bc

Pretty Man

book_age16+
491
FOLLOW
3.0K
READ
others
drama
comedy
sweet
humorous
like
intro-logo
Blurb

Chua salah target!

Saking putus asanya menulis cerita roman komedi, Chua sampai menerima saran kurang waras dari temannya. Temannya itu mengatakan Chua harus mengajak cowok yang baru masuk ke dalam kafe untuk menjadi pacarnya.

Tapi, masalahnya cowok yang baru masuk ke kafe itu—Lakka! Cowok yang dijuluki sebagai 'cowok cantik' itu punya mulut judes, pedas, bahkan kelewat nyelekit!

Cover by: Canva

chap-preview
Free preview
Prolog
"Gimana caranya supaya gue lancar nulis cinta-cintaan?" "Ya cari pacarlah," sahut temannya. Chua kesal. Ditaboklah bahu temannya. "Apa hubungannya bodoh!" Temannya cemberut. Sambil mengelus bahunya, teman Chua menjawab, "Ada dong. Lo tinggal cari pacar. Bikin diri lo jatuh cinta lebih dulu, baru deh lo tulis!" cerocosnya. "Nulis itu sama kayak mengutarakan perasaan kita. Kalau lo aja nggak ada pengalaman sama cowok, ya gimana lo menyampaikannya kepada pembaca lo?" Benar juga sih ya. Yang dibilang teman Chua nggak ada yang salah. Chua selama ini nggak ada pengalaman apa-apa soal pacaran atau pun yang namanya pendekatan sama laki-laki. Chua anaknya selengekan, bar-bar, tampilan feminim tapi tingkah ngalahin laki-laki. Hobi nongkrong di warung kopi sambil haha-hihi sama teman laki-laki. "Gue ada ide." Teman Chua mencondongkan tubuhnya, kemudian berbisik. "Apaan?" Chua mengikuti pandangan temannya ke pintu kafe. Iya. Chua lagi ngopi di kafe, itu pun gara-gara temannya. Gara-gara kopi gratisan yang diiming-imingi sama temannya ini. Ya namanya juga barusan buka. Kafe masih belum terlalu ramai. Ada sih beberapa pengunjung di beberapa meja, tapi adanya perempuan. Nggak ada laki-lakinya. "Kalau yang masuk ke kafe cowok, lo tembak dia. Ajak pacaran!" Chua menarik dirinya menjauh. Matanya membeliak. Tangannya gatal pengin nabok temannya. "Lo ikutan gila?" Teman Chua mendengus. "Dih. Ini saran gue sebagai temen. Lihat, tuh. Lihat!" Tubuh Chua didorong-dorong temannya sampai berdiri. Benar sih. Ada pengunjung baru yang masuk. Laki-laki berkacamata, tubuhnya nggak tinggi-tinggi banget, tapi cakep bener. Eh, bentar, lebih ke cantik kayaknya. "Buruan!" Temannya memberi Chua aba-aba. Chua berdiri di samping meja sambil memerhatikan laki-laki cantik itu memesan minumannya di kasir. Sembari menyesap minumannya, laki-laki itu mencari tempat duduk. Baru duduk. Baru menarik napas, tahu-tahu ada perempuan menghampirinya, lalu berseru dengan muka nggak nyantai. "Jadi pacar gue. Mau nggak?" tanyanya, sambil membungkukkan badan. Chua tahu ini memalukan. Tapi demi keberlangsungan karirnya sebagai penulis, Chua buang rasa malunya. "Hah?" Bodoh emang. Bodoh banget si Chua sampe mau menerima saran sesat dari temannya. Kalau bukan untuk keperluan menulisnya, Chua nggak bakal segila ini. Chua butuh inspirasi. Chua butuh seseorang yang bisa membangkitkan perasaan berbunga-bunga dari dirinya yang bodoh soal cinta. "Lo salah orang?" Satu kalimat itu meluncur dari si laki-laki. "Sori, emang kita kenal?" Chua yang selengkan. Chua yang bar-bar. Chua yang seradak-seruduk. Kayaknya mulai kehilangan urat malunya sekarang. Demi novelnya. Demi keberlangsungan hidupnya menjadi penulis, Chua rela mempermalukan dirinya sendiri. "Lo jawab aja. Mau nggak?" "Nggaklah." Laki-laki berwajah cantik—tapi nada bicaranya yang kelewat ketus, bikin Chua mendengus. "Tunggu. Tunggu!" Chua makin gila. Dia sampe lari-larian mengejar laki-laki tadi. "Tolong minggir. Bisa?" "Nggak." Chua menggeleng. "Jadi pacar gue dulu. Baru gue minggir." "Sinting." Chua—perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu nggak tahu aja siapa yang sedang dia hadapi sekarang. Kalau dilihat, laki-laki ini wajahnya kalem, cantik, tapi asal Chua tahu aja, ya, Lakka—laki-laki yang lagi dia halangin jalannya ini orangnya super ketus. Senyum seadanya, sekali ngomong nggak enak banget. "Gue nggak doyan laki-laki berwujud perempuan." Chua mendelik. Yang barusan dimaksud Lakka, dia gitu? "Gue perempuan, bodoh!" maki Chua. Asal kalian tahu. Lakka dan Chua adalah manusia yang berbanding balik. Kontras banget. Lakka yang memang sejak dulu mendapatkan julukan 'cowok cantik' beda sama Chua—yang gayanya cowok banget. Kalau ngomong suaranya keras ngalahin petir. Okelah, si Chua berpakaian kayak perempuan pada umumnya. Cukup feminim. Tapi, gaya bicaranya, cara berjalannya, sampai ke hal-hal kecil lain lebih cocok dibilang mirip laki-laki. Sedangkan Lakka, punya tampilan soft. Kalau Chua? Mm ... nggak tahu deh, ya.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.0M
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

Loving The Pain

read
2.9M
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook