Adult content 21+
Luna masih berusia 14 tahun waktu itu, ketika Ayahnya membawa seorang pemuda dari panti asuhan ke rumah mereka. Dia adalah Hyu pemuda tampan dengan wajah oriental berusia 18 tahun yang Johan perkenalkan sebagai kakak laki-laki Luna. Lebih tepatnya saudara angkat itulah yang Luna pahami karena dirinya adalah putri tunggal keluarga Bai sekaligus penerus keluarga itu.
Awalnya perkenalan mereka canggung. Namun , sikap Luna yang terbuka dan ramah mampu meluluhkan dinding pertahanan Hyu yang dingin dan tertutup. Pemuda tidak pernah lagi merasakan kehangatan sebuah keluarga sejak kematian ibunya belasan tahun yang lalu.
Ketika kebersamaan mereka selama bertahun-tahun membuat rasa di hati mereka tumbuh semakin besar, tanpa adanya ikatan darah diantara mereka rasa cinta pun hadir dalam hubungan yang harusnya tidak melebihi saudara angkat. Namun, apa daya tanpa sadar perasaan mereka telah lama melewati batas bahkan terlampau jauh hingga tidak adan jalan untuk kembali, cinta yang harusnya hadir sebagai anugerah tapi malah menjadi sebuah penyiksaan hati bagi mereka, dikala takdir tidak semudah itu membuka jalan agar mereka bersama atau mungkin mereka memang tidak di takdirkan untuk bersama ...
karena tidak semua rasa yang sama ditakdirkan untuk menjadi cinta dan tidak semua cinta di takdirkan untuk bersama.
***
"Apa aku seburuk itu di mata kakak? Apa bagi kakak aku sangat jelek." Tanya Luna dengan wajah datar.
Hyu meneguk saliva nya jarak mereka terlalu dekat hingga membuat lelaki itu tercekat
"Bu-bukan begitu." sangkal Hyu
"Apa aku tidak menarik sebagai seorang wanita?."tanya Luna sekali lagi. Kini tubuh mereka sudah merapat tanpa jarak, perasaan Hyu menggila aroma dan manik mata Luna benar-benar membuatnya hanyut
"Kau ingin tau jawabanku." Hyu menarik pinggul Luna dalam rangkulan tangannya dan hal itu berhasil membuat Luna kalang kabut karena perubahan tatapan dan nada bicara Hyu padanya
"I-iya ... Aku ingin tau, Ba-bagaimana aku sebagai wanita di mata kakak." Jawab Luna dengan menekan perasaan berdebar yang sedari tadi ia rasakan
"Memabukkan." Guman Hyu pelan.