bc

Awas Jatuh Cinta

book_age18+
3.6K
FOLLOW
43.9K
READ
friends to lovers
student
comedy
sweet
bxg
highschool
sassy
virgin
Writing Academy
friends
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan orang tuanya, menyebabkan Anindya Putri harus tinggal dengan keluarga baru. Diam-diam sahabat karibnya Raka Sandi terus melindunginya, tanpa alasan yang jelas karena gadis itu selalu tertindas! Raka Sandi dan Anindya Putri! Akankah mereka akan terlibat satu sama lain dan jatuh cinta??

Karya by Lalebinlubin Terbit 20 Oktober 2020

chap-preview
Free preview
Part 1
Anindya duduk santai di dalam kelasnya, gadis itu masih duduk di bangku kelas dua SMA Merpati. Wajah cantik, kulitnya putih mulus, terhitung cerah. Maklumlah anak kota yang selalu rutin merawat tubuhnya tersebut selalu tampil kinclong walaupun tanpa make up sama sekali. Rambutnya berwarna cokelat terang kemerahan. Wajah santainya mendadak berubah pucat saat Raka Sandi bersama Dendi masuk ke dalam kelas tersebut. Cowok anti Anindya! Begitulah julukan Raka Sandi sejak di bangku TK. Selain tetanggaan mereka juga musuh bebuyutan! Wajah sok tampan dan sok menangnya itu membuat Anindya muak melihat wajah Raka. Gadis itu segera memalingkan wajah ketika Raka melangkah melalui sebelah kanan bangkunya. Anin terkejut ketika pria itu mendadak berhenti tepat di sebelahnya. Tetap berdiri di sana, sengaja tidak melangkah ke arah bangkunya sendiri. Mau tidak mau Anindya menoleh ke kanan sambil mendongakkan kepala menatap wajah Raka Sandi, pria itu menyeringai nakal ke arahnya. Mata Raka Sandi tertuju pada shirt warna putih yang kini membalut tubuhnya. Kemudian ia menundukkan badan seraya berbisik di telinga Anindya. "Lo cocok banget pakai bra merah!" Mendengar itu Anindya segera berdiri dari kursinya. Tanpa ragu-ragu gadis itu melayangkan tamparan keras ke pipi kanan Raka Sandi. "Plakkkk! Dasar m***m!" Teriak gadis itu pada sosok pria muda berhidung bangir tersebut. Sandi mengusap pipi kanannya, sambil menyeringai tersenyum sadis. "Lo sudah bikin malu gue di depan seluruh kelas! Awas saja! Gue gak akan lepasin elo!" Ancam pria muda tersebut seraya melangkah santai menuju ke tempat duduknya. "Astaga, bagaimana gue bisa lupa? Dia cowok paling anti dengan gue! Dan sekarang gue malah bikin kesalahan sama itu anak!" Anindya menenggelamkan wajahnya di atas meja. Jam terakhir adalah mata pelajaran olahraga. Anindya dan Rahma teman sebangkunya segera menuju ke lapangan, juga seluruh siswa dalam kelasnya. Pelajaran olahraga hari itu adalah bola basket. Satu kelas dibagi menjadi dua regu, regu pria dan wanita. Pandangan mata Raka tak berpaling dari wajah Anindya. Senyuman Raka Sandi penuh ancaman membuat gadis itu gemetar saat melempar bola, hingga bola tersebut nyasar mengenai kepala guru olahraga berkepala botak itu, hingga membuatnya pingsan. "Duang! Bruuuuk!" Satu kali lempar pak Harto langsung ambruk pingsan. "Lo gimana sih Nin? Bosen sekolah di sini? Kok bisa-bisanya sih!?" Tanya Rahma bertubi-tubi, karena wajah Anindya semakin pucat dari sebelumnya. "Bantuin gue bawa pak Harto ke UKS." Ujarnya sambil berjongkok di sebelah guru olahraga tersebut, menatap ke arah teman-temannya. Sayangnya tak satupun dari mereka mau membantunya. Tatapan mata gadis itu kemudian mengarah ke Raka. "Apa Lo lihat-lihat gue!" Bentak Raka Sandi sambil berkacak pinggang. Anindya ragu-ragu membuka bibirnya, dia langsung maju melangkah mendekat ke arah Raka. Pria itu sudah bersiap-siap jika tiba-tiba Anindya menampar wajahnya lagi. Berpose menangkis! Anindya bukannya bicara tapi menarik lengannya, karena cuma pria itu yang dia tahu pasti bakal membantunya. Walaupun Raka Sandi membencinya setengah mati, dia tahu pria itulah yang akan tetap membantunya! "Lepasin gue! Tash!" Raka menepis tangan Anindya dari lengannya. "Bantuin gue, please!" Ujarnya seraya memasang wajah memelas. Raka menyeringai lebar menatap wajah pucat Anindya. "Oke! Tapi jangan pulang dulu setelah kelas bubar!" Ujarnya sambil melangkah santai, Raka Sandi segera memberi isyarat pada teman-temannya. Mereka spontan segera berkumpul untuk mengangkat tubuh pak Harto bersama-sama. Anindya masih mematung berdiri di lapangan. "Habis sudah! Habis sudah!" Gadis itu kini mengaduk rambutnya sendiri, ucapan penyesalan sudah tiada arti lagi. Cowok m***m seperti Raka tidak mungkin tidak usil. Sudah sejak di bangku TK anak itu selalu usil menyibakkan roknya dari bawah bangkunya! Dan semakin dewasa perilakunya semakin gila! Anindya tidak tahu kenapa teman sekaligus tetangganya itu selalu mengerjainya. Setiap Raka dia tanyai, gara-gara sudah frustasi karena terus dikerjai. Cowok itu selalu menjawab dengan gaya anak gaul, "Karena gue benci banget sama elo!" Dia juga masih ingat saat mereka tanpa sengaja duduk sebangku di kelas tiga SD. Ketika para murid sudah bubar dan tinggal dirinya dengan Raka di dalam kelas. Cowok itu tiba-tiba mencium bibirnya! Walaupun cuma satu detik saja, itu cukup membuat anak berusia sepuluh tahun itu marah-marah pada Raka. "Kenapa cium-cium!" Teriaknya waktu itu. Teriakannya dijawab santai oleh Raka Sandi. "Karena gue benci banget sama elo Anindya!" Setelah berkata demikian dia langsung turun dari kursinya dan berlari mendahuluinya keluar kelas. Pernah juga cowok itu menghabiskan bekal makanannya, hampir setiap hari. Setiap ditanya jawabannya selalu sama, "Karena gue benci banget sama elo!" Kini mereka juga satu sekolah, padahal awalnya Anindya melihat Raka mendaftar di SMA Pipit. Lalu dia memilih mendaftar ke SMA Merpati, maksudnya agar tidak terus-menerus satu sekolahan dengan cowok super usil, sekaligus tetangganya yang super resek dan menyebalkan tersebut. Entah kenapa tiba-tiba Raka mencabut ijazahnya dan melemparkannya ke sekolah yang sama dengan dirinya. "Kenapa sih lagi-lagi elo satu sekolahan sama gue??!" Tanyanya seraya mengejar Raka Sandi, dari belakang punggungnya. Cowok ganteng dan tajir itu menenteng tasnya di satu bahu kanannya. Gaya santai dan menawan itu cukup membuat cewek-cewek tergila-gila dengan dirinya, kecuali Anindya. "Karena gue benci sama elo! Plethak!" Ucapnya sambil tersenyum menjentikkan jarinya di kening Anindya. "Akkhh!" Anindya memekik seraya mengusap keningnya sendiri. Semua bayangan itu terus berkelebat di dalam benaknya, hingga waktu terus berlalu, tak terasa semua murid sudah pada bubar pulang. Dia berniat menunggu Raka, seperti janjinya. Dari kejauhan terlihat Raka masih memakai baju olahraga, cowok itu melangkah mendekat ke arahnya. "Apa yang lo lakuin ke gue??!" Teriak Anindya Putri saat Raka Sandi mendorong tubuh gadis itu hingga terjembab, terlentang di lantai lapangan basket. Pria itu menyeringai nakal melihat paha mulus Anindya karena lututnya tertekuk saat tubuhnya jatuh di lantai lapangan. "Lo sudah bikin malu gue di depan kelas! Jadi Lo harus tanggung akibatnya!" Raka menyerbu tubuh Anindya, dilucutinya pakaian gadis itu satu persatu. "Tidaaaakkkkkkkkk!!!!" Teriakan gadis cantik 17 tahun itu tertelan keheningan senja di SMA Merpati. "Jangan! Raka! Jangan!" Pekiknya sambil menutupi gundukan dadanya yang masih terbalut bra merah dengan kedua tangannya. Raka berjongkok di sebelahnya, dia melihat wajah pucat Anindya sekaligus seluruh tubuhnya yang hanya terbalut dengan bra dan celana dalam. Dia tersenyum, lalu mengangkat dagunya ke atas. Hembusan nafas Raka terasa hangat menyapu wajah Anindya. "Lo mau ngapain?" Tanyanya dengan bibir bergetar. Sorot mata Anindya penuh rasa ketakutan menatap wajah Raka. Dia takut sekali jika cowok di depannya itu melakukan tindakan m***m padanya. Raka lagi-lagi hanya tersenyum menatap wajah takutnya. "Cup!" Dikecupnya bibir Anindya. "Gue benci banget sama elo!" Bisiknya sambil tersenyum manis menempelkan ujung hidungnya di ujung hidung Anindya. Setelah berkata demikian Raka melemparkan kembali kaos olahraga milik Anindya ke arahnya, hingga pakaian itu jatuh menimpa wajah mulus tanpa jerawat tersebut. "Rakaaaaaaa!!!!!" Teriaknya kencang sekali sambil mendengus kesal. Anindya segera memakai bajunya kembali, lalu berlari mengejar cowok iseng tersebut. Tapi sialnya cowok itu sudah kabur dengan mobil sportnya keluar halaman sekolah. Anindya mengusap bibirnya sendiri bekas ciuman cowok tengil barusan. Dia juga ingat bagaimana Raka melucuti pakaian yang membalut tubuhnya satu persatu. Anehnya juga dia tidak bisa berontak atau sungguh-sungguh ingin melukai Raka. Dia hanya bisa berusaha untuk mendorong tubuhnya pergi. Anindya ingat bagaimana tatapan mata Raka penuh seringaian nakal setiap melakukan tindakan jahilnya. "Masalah banget! Sejak jaman orok kenapa cuma cowok itu doang yang selalu muncul dan nyium bibir gue! Gimana mau dapat pacar coba??! Lo pikir lo doang yang benci? Gue juga benci banget sama elo!" Gerutunya kesal sekali, seraya mengayuh sepeda mininya menuju ke rumah yang berjarak lumayan jauh.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.0M
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
612.4K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.6K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
601.5K
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook