bc

Madu Dari Suami

book_age18+
1.3K
FOLLOW
9.5K
READ
like
intro-logo
Blurb

Blurb

Meninggalkan kekasih yang sangat di cintai bukanlah keinginan dari Arga Dirgantara, tapi bagaimana lagi dia benar-benar nggak bisa menolak perintah ibunya, saat di jodohkan dan harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak dia kenal.

Menikah karena perjodohan menurut Arga bagaikan masuk di dalam penjara, apalagi dia harus menyembunyikan pernikahan itu dari Farah wanita yang masih menjadi kekasihnya.

Meskipun Arga dan istrinya sudah sah menjadi sepasang suami istri namun dia sama sekali belum memberi hak kepada istrinya, berbulan-bulan mereka satu rumah namun bagaikan orang asing, Ningrum menyadari bahwa suaminya tidak pernah mencintainya untuk itu dia terus bersabar menunggu keajaiban semoga suatu hari nanti Arga memberi hak yang wajib dia terima sebagai istri.

Hingga sepuluh bulan berlalu ibu Sastro merasa hawatir kenapa menantu kesayangannya belum juga hamil, tanpa sepengetahuan Arga dan Ningrum, ibu Sastro membuat ramuan jamu untuk libido dan jamu agar Ningrum cepat hamil, karena pengaruh jamu itulah akhirnya Arga memberi haknya.

Dengan kehamilan dan kebaikan sifat Ningrum lambat laun Arga bisa menerima Ningrum sebagai istrinya, dan Arga memutuskan untuk meninggalkan Farah Dilla wanita yang sangat di cintainya.

Hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun, Arga pindah tugas di Kalimantan dan disanalah Arga bertemu kembali dengan Farah, cinta lamapun bersemi kembali, Farah merasa Arga adalah miliknya ditambah lagi pesona Arga dimata Farah semakin luar biasa, Arga semakin gagah dan dari segi financial Arga sudah mapan, akhirnya merekapun menikah, tanpa Arga ketahui sebenarnya Farah masih bersetatus suami orang namun mengaku janda.

Masa tugas di Kalimantan berakhir, Arga kembali ke kerja di kantor pusat yaitu di kota Batam dimana anak dan istrinya tinggal.

Farah kecewa dengan berbagai cara dia ingin menaklukan Arga, sampai dia menemukan cara yaitu memberi Arga pelet darah haid, dengan pelet itu Arga menjadi tunduk, sebenarnya pelet itu sudah di berikan oleh Farah sebelum dia menikah

chap-preview
Free preview
Madu Dari Suami
Prolog Meninggalkan kekasih yang sangat di cintai bukanlah keinginan dari Arga Dirgantara, tapi bagaimana lagi dia benar-benar nggak bisa menolak perintah ibunya, saat di jodohkan dan harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak dia kenal. Menikah karena perjodohan menurut Arga bagaikan masuk di dalam penjara, apalagi dia harus menyembunyikan pernikahan itu dari Farah wanita yang masih menjadi kekasihnya. Meskipun Arga dan istrinya sudah sah menjadi sepasang suami istri namun dia sama sekali belum memberi hak kepada istrinya, berbulan-bulan mereka satu rumah namun bagaikan orang asing, Ningrum menyadari bahwa suaminya tidak pernah mencintainya untuk itu dia terus bersabar menunggu keajaiban semoga suatu hari nanti Arga memberi hak yang wajib dia terima sebagai istri. Hingga sepuluh bulan berlalu ibu Sastro merasa hawatir kenapa menantu kesayangannya belum juga hamil, tanpa sepengetahuan Arga dan Ningrum, ibu Sastro membuat ramuan jamu untuk libido dan jamu agar Ningrum cepat hamil, karena pengaruh jamu itulah akhirnya Arga memberi haknya. Dengan kehamilan dan kebaikan sifat Ningrum lambat laun Arga bisa menerima Ningrum sebagai istrinya, dan Arga memutuskan untuk meninggalkan Farah Dilla wanita yang sangat di cintainya. Hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun, Arga pindah tugas di Kalimantan dan disanalah Arga bertemu kembali dengan Farah, cinta lamapun bersemi kembali, Farah merasa Arga adalah miliknya ditambah lagi pesona Arga dimata Farah semakin luar biasa, Arga semakin gagah dan dari segi financial Arga sudah mapan, akhirnya merekapun menikah, tanpa Arga ketahui sebenarnya Farah masih bersetatus suami orang namun mengaku janda. Masa tugas di Kalimantan berakhir, Arga kembali ke kerja di kantor pusat yaitu di kota Batam dimana anak dan istrinya tinggal. Farah kecewa dengan berbagai cara dia ingin menaklukan Arga, sampai dia menemukan cara yaitu memberi Arga pelet darah haid, dengan pelet itu Arga menjadi tunduk, sebenarnya pelet itu sudah di berikan oleh Farah sebelum dia menikah dengan Arga, namun setelah Farah tahu Arga akan kembali ke anak istrinya dia mendatangi lagi dukun agar kualitas pelet darah haid di tingkatkan, sejak itu Arga seperti hilang ingatan dan tunduk bertekuk lutut di hadapan Farah. Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Ningrum akan mengalah dan diam saja dengan keadaan ini, semuanya ada di dalam Novel yang berjudul "Madu Dari Suami". Novel ini bener-bener seru, bikin kita emosi bukan hanya itu novel ini juga berisi nasehat bahwa janganlah kita mengambil sesuatu yang bukan hak nya, kita harus percaya bahwa jodoh, rejeki, maut sudah Allah atur, selamat membaca. Bab 1 "Siapa ini Ayah...!" Tanyaku saat suami tercintaku pulang kerja dengan membawa seorang wanita kedalam rumah kami. "Namanya Farah! mulai sekarang dia adalah adik madumu!" Jawabnya tanpa basa-basi, dan langsung menyuruh wanita itu duduk di kursi, sedang suamiku masih tetap berdiri di depanku. Mataku membulat sempurna mendengar apa yang baru saja ayah dari anak-anakku katakan, tiba-tiba hatiku juga terasa sakit bagai tersayat sembilu. "Maksud Ayah?" Aku menjawab dengan suara bergetar tanpa terasa air mataku telah membasahi pipiku. "Dengarkan dulu penjelasanku bund." Jawab suamiku sambil meraih kedua tanganku, namun aku mencoba menepis nya. Tubuhku luruh ke lantai sebab kaki terasa tak kuat lagi untuk menopang badan, mas Arga menuntunku untuk duduk di sofa berhadapan dengan perempuan jalang itu. Aku menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, Cantik! wajahnya sangat cantik tidak seperti aku, bodynya tinggi semampai beda denganku, kulitnya kuning Langsat beda dengan warna kulitku yang coklat seperti gula Jawa, aku terus menatap perempuan di depanku yang sedang menunduk takut. Mungkinkah pesona dia yang telah membutakan mata hati suamiku? tanyaku dalam hati, wanita di depanku membalas tatapan mataku dengan jumawa, seolah tidak ada rasa takut ataupun menyesal. "Sejak kapan ayah mengenalnya!" Kutatap mata suamiku nanar, ingin rasanya aku mencakar wajah tampannya namun aku terus berusaha menahan emosi. "Maafkan ayah bund! Dia ... dia adalah mantan pacar ayah!" Suara suamiku terdengar penuh nada getaran. "Maksud Ayah?" Aku menjawab dengan nada mulai meninggi, sungguh ini bagaikan mimpi di siang bolong, sayangnya ini bukanlah mimpi tapi kenyataan "Iya ... Sebelum ayah menikahi bunda ayah sudah berpacaran dengan Farah, kami saling mencintai dan waktu itu ayah sudah berniat melamar Farah namun semua terhalang sebab orang tua ayah menjodohkan ayah dengan bunda!" Penjelasan suamiku semakin membuat aku muak ingin muntah. "Lalu ..?" Jawabku lemas. "Lalu ...." Mas Arga menatapku sendu ku melihat ada kabut di matanya, menangis kah ia? Atau ... Merasa bersalah padaku, atau ...." "Lalu apa ayah!" Bentak ku dengan isak tangis yang sudah tidak bisa ku tahan lagi, aku tergugu di kursi bagai seorang pesakitan. "Lalu ayah menikahi bunda dan meninggalkan Farah dengan lukanya" Jawabnya tanpa berani menatapku. "Dan sekarang?" Tanyaku lagi dengan tatapan mata menuntut. "Dan sekarang ayah ingin menebus semua kesalahan ayah kepada Farah!" Ucap mas Arga lirih. "Dengan cara apa ayah akan menebusnya" ucapku masih sabar. "Maafkan ayah ... Sebab sudah dua tahun ini ayah menikah dengan Farah tanpa sepengetahuan bunda." Bagaikan di pukul dengan palu khadam kepalaku terasa berputar, namun aku mencoba kuat jangan sampai aku terlihat lemah dihadapan mereka. Kutatap wajah Farah dengan tajam, ingin sekali aku mencakar wajah cantik miliknya lalu menjambak Jambak rambut dan membenturkan kepalanya di dinding, namun aku mencoba menahan segala emosiku. Aku hanya bisa menarik nafas dalam dan mengeluarkan dengan pelan agar pikiranku bisa tenang. Setelah merasa tenang aku membuka suara. "Kalau Ayah sudah menikahi dia selama dua tahun kenapa baru kali ini ayah beritahu bunda?" Aku bicara dengan nada ku buat setenang mungkin. "Sebab Ayah nggak mau bikin keributan di dalam rumah tangga kita!" Jawabnya dengan tenang juga. Oowh begitu? Kataku dalam hati, okey aku akan berusaha nggak bikin ribut menghadapi masalah ini seperti kemauanmu. Ucapku dalam hati dan pergi meninggalkan mereka, kulirik perempuan sialan di depanku, dan kulihat dia tersenyum penuh kemenangan. Aku berlari masuk ke dalam kamar, ku hempaskan tubuhku di atas pembaringan, aku menangis tanpa suara nafasku tersengal dan d**a terasa sesak, hatiku sakit sebab cinta dan kepercayaanku telah di nodai. Namun aku sadar sejak awal pernikahan mas Argha memang tidak pernah mencintaiku, terbayang kenangan masa silam, dimana aku dan mas Arga suamiku di malam pertama beberapa tahun lalu. "Hari ini aku menikahimu, namun hanya ragaku saja yang menikah sedang hati dan pikiranku tidak!" Ucapnya di malam pertama saat kami sah menjadi suami istri. "Aku menikahi kamu karena ibukku yang terus menginginkan kamu menjadi menantunya, sebab aku tak ingin menyakiti hati ibu untuk itulah aku menuruti permintaan nya" Saat itu aku hanya bisa terisak, malam pertama yang seharusnya di lewati dengan perasaan cinta dan kasih sayang namun ini tidak. Malam itu mas Arga tidur di lantai dan aku di atas tempat tidur, begitu setiap malam hingga hampir satu tahun, aku tak berani menuntut apapun namun tetap berusaha melayani mas Arga dengan baik. Satu minggu kami menikah mas Arga memboyong aku ke kota Batam, sebab di kota Batam lah mas Arga bekerja. Meskipun kami satu rumah namun kami bagaikan orang asing, namun semua itu tidak menjadikan aku bersikap semaunya, walau bagaimana Arga Dirgantara adalah suamiku, dan syurga ku ada bersamanya, murka Allah juga ada disana, aku nggak mau menjadi istri durhaka, biarlah suamiku nggak mencintai aku, namun aku percaya pada Dzat pemilik seluruh hati hambaNya aku yakin suatu hari nanti suamiku akan berubah dan mencintai aku. Setiap pagi aku membuat sarapan dan menyiapkan baju kerja untuknya, sejujurnya batinku sangat tersiksa dengan pernikahan ini, namun aku terus berharap dan berdoa semoga suatu saat Allah akan membalikan hati mas Arga agar bisa menerima kehadiranku sebagai seorang istri yang wajib diberi nafkah lahir batin. Hingga di saat lebaran Idul Fitri 10 bukan setelah kita menikah, kami pulang kampung ibu mas Arga bertanya kenapa aku belum juga hamil. "Ningrum ... sudah hampir setahun kalian menikah kenapa kamu belum juga hamil? apa ada masalah di dalam kesehatan kalian!" Saat itu kami sedang makan malam bertiga, kebetulan Ayah dan adik mas Arga sedang menginap di rumah saudaranya, mas Arga hanya dua bersaudara dan adiknya bernama Andini juga sudah menikah. Mendengar pertanyaan ibu aku hanya bisa menunduk, nggak mungkin aku akan berkata jujur kalau selama 10 bulan menikah kami belum pernah melakukan hubungan suami istri, jadi bagaimana aku bisa hamil, sedang aku saja belum pernah di sentuh oleh mas Arga. "Loh ... kok malah menunduk? Arga apa kalian ada masalah dengan reproduksi kalian?" Tanya ibu dengan rasa khawatir. Kulirik mas Arga wajahnya seperti kepiting rebus, entah apa yang dia pikirkan aku juga nggak tahu "Nggak ada Bu! kami baik-baik saja. Benarkan Ningrum?" Mas Arga malah melempar pertanyaan kepadaku, setelah itu berlalu pergi meninggalkan kami. "Loh ... kenapa kamu malah pergi, nggak usah tersinggung ibu nggak ada maksud apa-apa!" Teriak ibu mertuaku namun tidak di gubris olehnya. Mas Arga tidak memperdulikan ocehan ibu, dia tetap melangkah menuju teras rumah. "Susul ... susul suamimu sana!" ibu menyuruhku, dengan berat hati aku menyusul mas Arga. Ibu mertuaku memiliki sifat yang lembut dan penuh kasih sayang, sungguh sangat beruntung sebab beliau menjodohkan aku dengan anaknya, sebab aku hanyalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan saat aku berumur 8 tahun, dan di kota ini aku tidak memiliki keluarga kecuali ayah dan ibu, akhirnya aku di serahkan kepihak panti asuhan oleh tetangga dan panti asuhan lah yang merawat membesarkan dan membimbingku hingga aku hingga dewasa. Pertemuan ku dengan ibu mas Arga di panti asuhan juga tergolong biasa saja, sebab beliau adalah salah satu donatur tetap disana, makin lama kami makin dekat dan ibu mas Arga menyayangi aku seperti ke anaknya sendiri, hingga setelah aku tamat SMA ibu mas Arga memintaku untuk menjadi menantunya. Saat itu aku belum mengenal mas Arga yang aku tahu mas Arga masih kuliah semester akhir di Bandung dan saat aku bercerita kepada ibu panti beliau sangat setuju kalau aku menikah dengan anak ibu Sastro ibunya mas Arga, kata ibu panti yang sudah aku anggap ibu kandung sendiri keluarga Sastro adalah keluarga yang baik dan cukup terhormat. Selang beberapa bulan keluarga mas Arga datang ke panti asuhan untuk melamarku, alangkah terkejutnya aku sebab laki-laki calon suamiku itu memiliki wajah yang sangat tampan dan senyuman yang begitu manis dan itu membuat aku semakin bahagia menerima pinangannya, dan beberapa bulan setelah lamaran kamipun langsung menikah. Ku usap air mataku menghentikan lamunan yang menyesakan d**a. Seandainya waktu itu ibu mas Arga tidak membuatkan jamu kuat untuk mas Arga mungkin sampai sekarang aku tidak bisa memiliki keturunan, namun aku bersyukur sejak aku hamil dan memiliki Nisa buah cinta kami lambat laun sifat mas Arga menjadi lembut dan perhatian, dan saat Nisa berumur 5 tahun Allah kembali menitipkan amanah kepada kami seorang bayi laki-laki yang kami berinama Kamal. Lengkap sudah kebahagiaanku sebab dikaruniai 2 orang anak yang sehat dan pintar juga mewarisi paras ayahnya yang tampan, aku juga punya suami yang perhatian, meskipun aku tahu sebenarnya kasih sayang mas Arga terhadap ku hanya sebuah kewajiban bagi seorang suami terhadap istri saja, namun itu sudah cukup membuat hatiku bahagia, setidaknya cintaku padanya berbalas. Hingga hari ini, di usia pernikahan kami yang ke 12 mas Arga membawa wanita dari bagian masalalunya sebagai madu untukku.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Noda Masa Lalu

read
183.6K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
113.7K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook