan datang kembali.. " *** Malam sudah larut, Cafe akan segera tutup. Biya bergegas beres - beres. Namun tiba - tiba datang seorang pengunjung. "Maaf cafenya sudah tutup.. Silakan datang lagi besok.. " Ucap Biya, "Bisakah kau membukanya lebih lama lagi? Sekitar 30 menit, aku sudah tak menemukan cafe buka ditempat lain" Pinta seseorang itu, Biya melihat jam di pergelangan tangannya. "Sepertinya masih tidak terlalu larut malam" Batin Biya, "Baiklah.. " Biya tersenyum kepada seseorang itu. "Ah terima kasih" Seseorang itu tersenyum kepada Biya. "Anda mau pesan apa pak?" "Kopi saja" "Baik.. Silakan duduk.. saya buatkan dulu" Pria itu pun duduk. *** 5 menit berlalu, Biya memberikan kopi itu. "Silahkan dinikmati.. " Biya tersenyum kepada pria itu. "Terima kasih" Biya meninggalkan pria itu dan menuju ke kasir. Nampak pria itu sedang serius mengerjakan sesuatu lewat tabletnya. "Mungkin dia sedang terdesak dengan pekerjaannya" Batin Biya, Biya pun melanjutkan pekerjaannya. *** Tiba - tiba seorang wanita datang dan duduk disebelah pria itu. "Kau kenapa malah kesini? bukannya pulang" "Aku belum selesai kak, pulang saja dulu, nanti aku menyusul" "Kau lupa? aku tak membawa kendaraan hari ini" "Astaga.. Maafkan aku, ini pakai saja" Pria itu memberikan sebuah kunci dan wanita itu menerima kunci tersebut. "Pintar.. Kau pulang jam berapa?" Imbuh wanita itu, Pria itu menghela nafas panjang. "Bisakah kau tidak membuatku buru - buru?" "Baiklah.. kalau begitu aku pulang" Wanita itu mengecup sebelah pipi pria itu. "Ya, hati - hati" Wanita itu tersenyum kepada pria itu dan beranjak pergi. Wanita itu melihat Biya dan tersenyum. Biya pun membalas senyuman wanita itu. Wanita itu pun pergi. *** 30 menit berlalu, nampak pria itu sudah selesai meminum kopinya. Dia berjalan ke tempat kasir. "Berapa.. " Pria itu mencari identitas Biya diseragam Biya. "Berapa Biya?" Imbuh pria itu, Biya pun terkejut. "Eh anda tau nama saya? Ujar Biya kaget, "Eh jangan terkejut seperti itu, aku membaca identitas diseragammu" Jelas Hafin dengan panik, "Ah.. " Biya baru menyadari kelupaannya. "Maaf membuat anda panik" Imbuh Biya, "Uh tidak perlu minta maaf, saya hanya menjelaskan saja" "Namamu Biya Fika?" Imbuh pria itu, "Iya pak, itu nama lengkap saya, saya biasa dipanggil Biya" "Aku Hafin, panggil saja Hafin" Hafin mengulurkan tangan kepada Biya. Biya terkejut melihatnya. "Salam kenal Biya.. " Ucap Hafin tersenyum kepada Biya, Biya pun tersenyum dan menyambut uluran tangan Hafin. "Ah iya, salam kenal juga Hafin.. " Biya tersenyum kepada Hafin. "Oh iya terima kasih sudah memberikan waktunya" "Ah iya sama - sama.. " Biya tersenyum. "Jadi berapa totalnya?" Tanya Hafin, "Ah totalnya 50rb" Jawab Biya gelagapan, Hafin pun memberikan uangnya. "Terima kasih, silahkan datang kembali.. " Ucap Biya sambil tersenyum, Hafin pun pergi meninggalkan cafe. Malam semakin larut, Biya bergegas untuk pulang. "Apa aku baru saja mendapat kenalan?" Batin Biya tak percaya, *** Biya sedang berjalan ke rumahnya. Tiba - tiba sebuah mobil berhenti dihadapannya. "Bi.. " "Sifa?" Sifa berjalan ke tempat Biya. "Hei Bi.. Kenapa kamu baru pulang?" "Ah tadi, tiba - tiba ada pengunjung datang waktu aku sedang beres - beres" "Kenapa tidak kamu kasih tau kalau sudah tutup?" "Sudah kok, tapi ya sudahlah.. tadi belum terlalu larut" "Tapi sekarang sudah larut Bi" "Hehe nggak apa- apa Fa, eh kamu kok lewat sini sih?" "Aku mau ke cafe Bi" Sifa membuang nafasnya karena kesal. "Ada apa?" "Kunci rumahku ketinggalan di ruang kerja" "Astaga.. Aku temani mengambilnya" Ujar Biya, "Ah tidak perlu Bi, aku ambil sendiri saja, kamu pulang saja sudah malam" "Kamu yakin?" "Ya!" "Baik, aku pulang dulu ya" Biya memeluk Sifa dan berjalan pulang. "Hati - hati Bi.. " Sifa melambaikan tangan kepada Biya. *** Biya pun sampai dirumahnya. Dia merebahkan badannya diatas kasur. "Hah.. Capek" Tiba - tiba Biya terpikirkan pria di cafe. "Sudah lama aku tidak menjalin hubungan, apa dia akan datang lagi ke cafe?" Batin Biya, Biya beranjak bangun dan pergi ke kamar mandi. Selesai mandi Biya pergi ke ruang tamu untuk menonton televisi. "Loh mas belum tidur?" "Eh Biya" Ujar Hasan terkejut, "Belum nih, masih lihat televisi" "Lihat apaan sih?" Biya membanting badannya disamping Hasan. "Ah aku nggak suka acara beginian.. " Imbuh Biya, Biya pun merebut remotnya. "Eh eh jangan Bi" Hasan merebut remotnya kembali. "Ih, aku takut lihatnya mas.. " Rengek Biya, "Nggak akan didatangi kok" "Astaga manusia ini.. " "Makan aja camilan nya jangan banyak bicara, oke?" "Ih, apaan sih" Biya pun merebut makanan yang akan dimakan Hasan. "Bi..!" Teriak Hasan, "Haha.. Dapat" Biya memakan makanan tersebut. "Dasar.. " Hasan kembali mengambil makanannya. Biya kembali merebut makanannya. "Astaga.. " "Anak ini minta ditonyor dulu baru diem" Imbuh Hasan, Hasan pun menggelitik perut Biya. "Haha.. Awh awh" Ujar Biya, "Rasain, hehe" Ujar Hasan, "Udah mas ampun.. " "Haha.. Mangkanya jangan usil" Hasan menyentil hidung Biya. "Jangan tarik hidungku" Biya mengangkat telunjuknya. "Haha.. " Hasan menarik hidung Biya. "Akh.. Kan udah aku bilang jangan ditarik, sakit tahu?" "Hihihi..hihihi.. " Backsound acara televisi berbunyi nyaring. "Huaaaa apaan mas.. " Biya teriak sambil menutup telinga. "Hahaha.. " Hasan tertawa keras. "Ih, malah ketawa sih" Ujar Biya kesal, "Pffft.. Tuh suara televisi" "Mangkanya ganti aja yang lain" Biya merebut remotnya namun dia tidak mendapatkannya. "Eh jangan Bi.. Aku masih lihat ini" Hasan kembali menggelitik Biya. "Ih mas geli tau?" "Haha mangkanya diem, duduk yang manis, nikmati acaranya pfft.. " "Ah dasar.. " "Kalau gitu nanti anterin aku ke kamar" Imbuh Biya, Hasan tidak menggubris ucapan Biya. "Mas!" Panggil Biya, "Mas..?" Biya menggoyang - goyangkan badan Hasan. Namun Hasan masih tidak menggubrisnya. "Mas!" Biya menggelitik perut Hasan. "Eh apaan sih geli tau, aku lagi konsen lihatnya" Biya terus melakukannya. "Hehe.. " Ucap Biya, "Eh geli Bi.. Astaga.. " Imbuh Hasan, "Mangkanya dengerin" "Iya.. Iya.. Nanti aku anterin kalau nggak ketiduran" Hasan melirik Biya sambil menahan ketawa. "Dasar.." "Haha.. " Biya pun terpaksa menonton acara televisi yang kakaknya tonton, mereka pun menontonnya sampai larut malam. *** "Bi! bisakah membantuku sebentar?!" "Ada apa mas?! Aku masih dikamar mandi!" "Ah kau lama sekali didalam!" "Maaf! Selesai mandi aku bantu!" "Nggak usah, udah mau selesai, langsung sarapan saja! " "Ah masakanmu yang terbaik!" "Cepat selesaikan dulu mandimu!" "Ya!" Hasan pun menunggu Biya dimeja makan. *** 10 menit berlalu, Biya sudah siap untuk sarapan. "Wah!" "Ayo makan" "Kau masak banyak hari ini" "Mulai sekarang kau bawa bekal saja sepertiku, kau sudah mulai pulang larut malam" "Tapi aku bisa makan menu di cafe, itu pun gratis" "Lebih enak masakanku" "Hehe.. Baiklah mulai hari ini aku akan bawa bekal" "Bagus" Selesai sarapan mereka pun berangkat bekerja. *** "Hai Bi! Kau datang bersama kakakmu?" "Iya" "Mana dia?" "Kau mencarinya?" " Aku ingin melihat kakakmu" "Dia jelek sekali, nanti matamu bisa rabun" "Haha kau tega dengan kakakmu sendiri" "Menurut ku dia manis.. " Imbuh Sifa, "Haha lama - lama kau terkena penyakit ayan" "Kenapa?" "Kau kejang - kejang setiap melihatnya, apa itu bukan ayan?" "Kau jahat Bi.. Dasar.. " "Hei tak usah melemparku dengan lap kotor itu.." "Biar tau rasa.. Haha" *** Terdengar bel pintu berbunyi tanda ada pengunjung yang datang. "Selamat datang.. " "Ah ku kira pengunjung ternyata kau" Imbuh Biya, "Hai bebi, maaf mengagetkanmu hehe" Luis adalah seorang pemilik toko bahan kue, dia biasanya mengirimkan beberapa bahan kue ke cafe, dia mengirimkan atas dasar sukarela, namun terkadang cafe juga memesan bahan kue di tokonya. Dia sangat tertarik dengan Biya, Biya juga senang ada yang tertarik dengannya meskipun yang tertarik adalah manusia seperti Luis, sedangkan Sifa dia selalu mengganggunya. Kehadiran Luis membuat suasana menjadi receh sekali. Funfact Luis : Dia seorang laki - laki lemah gemulai, mangkanya Sifa selalu mengganggunya. "Kau selalu muncul tiba - tiba, terkadang dari pintu belakang terkadang menembus jendela" "Hei Sifa.. Pagi - pagi sudah menakutkanku" "Kau yang menakuti cafeku.." "Kau pikir aku hantu?" "Astaga.. Beb, masak aku di bilang hantu?" Imbuh Luis menjawab Sifa dan mengajak Biya mengobrol, "Kau sendiri yang bilang dirimu hantu, astaga.. " Sifa menggeleng - gelengkan kepala. "Hehe iya Lu, kau sendiri yang bilang, apa kau akan menembus tembok juga?" "Ah kalian selalu mengataiku" "Aku suka masuk dari pintu mana saja" Imbuh Luis, "Untung aku yang punya cafe" "Pfft.. " Luis menahan tawa. "Oh iya, kau mengirim apa hari ini, yang kemarin sudah habis karena banyak yang memesan kue, kata mereka kuenya enak, ada yang bilang kue bisa dibilang enak karena bahan yang digunakan terjamin" "Ah apa kau sedang memuji tokoku hehe" "Dasar.. " "Pfft.. Hari ini aku bawakan gula loh.." "Terima kasih, kau rekan yang baik" "Ah iya dong.. " "Mulai deh lemah gemulai" Ujar Biya, "Apaan Beb?" "Nggak.. " "Ih,!" "Ada lagi yang kau bawa?" Tanya Sifa, "Maaf aku hanya membawa gula.." "Ah tak apa, aku sangat berterima kasih" "Sama - sama.." "Aku balik dulu kalau begitu" Imbuh Luis, "Kau tak memesan makanan atau minuman dulu?" "Lain kali saja Fa" "Ah baiklah, hati - hati" "Ya.. Bye beb aku pulang.. " "Ya.. Hati - hati" Hari ini Luis mengirimkan gula ke cafe Sifa. Sifa pun masuk ke dalam ruang kerjanya. Di dapur beberapa karyawan sedang memasak dan membuat kue. Sifa berjalan ke dapur untuk melihat karyawannya bekerja. Sifa meminta untuk membuat kue yang terbuat dari gula. "Tolong buat lemon bars, gulanya ada didepan silahkan diambil" "Baik.. " Sifa pun kembali ke ruang kerjanya. Jam menunjukkan pukul 12 siang. Hafin masih berkutat dengan pekerjaannya. Akhir - akhir ini dia sering begadang karena pekerjaan yang menumpuk. Hafin jarang berlibur, pekerjaan yang menuntutnya bekerja lebih keras, karena perusahaan yang dia pegang merupakan perusahaan yang diberikan oleh kakeknya. Sedangkan kakaknya memegang perusahaan yang lain lagi. Mereka sama - sama diberi amanat untuk mengembangkan perusahaan milik kakeknya. Kakeknya memiliki beberapa perusahaan, perusahaan yang lain juga diberikan kepada anak - anaknya termasuk orang tua Hafin. "Sayang.. " "Mau apa kesini Vi?" "Mengajakmu makan sayang, aku sudah buatkan untukmu" "Benarkah.. " Ujar Hafin sambil mengerjakan pekerjaannya. "Apa kau akan terus mengerjakannya?" "Ah maaf" "Berhentilah sebentar Fin.. " "Baiklah.. " "Apa kau sudah bisa memasak?" "Kau mengejekku?" "Tidak sayang hehe maafkan aku" Hafin pun makan bersama Sakhi. Sakhi adalah tunangan Hafin, hubungan mereka berjalan 2 bulan. Vi adalah panggilan kesayangan Hafin yang artinya milikku. Orang tua Sakhi bekerja diluar negeri. Sakhi tinggal sendiri karena sedang berkuliah. Hampir setiap hari Sakhi membawakan makan untuk Hafin. "Ummm kelihatannya enak.. " "Jangan hanya dilihat Fin, ayo coba.. " "Iya.. Kau tidak bisa sabar" "Bagaimana masakanku kali ini?" "Apa kau sudah mencobanya?" "Ah apa tidak enak?" "Kau sudah mencobanya atau belum?" "Belum hehe" "Kau coba ini" "Kya.. " Teriak Sakhi sambil memeluk Hafin. "Enak sayang.. " Imbuh Sakhi, "Selamat kau berhasil" "Kau senang?" Tanya Hafin, "Ya!" "Kau lucu sekali" Hafin mengecup rambut Sakhi. "Kau pikir aku anak kecil?" "Memang kau masih kecil Vi" "Dasar.. " "Hehe.. Ya sudah kita makan sekarang" Mereka pun makan siang bersama. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Biya diajak Sifa pergi membeli makanan kaki lima dipinggir jalan. "Bi yang jualan masih ada nggak ya?" "Nggak tau Fa, masih belum terlalu sore sih" "Semoga masih buka" Nampak penjual itu masih berjualan ditempatnya, Sifa dan Biya segera menghampirnya. "Saya kira sudah tutup pak?" "Belum non, sekarang jualannya sampai malam" "Wah enak dong bisa bolak balik beli hehe" "Hehe silahkan non" Selesai membeli mereka kembali lagi ke cafe. "Brukk.. Aduh" "Fa kamu nggak apa - apa?" "Ah maafkan saya" "Kalau jalan lihat - lihatlah" "Loh Hafin" "Anda tau nama saya?" "Sayang ada apa?" "Ah, aku tak sengaja menabrak orang" "Ah, maafkan kekasih saya, dia tidak sengaja" " Kenapa kau tidak hati - hati " Tanya Sakhi lirih, "Aku sedang buru - buru tadi" Jawab Hafin lirih, "Ah tidak apa - apa, lain kali hati - hati" "Apa ada yang terluka?" "Ah tidak ada kok" "Maafkan saya" "Ya tak apa" "Saya jalan dulu, mari.. " "Iya hati - hati, sekali lagi maafkan saya" Sifa tersenyum kepada Hafin dan Sakhi dan meninggalkan mereka berdua. Sesampainya di cafe Biya duduk di meja kasir sambil termenung. "Ternyata dia sudah punya kekasih, dia pun tidak mengenaliku tadi" "Bi.. " Teriakkan Sifa membuyarkan lamunan Biya. "Ah iya Fa.. Ada apa?" "Hei kau tidak fokus, lihat! Didepan kasir ada yang mau membayar" "Astaga..!" Biya langsung berdiri. "Maafkan saya sudah membuat anda menunggu" "Bagimana sih mbak?" "Ah maafkan saya.. " "Ya sudah, totalnya berapa?" "Semuanya 120 ribu.. " Pengunjung itu memberikan uangnya. "Terima kasih.. Selamat datang kembali.." "Hei kau tak apa?" Tanya Sifa sambil berjalan menuju ke tempat Biya berada, "Aku teringat seseorang Fa" "Siapa? Orang yang menabrak ku tadi?" Biya mengangguk. "Kau mengenalnya dimana?" "Dia pengunjung yang tadi malam" "Tapi dia tidak mengenalimu" "Mungkin dia lupa" Sifa menghela nafas. "Hei tidak usah dipikirkan, kau tidak lihat dia sedang bersama kekasihnya?" "Ah.. Kau benar, aku hanya berkhayal saja" "Tidak Bi, kau tidak akan jadi orang ketiga kan?" "Astaga.. Lihat lah aku dibanding wanita itu mana mungkin Fa" Sifa melihat dari bawah sampai atas. "Pantas saja Luis sangat menyukaimu" "Kau menjijikkan Fa.. " "Hei tak usah melemparku dengan lap itu.. " "Haha kau pantas mendapatkannya" "Dasar.. " "Haha.. "

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.3K
bc

HYPER!

read
556.2K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.3K
bc

Marriage Not Dating

read
549.6K
bc

LIKE A VIRGIN

read
840.6K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.8K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
922.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook