Janda Muda (Romansa)

Menjadi seorang janda bukanlah pilihan, terlebih lagi diusia yang begitu muda, tak pernah terlintas sedikitpun di pikiranku untuk menyandang status ini, tetapi inilah jalan kehidupan yang telah digariskan. Inilah kenyataannya, akibat dari perjodohan konyol yang direncanakan oleh orang tuaku dengan seorang pria pilihannya, Ahzar. Ahzar sebenarnya seorang yang baik, kepercayaan keluarga kami semenjak 20 tahun yang lalu, Kurang baik apa lagi coba? Hanya saja bagiku ia adalah orang baik yang berada ditempat yang salah. Sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku dahulu, Namaku Nadine je vandrik, biasa dipanggil Nadine. Iya, namaku terkesan aneh, nama itu sendiri di adopsi dari nama ayah yang merupakan keturunan bule. Ayah di kenal dengan nama Je Vandrik, orang-orang kantor biasa menyebutnya dengan sebutan "Mr. Je". Ayah merupakan pemilik perusahaan Vandrik Grup, ia merintisnya sejak muda, sehingga bisa dibayangkan Mr. Je ini seorang yang tekun dan pekerja keras. Jiwa kepemimpinannya sepertinya sudah mendarah daging padanya, tegas, teliti, antusias, dan ambisius, sehingga apapun yang ia inginkan harus dicapainya. Aku merupakan anak kedua dari keluarga Je Vandrik, yang baru saja menyelesaikan kuliahku di bidang penelitian dan pengembangan obat dan kosmetik. Sebenarnya aku tertarik dibidang entertain, tetapi ayah tidak mengizinkan, karena ibu telah dahulu berkecimpung di dunia entertain tersebut. Iya, ibuku dulunya seorang aktris terkenal dengan berbagai penghargaan, tetapi harus vakum setelah menikahi ayah, dan beliau sekarang memilih berperan dibelakang layar, sebagai produser dan penulis novel. Sebenarnya aku juga tertarik dibidang medis, tetapi profesi itu telah dulu di jalani oleh kakak pertamaku. Aku juga tertarik di bidang designer, tetapi profesi ini telah digemari oleh saudara kembarku, Pauline. Emang kenapa jika satu keluarga menggemari profesi yang sama? Apa salah? Mungkin keluarga ini kelihatan aneh bukan? Entahlah, ayahku selalu mengingatkan itu setiap kali kami berdebat. Aku sendiri bingung aku harus jadi apa sebelum aku jatuh ke dunia penelitian ini. Dulu ayah sempat mengarahkan ke dunia bisnis untuk melanjutkan perusahaan, tetapi aku menolak, berdalih kalau ayah telah dahulu menggeluti profesi itu. Tahun ini merupakan tahun kelulusanku, aku menyelesaikan studi dengan baik di usia 22 tahun dengan predikat cumload dari salah satu universitas ternama. Hebatkan? Aku juga tidak menyangka akan mendapatkan predikat yang diidamkan semua orang itu. Sekarang bukan itu titik permasalahannya, bagi ayah perusahaannya lah yang terpenting. Terlebih lagi diantara anak-anaknya tidak ada yang menyukai bisnis. Sehingga ayah khawatir dengan nasib perusahaan yang telah ia rintis tersebut. Setelah berpikir panjang dan matang, ayah berencana ingin menjodohkan aku dengan sekretaris pribadinya, Adli. Aku sempat menolak statemen yang direncanakan ayah ini, tetapi begitulah Mr. Je, apa yang ia katakan itulah yang harus terjadi. "Vandrik grup saat ini membutuhkan orang yang benar-benar bisa mengendalikan perusahaan untuk menghadapi persaingan di era digital ini". Ujar Mr. Je membuka pembicaraan pada saat makan malam itu. "Tentu saja". Sambar Nadine sambil menyuapkan makanan ke mulutnya. "Ini yang saya khawatirkan, di antara kalian tak ada yang siap untuk memimpin perusahaan". Mr. Je, melirik anaknya satu persatu. Nyonya besar, dokter Raj, Nadine dan Pauline terdiam mendengar ucapan Mr.Je ini "Saya sudah memikirkan matang-matang terkait hal ini, Ahzar sepertinya berpotensi untuk berada di posisi ini". Ucap Mr. Je lantang "Maksudnya?". Nadine menyela "Ahzar orang yang berpotensi di posisi itu, terlebih lagi kita mengenalinya sejak lama, saya percaya sepenuhnya padanya, tetapi dia bukan dari keluarga ini, ini yang menjadi titik permasalahannya saat ini, saya tidak mau perusahaan ini jatuh pada orang lain dan saya juga tidak mau perusahaan ini dikendalikan oleh orang yang salah". Tegas Mr. Je "Lalu bagaimana?". Kali ini Pauline yang membuka suara. "Baiklah, inti dari permasalahan ini ada pada kalian berdua". Mr. Je menunjuk ke arah Nadine dan Pauline. " Salah satu dari kalian berdua bisa membantunya untuk menjadi bagian dari keluarga ini". Imbuh Mr. Je dengan sedikit tersenyum "Haah!". Teriak Nadine dan Pauline kompak. "Pertimbangkan baik-baik, diantara kalian harus bersedia". Tutup Mr. Je mengingatkan Dengan berat hati dan desakan-desakan yang menyesakkan terpaksa aku harus mengalah, karena alasan Pauline juga tepat, ia ingin melanjutkan studinya dengan mendapat beasiswa ke luar negeri. Aku menyetujui dengan terpaksa akan rencana yang telah dibuat oleh ayah dengan menikahi Ahzar. Ahzar merupakan sekretaris pribadi Mr. Je sejak 20 tahun yang lalu, dengan arti kata ia telah ikut berasama kami sejak aku masih kecil, usia kami terpaut 7 tahun. Sehingga ia sudah pasti tahu tentang seluk beluk perusahaan dan juga segala perihal di rumah ini. Dulu aku mengaguminya, kagum akan kerja keras, antusiasnya dalam melakukan segala hal, mau untuk mencoba atau mempelajari sesuatu yang baru, dan banyak hal positif lainnya yang bisa dijadikan inspirasi pada sikap ahzar, tetapi tidak dengan sekarang, rasa kagum aku padanya telah lenyap, aku bahkan membencinya semenjak rencana perjodohan ini. Terlebih lagi aku mendengar ahzar menyetujui rencana ayah ini, Ia menyetujui untuk menikah dengan ku, dan dari sini lah berbagai macam drama dimulai.