TAKDIR CHAYRA

Seperti biasa sepulang sekolah Chayra langsung menuju masjid disekolahnya untuk melaksanakan sholat dhuhur dulu. Seusai sholat laman2 dia mendengarkan seseorang lelaki yang mengalunkan ayat2 suci Alquran yang sangat merdu dan begitu menenangkan hati. Chayra seakan terhanyut terbawa dalam alunan ayat-ayat itu hingga dia dikejutkan oleh suara Tiara dan tepukannya kebahu Chayra. "melamun aja sejak tadi, hayo... mikirin apa coba" "Ah kau Tiara mengagetkan aku aja, aku hanya terbawa dengan suara alunan ayat2 itu yang begitu menentramkan hati. Rasanya begitu damai..." jelas chayra kepada sahabat satu2nya itu. "tahu gak Chay itu suara siapa tadi?" tanya Tiara dan Chayra hanya mengendurkan bahu aja tanda dia tak tahu siapa itu. "Itu tadi Azzam yang membaca, dia memang sering membaca tapi tidak tiap hari sih" jelas Tiara menjawab pertanyaannya sendiri. "Oh ya... Tapi aku kok gak pernah dengar ya dan baru pertama ini aku mendengarnya" "masa sih Chay, ini pertama kalinya kamu mendengarkan suara Azzam mengaji?" tanya Tiara tak percaya "beneran aku gak bohong, ini pertama kalinya aku dengar suara dia mengaji" Tiara menatap chayra dan memang tidak terlihat kebohongan dari kata2 chayra tadi. "Ah sudahlah yuk kita pulang" ajak chayra karena sejak tadi perutnya sudah sangat lapar dan dia sudah tak sabar ingin menyantap masakan bundanya yang sangat lezat sedunia menurut Chayra. Akhirnya mereka berdua berjalan bersama pulang kerumah masing2. "Assalamu'alaikum" salam chayra ketika akan memasuki rumahnya dan dia langsung menuju meja makan karena sejak tadi dia sudah sangat kelaparan. "Wa'alaikumsalam" jawab mama Chayra. "ganti baju dulu gih sana sayang, kebiasaan deh langsung makan" lanjut mama. "habis dah lapar banget ma dan aku tuh dah membayangkan segera menyantap masakan mama" ucap Chay acuh dengan perintah mamanya untuk berganti baju dan sambil menyengir tipis. setelah selesai makan Chay langsung menuju kamarnya. setelah itu dia langsung menuju kamar mandi untuk mandi karena sebentar lagi sudah memasuki waktu ashar. setelah mandi Chay siap2 mau sholat ashar karena sayup2 sudah terdengar suara adzan. diambilnya mukena di kursi dekat kasurnya itu dan kemudian dipakainya. Seusai sholat tidak lupa chayra berdoa mendoakan kedua orangtuanya dan juga semua saudara juga teman dan sahabatnya tidak lupa dia juga berdoa untuk diri sendiri. "Ya Allah hanya Engkaulah pemilik hati ini, ampunilah hamba yang diam2 menyimpan perasaan untuk seorang lelaki bernama Azzam. hamba salah dan merasa berdosa ya Allah. jikalau memang Azzam adalah jodoh hamba yang menurut engkau adalah yang terbaik buat hamba maka pertemukan lah hamba kelak dengannya dan apabila dia bukan yang terbaik buat hamba maka jauhkanlah hamba darinya dan hilangkan lah rasa ini biar tidak akan ada yang tersakiti kelak. Karena sesungguhnya hanya Engkaulah Yang Maha mengetahui. dan sejatinya apa yang terbaik menurut Engkau sudah pasti terbaik buat hamba dan yang menurut hamba terbaik belum tentu yang terbaik menurut Engkau dan belum tentu baik buat hamba. Ya Allah kupasrahkan semua hanya kepadaMu. Aamiin..." itulah sepenggal doa Chayra yang selalu diucapkan disela2 doanya setelah untuk orangtua, saudara dan teman2 nya. Setelah berdoa Chayra kembali terngiang2 akan suara Azzam yang begitu merdu saat melantunkan ayat2 suci Alquran hingga membuat Chayra melamun dan saat itu terlintas wajah Azzam dipelukuk matanya. Chayra seakan tenggelam dalam lamunannya hingga ketukan pintu kamarnya menyadarkan Chayra dari alam bawah sadarnya. "Kak boleh saya masuk?" suara adik Chay sambil mengetuk2 pintu kamarnya. "Masuk aja dek gak dikunci kok" katanya dari dalam kamar. Fahmi langsung aja masuk kekamar kakaknya. "Kak temeni aku kegramedia dong" pinta Fahmi dengan muka memelas. "Emang adik gak sama Rico, biasanya juga kemana2 sama Rico" " Rico lagi antar mamanya ke dokter kak" "Ayo dong kak temeni aku ke Gramedia ya please" masih dengan muka melasnya biar kakaknya mau menemaninya "Baiklah, Sekarang atau gimana nih" tanya Chayra. "Sekaranglah kak ceper kakak ganti baju ya, aku tunggu dibawah" kata Fahmi