bc

Mr Triplek

book_age18+
13.0K
FOLLOW
67.2K
READ
possessive
drama
sweet
bxg
icy
city
enimies to lovers
colleagues to lovers
lords
like
intro-logo
Blurb

Agam adalah seorang CEO sukses, memiliki paras rupawan ditambah keluarga konglomerat nyatanya tidak memudahkan Agam dalam mencari jodoh. Salah satu faktornya adalah sikap dingin dan arogan Agam yang tidak mudah disentuh siapapun. Di umur nya yang hampir kepala 3 Agam tetap jomblo, bahkan pacaran saja tidak pernah. Tak ayal sang Ibu selalu gencar-gencarnya memepet soal jodoh.

Pertemuannya secara tidak sengaja dengan salah satu pegawai perempuan nya terasa biasa saja menurut Agam apalagi first imperssion nya waktu itu sangat buruk, namun saat pertemuan-pertemuan lain kembali terjadi secara tidak sengaja membuat suatu getaran asing muncul di dadanya. Sampai sebuah langkah besar yang bukan sekali prinsipnya ia lakukan, Agam memaksa pegawainya itu untuk menjadi pacar pura-pura nya.

Lalu setelah ini ... bagaimana kelanjutan hubungan mereka?

[Foto oleh Bethany Trinkle dari Pexels]

chap-preview
Free preview
Ichi
Besar menjadi Putra sulung di keluarganya membuat diri pemuda ini harus terlihat sempurna, mempunyai jiwa yang begitu ambisius membuatnya harus menang dan tidak boleh ada kata kalah dalam kamusnya. Itu adalah Agam Mahendrawa Sakaningrat. Pemuda dengan kulit putih agak kecoklatan khas Indonesia dengan mata tajam dan hidung yang mancung itu siluetnya benar-benar terlihat seperti model papan atas, tingginya yang di atas rata-rata membuat dirinya makin terlihat proporsional dengan d**a bidang dan bahu yang lebar. Dia merupakan boyfriend material bagi semua wanita yang ada di dunia. Namun terkadang ada beberapa hal yang membuatnya sangat malas berbicara, hal itu bukan berasal dari dirinya sendiri namun itu berasal dari orang-orang yang berada disekitarnya. Seperti contohnya hari ini, Agam bisa mendengar dengan jelas perkataan pegawainya yang sedang bergosip ria membahasnya. "Eh kemarin gue udah laksanain survei loh," terdengar suara seorang perempuan yang begitu semangat. Agam tidak tahu wajahnya karena dia berada di balik tembok. "Survei apaan nih?" Terdengar lagi suara perempuan lain yang menyahut, namun suaranya sedikit lebih kecil dari perempuan yang pertama. "Ya apaan lagi, jelas soal CEO di perusahaan kita lah!" Sang perempuan yang pertama kali berbicara tadi menyahut dengan antusias. "Oh ya?" Sekarang muncul suara perempuan yang baru lagi, sepertinya ditaksir ada 3 perempuan di sana. "Memangnya lo survei apaan?" "Jadi gue kan survei soal Pak agam," Agam melebarkan kupingnya saat namanya disebut-sebut, "dari survei yang gue dapat di kantor ini 46,57% berpendapat bahwa Pak Agam itu masih jomblo, sedangkan 42,1 % berpendapat bahwa Pak Agam itu udah punya pacar dan sisanya golput. Jadi dari survei ini kita bisa lega karna berarti masih ada kesempatan buat kita dapetin Pak Agam." Dia menjelaskan dengan begitu detail lalu diakhiri dengan euforia bahagia yang meledak-ledak. Agam melongo, sampai begitunya kah pegawainya itu mengorek informasi tentangnya. "Alah gak usah ngarep, Pak Agam paling ora gelem karo sampeyan!" Terdapat sindiran khas logat Jawa yang kental dan setelahnya terdengar suara cekikikan bersama-sama. Agam menghela nafas panjang lalu setelahnya berjalan mendekati 3 karyawati itu. Mereka yang melihat kedatangan Agam langsung mencelat kaget, bola matanya seolah akan menggelinding dari tempatnya. "Saya gaji kalian buat kerja, kalau kalian ingin bergosip silakan pergi ke bagian HRD dan urus surat pengunduran diri kalian." Karyawati itu langsung tremor parah, wajahnya pias dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya. Agam memandang mereka bertiga lamat-lamat, pemuda itu akan menghapal wajah mereka satu persatu. Terdapat nama Sila, Angel, dan Via di nametag mereka. Lalu setelahnya Agam berjalan melewati mereka begitu saja, dasar karyawan gak tahu diuntung! ***** "Laporan apa ini? Kalau tidak becus buat laporan, ya nggak gini-gini juga!!" Agam menggebrak berkas yang ada di tangannya ke lantai dengan tidak santai. Mita, sekretarisnya yang yang berada di depannya itu tampak menunduk takut. "Maaf Pak, ini saya mendapatkannya dari bagian Chief Marketing Officer (CMO)." Wanita bercelana kulot dengan kerudung pashmina yang menutupi surai hitamnya itu menjelaskan dengan perlahan. "Cepat panggil yang membuat berkas ini ke hadapan saya sekarang juga!" Mata Agam berkilat-kilat, dengan tangan yang memegang ujung meja untuk menyangga berat badannya. Mita mengangguk cepat lalu segera permisi untuk memanggil karyawan yang sepertinya akan mendapat kesialan itu. Tidak seperti di novel-novel atau film pada umumnya yang menceritakan kisah sekertaris yang akan menggoda Bos nya atau yang berpakaian minim dan sebagainya. Karena Mita adalah Ibu muda yang berumur 38 tahunan, suaminya yang bekerja sebagai Pilot tidak serta merta membuatnya berleha-leha bak nyonya sosialita. Dia adalah wanita mandiri dengan 2 anak yang selalu berpakaian yang bisa dibilang syar'i. Tok tok tok! Tidak beberapa lama kemudian Agam bisa mendengar suara pintu yang diketuk dengan pelan. Agam mengendorkan dasinya menggunakan tangan kirinya sambil mengatur nafasnya sejenak, dirinya harus berkepala dingin untuk menyelesaikan masalah. Itulah petuah yang selalu dikatakan Bapaknya kepadanya. "Masuk!" Suara bass nya begitu menggema di ruangan bercat dark-blue itu, pintu berdecit sesaat saat seseorang dari luar itu mendorongnya perlahan. Agam terus menyorot dengan tajam, dirinya ingin tahu siapa yang telah membuat laporan murahan seperti itu. Benar-benar tidak berbobot sama sekali. Suara high heels yang menyentuh lantai seakan menjadikan satu-satunya suara yang ada di ruangan itu, wanita dengan rok span selutut dan blouse berwarna pastel yang melekat pas di tubuh rampingnya itu berjalan dengan perlahan. Rambutnya dikeriting bagian bawahnya dengan atas tetap lurus, dia juga mengecat rambut atasnya coklat pirang. Tubuhnya benar-benar seperti model cuma sayang sepertinya tingginya hanya 160 CM saja. Gadis ini sepertinya sangat suka merawat penampilan atau .... memang semua gadis seperti itu? Entahlah, Agam malas mengurusi keturunan Hawa yang selalu ribet itu. "Bapak memanggil saya?" Agam menatap wajahnya sejenak, tidak salah lagi dia adalah salah satu dari 3 gadis yang dipergokinya tadi pagi. "Duduk!" Perintahnya tegas yang langsung disanggupi gadis itu, dia langsung mendudukkan bokongnya di kursi putar dengan bantalan spons empuk itu. "Kamu tahu kenapa saya memanggil kamu kesini?" Agam memulai sesi introgasinya, gadis di depannya semakin menunduk dalam. "Tidak, Pak." Agam langsung melototkan matanya ke arah gadis itu. "Tidak kamu bilang?!" Gadis itu nampak terkejut mendengar suara dengan nada oktaf tinggi itu. "Kamu tahu tidak, laporan yang kamu buat itu benar-benar murahan, tidak berbobot sama sekali. Sebenarnya kamu ini niat atau tidak buat laporan?!!!" Agam melipat kedua tangannya di d**a, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya sambil menatap sandranya dengan mata elangnya. Gadis itu sudah seperti dihakimi di kursi pesakitan saja. Mungkin dia tadi pagi kejatuhan cicak atau menabrak kucing, sehingga nasibnya bisa sesial ini harus berhubungan dengan setan berparas malaikat. "Saya sudah buat semampu saya, Pak. Setidaknya bila hasilnya ada yang kurang Bapak bisa beritahu saya dengan baik-baik, kan. Nggak perlu harus sampai menghina saya seperti ini juga." WOW!! Nampaknya akan ada perlawanan dari gadis ini, Agam menyeringai sebentar lalu mengamati wajah gadis itu yang kini sudah merah padam. "Laporan yang kamu buat saja sudah sehancur itu, apa yang perlu dibahas lagi?" Nada suaranya begitu datar, hampir tanpa riak. "Dan kamu berani melawan saya? Kamu sudah bosan bekerja disini, kalau memang benar kamu bisa mengajukan surat pengunduran diri besok." "Kata siapa, Pak!" Gadis itu menyahut berani, "cari kerjaan itu susah Pak. Mana mungkin saya akan membuat surat pengunduran diri begitu saja. Rasanya Itu nggak mungkin." Agam menatap gadis itu dengan kesal, berani sekali dia menjawab ucapannya. "Kamu tahu sudah bersikap tidak sopan dengan saya? Kamu mau saya pecat?!" Ancamnya kali ini dengan wajah serius, namun rupanya gadis itu tidak mudah gentar. Dia malah sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan, balik menatap Agam namun dengan raut yang santai. "Bawahan itu bukan b***k yang bisa diperlakukan dengan seenak jidat Pak. Bila atasan saja tidak menghormati bawahan, jangan salahkan kami sebagai pegawai yang tidak menghormati Bapak. Karena atasan itu merupakan panutan yang harus dicontoh." Ucapan gadis itu serasa menembak telak sampai ke ulu hati Agam. Agam hanya mampu menggeram dengan wajah kesalnya menatap kearah gadis itu yang mendongak sombong. Gadis sialan!!! ****** Tbc.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.3K
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
310.0K
bc

My Soulmate Sweet Duda (18+)

read
1.0M
bc

My Boss And His Past (Indonesia)

read
236.4K
bc

My Hot Boss (Indonesia)

read
660.0K
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook