bc

THE NEXT KING Indonesia

book_age16+
1.4K
FOLLOW
8.2K
READ
mythology
like
intro-logo
Blurb

Dalam buku pertama yang berjudul MY LORD sudah di kisahkan persaudaraan antara King Alzov dan saudaranya Pangeran Artur yang akhirnya berdamai meski hubungan mereka sempat merenggang.

Di buku kedua THE NEXT KING ini kisahnya juga masih merupakan kelanjutan dari buku pertama MY LORD. Tapi di sini konflik mulai terjadi pada generasi selanjutnya, saat putra dari Pangeran Artur yang merasa terusir dari lingkungan kerajaan akhirnya pergi ke utara untuk mengklaim sendiri tahtanya dari King Alzov yang tidak memiliki seorang putra.

Setelah menumpahkan darah sepupunya sendiri di depan sang Paman , Zontus yang merupakan putra tunggal dari Pangeran Atur itu pergi ke utara untuk merebut singgasana King Alzov dan juga putrinya.

Sayangnya purti King Alzov itu juga bukan wanita yang bisa di tindas, akankah mereka juga bisa berdamai atau justru malah akan menciptakan tragedi baru?

chap-preview
Free preview
COOL BLOOD
PROLOG     sebelumnya sudah di ceritakan tentang kisah persaudaraan antara King Alzov dan adiknya Pangeran Artur yang akhirnya tetap berdamai meski hubungan mereka sempat renggang .   Di cerita selanjutnya ini kisahnya juga masih merupakan kelanjutan dari MY LORD tapi di sini konflik mulai terjadi pada generasi selanjutnya saat putra dari Pangeran Artur yang merasa terusir dari lingkungan kerajaan, dan akhirnya pergi ke Utara untuk mengklaim tahtanya sendiri dari King Alzov yang tidak memiliki seorang putra.   Zontus adalah putra dari Pangeran Artur dan Putri Aurora, sementara Pangeran James adalah putra dari Pangeran Keive, yang kali ini sudah menjadi Raja menggantikan tahta Raja Roland, sehingga otomatis Pangeran James lah yang akan menjadi putra mahkota selanjutnya.   Jadi antara Zontus dan Pangeran James adalah saudara sepupu.   Kenapa akhirnya Zontus membunuh saudara sepunya sendiri, nanti kalian akan tau....         *****       *COOL BLOOD*   Tubuh Pangeran James terhempas kelantai setelah ujung pedang Zontus tepat menembus jantungnya .   "Tiap pertarungan harus ada pemenangnya !" tegas Zontus yang tidak pernah merasa salah akan tindakannya.   "Jangan menyebut tiap tetes darah dari ujung pedangmu sebagai keadilan, karena itu hanya bukti dari keserakahanmu anak muda !"   Kali ini Zontus berjalan mendekati pamannya, Raja Keive.   "Aku tidak menginginkan singgasanamu Paman, karena itulah kubiarkan kau hidup untuk menikmatinya sampai akhir hayatmu kelak, tapi tidak untuk putramu! "   Tunjuk Zontuz dengan ujung pedangnya yang masih meneteskan sisa darah segar bukti kebiadapannya mengakhiri hidup putra pamannya.   Tubuh sepupunya masih tergeletak di lantai dengan bekas luka menganga di d**a yang masih mengeluarkan darah segar.   "Seharusnya adikku tidak melahirkan iblis sepertimu Zontus !"   Senyum sinis hanya tersungging samar dari bibir pemuda itu, seperti tanpa belas kasih dan penyesalan, Zontus segera pergi begitu saja meninggalkan pamannya yang berlutut mengais jasad putranya.   *****     *THE  WICTH*   Raungan kepedihan seolah ikut menggetarkan seluruh langit hutan.   Bahkan sihir tergelappun tak sanggup lagi untuk kembali menghidupkan kekasihnya.   Semua sudah sangat terlambat, bahkan darah penyihirnya pun tak mampu menolong lagi.   Wanita itu hanya bisa menyaksikan sisa tubuh kekasihnya yang telah di bantai dengan sadis dan brutal oleh sepupunya sendiri. Luka menganga itu terlihat melintang membelah dadanya, benar-benar kekejihan yang tidak layak untuk dia maafkan. kemurkaanpun seolah mengisi seluruh rongga dalam tubuhnya.   Jemarinya mulai bergetar hebat, menahan kepedihan dan kemurkaan yang hampir membuat tubuhnya ikut meledak, seketika triakan penyihir wanita itu seperti raungan kepedihan yang  ikut memenuhi langit hutan.   Dendam seorang penyihir wanita, jelas bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan.   *****   Kapan semua di mulai...?   Pangeran James sudah bersumpah dengan darahnya untuk mendedikasikan seluruh hidupnya sebagai pemburu darah penyihir.   Sejak manusia mulai memburu para penyihir, sebenarnya mereka sendiri tidak paham dengan mahluk apa yang sedang mereka buru.   Ada banyak garis darah berbeda dari tiap keturunan, garis paling murni adalah hal yang paling mustahil untuk di kenali, terkecuali oleh garis keturunan yang sama.   Pada suatu ketika Pangeran James sedang mengejar seorang penyihir tanah yang kabur kedalam hutan terlarang,  dan itu adalah kali pertama dia memasuki rimba gelap tersebut. Pangeran James tidak punya pilihan, penyihir tanah itu sudah cukup meresahkan warga karena sering menculik anak-anak dari desa.   Meski akhirnya Pangeran James berhasil memburu penyihir tanah tersebut dengan anak panahnya, namun Pangeran yang awam mengenai hutan terlarang tidak pernah menyadari bahwa duri semak di tempat tersebut pun cukup beracun untuk membunuh manusia dewasa hanya dalam hitungan jam.   Awalnya Pangeran hanya merasa agak linglung untuk menemukan jalan kembali, saat itu dia belum menyadari efek dari racun tanaman hutan tersebut. Pangeran merasa mulai berhalusinasi dan perlahan pandangannya menjadi kabur sampai akhirnya dia benar-benar kehilangan kesadarannya dan tubuhnya ambruk terhempas ke tanah hutan.   Saat dia kembali sadar,  ternyata dirinya sudah berada di sebuah gubuk kecil sederhana dan seorang wanita seperti sedang mengobati beberapa luka di tubuhnya.   Wanita itu menempelkan semacam ramuan yang baru dia tumbuk kemudian di tutup kembali dengan dedaunan berwarna hijau tua seukuran telapak tangan. Ada cukup banyak dedaunan yang akhirnya menempel di tubuhnya, dan Pangeran baru sadar jika ternyata tubuhnya telanjang dan penuh luka.   Sungguh pangeran James tidak pernah menyangka jika goresan duri kecil saja mampu membuat kulitnya hampir membusuk seperti itu. Dia masih ingat saat sebuah duri mengorea lengannya ketika berlatinke hutan tapi dia tidak pernah menyangka jika luka yang semula nyaris tidak nampak itu sekarang sudah hampir membuat sebagian lagi ngannya membusuk.   "Jangan bergerak," cegah wanita itu saat dia ingin bangkit. "Aku sedang mengobati lukamu."   Sungguh bukan hanya rasa berdenyut di lukanya yang membuatnya tidak nyaman, tentu ketelanjangannya di depan seorang wanita muda itu lah yang jauh membuat sang Pangeran tidak nyaman.   "Bisakah kau memberiku pakaian?"   "Kurasa tidak untuk beberapa hari kedepan, paling tidak tunggu sampai lukamu cukup kering."   Pangeran menatap sepasang netra biru terang dengan surai hitam pekat yang nampak kontras, tapi sungguh ia mahluk terindah yang pernah dia lihat. Entahlah, karena seharusnya manusia tidak nampak seperti itu. Begitu pula insting sang pangeran segera bekerja. Pangeran James segera menghirup nafas dalam untuk memastikan kecurigaannya dan segera merasa lega karena tidak mendeteksi aroma darah penyihir pada wanita muda tersebut. Namun meski demikian tetap tak mengurangi rasa tak nyamannya saat membiarkan seorang wanita menyaksikan ketelanjangnya.   "Siapa namamu? "   "Eluise," jawab gadis itu singkat.   Bahkan suaranya terdengar lembut dan bergema indah ketika terdengar oleh telinganya yang peka.   "Trimakasih," kata pangeran James, "kau boleh memanggilku, James."   Wanita muda itu hanya mengangguk dan tersenyum ringan, dan baru  saat itu Pangeran James memperhatikan sepasang netra biru terang yang seolah menjebaknya bagai mantra sihir.                            Beberapa minggu berlalu dan tak terasa hampir satu bulan wanita itu telah merawatnya, bekas luka Pangeran James pun juga sudah mulai menghilang, namun kedekatan yang terjalin di antara mereka justru membuat mereka enggan untuk berpisah.   "Apa kau akan pergi? "   Pangeran James menggeleng saat menoleh gadis muda yang masih menggosok lembut punggungnya.   Gadis itu tersenyum, rambut panjangnya yang tergerai nampak mengambang di permukaan air yang tenang. Mahluk yang indah itu mulai berenang mengitari sang Pangeran, sampai akhirnya dia berhenti tepat di depanya, mengaitkan kedua kaki di pinggangnya dan menarik tubuh pangeran, membawanya menyelam kedasar telaga. Sampai beberapa saat tubuh mereka berdua kembali muncul di sisi kolam yang lain, masih saling bertautan bagai dua mahluk yang tak terpisahkan, saling melilit dan bergumul ketika mereka kembali berenang dan menyelam.   Selama mereka tinggal bersama sepertinya Pangeran James sama sekali tidak menyadari adanya kejanggalan apapun pada kekasihnya, bahkan Eluise juga tidak peduli meski dengan sadar dia telah menyerahkan diri pada pemburunya.   *****    mari luangkan untuk memberi dukungan untuk cerita ini, kasih Like sebagai hadiah yang sangat berharga buat penulis                                            

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HOT NIGHT

read
603.7K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.5K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
112.2K
bc

Everything

read
277.4K
bc

Hello Wife

read
1.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook