bc

Im Yours

book_age18+
677
FOLLOW
3.5K
READ
drama
comedy
sweet
bxg
mystery
basketball
baseball
like
intro-logo
Blurb

"Bagaimana bisa aku bahagia menikah dengan kamu disaat aku gak punya pilihan selain menyerah karena kamu"

Gladys Naewari adalah wanita yang dinikahi oleh seseorang yang menjadikan dirinya terhalang dengan cita-citanya. Dave Abhiyaksa pria pemilik perusahaan robot terbesar tidak menolak pernikahan tersebut. Sedangkan Gladys masih saja ingin menggapai cita-cita dan cintanya pada Daniel. Gebetannya yang sudah bersamanya semenjak SMA namun tidak bisa bersama karena berbeda Tuhan.

Namun keduanya tetap dekat namun Daniel lebih agresif mendekati Gladys ketika dia tahu bahwa Gladys sudah menikah. Dia tetap memaksa Gladys untuk menjadi pasangannya. Apakah Gladys akan memiilih meninggalkan suami yang bersamanya selama ini? Atau dia akan meninggalkan Dave ketika dia tahu rahasia besar Dave?

chap-preview
Free preview
Part 1| I'm Yours
Sepasang sepatu itu berketuk kuat saat melewati kelas kelas yang masih lumayan sepi. Dengan telinga di sumpal benda putih bernama airpods. Jalan dengan langkah tenang namun terdengar tegas. Wajahnya yang damai namun juga galak seakan tak suka di ganggu. Parasnya yang cantik dengan bulu mata tebal dan bibir ranum yang mampu membuat siapapun bisa tergila gila dengan wajah dingin dan manis itu. Oh, sebut saja dia adalah Ice Princess kampus yang sangnat terkenal dengan wajah yang sangat cantik namun sangat jutek dan irit bicara. Matanya kini menangkap sesosok pemuda dengan jaket denim khasnya. Sedang mengikuti dirinya dari belakang. Kebiasaan Daniel yang sering membuat dia kesal setengah mati. Rasanya ingin sekali dia menampar pemuda itu lalu melempar dirinya lantai 5 ini ke bawah dengan gaya tidak estetis. Sudah muak dirinya di untit tiap pagi begini. Oh, bukan menguntit. Karena pemuda ini bahkan mengikutinya secara terang terangan dengan sepatu yang di bawa dengan rusuh. Iya! Daniel kalau jalan tuh paling rusuh. Suara ketukan sepatu dari kakinya membuat semua orang mendengar dengan jelas. "Kita datang ke kelas samaan ya? Jangan jangan kita jodoh?" Gladys merotasikan bola matanya. Sudah kesekian kalinya ia mendengar ucapan itu. Kampus memang masih sunyi saat ini. Membuat keinginan Gladys mencongkel bola mata itu. Lagian bisa seorang pemuda seperti Daniel yang terkenal tampan dan gagah menjadi begini? Cowok yang terkenal di kampus dan bahkan menjadi incaran oleh senior dan junior. "Udah makan belum?" "Urusan lo apa? Lo mau nyewa cafetaria lagi khusus buat gue?" Daniel tertawa yang sebenarnya adalah hal yang Gladys suka. Namun ia menepis pemikiran itu. Yang benar saja dirinya mengatakan itu saat Daniel tertawa. Argh! sepertinya Gladys harus mencuci wajahnya agar tak seperti ini. "Lo gak ada kerjaan lain selain natap gue dengan khidmat gitu?" "Nggak" "Hobi lo udah sekelas stalker" "I think so. Seenggaknya bukan pacar orang yang gue pandang. Gue memandang cewek yang mungkin akan dengan baiknya menghiasi masa depan gue" "In your dream, Daniel" “Atau lo mau dengan meringankan hati dan langkah lo untuk membimbing anak anak kita menjadi anak yang berguna bagi jiwa dan bangsa. Seenggaknya lo berguna dengan menjadi istri gue. Gue jamin lo bahagia till jannah ceunah” “Lo kalau sinting mending keluar aja. Jangan sampai muka lo bonyok karena gue gak bakalan segan segan untuk buang lo sekarang juga” ucap Gladys dengan penekan suara di setiap kaat yang ia ucapkan. Namun bukan berarti Daniel kalut mendengarnya. Daniel hanya tertawa lalu ia membuka laptopnya. Menampilkan power point dimana ia akan tampil ke depan bersama dengan Biel, Zara juga Gladys. "Gue udah siapin materi tentang perilaku organisasi. Gue gak tau selebihnya karena lo gak mau jawab chat gue dan membuat gue kebingungan harus melanjutkan apa. So, itu salah lo" "Materinya udah gue buat di email dan gue kirim sama lo. And, Lo yang bersikeras maksa gue kirim lewat chat. Dan tarik kesimpulan bahwa salah lo yang tetap mempertahankan pemikiran bodoh lo dan membiarkan diri lo hanyut dengan kesalahan yang lo buat sendiri. Daniel mendengus lalu mengambil laptop milik gadis itu. Membuat kesal saja jika bicara. Daniel harus memikirkan berbagai kata agar bisa mematahkan apapun perkataan dari gadis ini. Gadis yang bahkan mampu memecahkan teori kalkulus dengan mudahnya. Kini mata Daniel mencari berbagai informasi seputar materi yang akan ia utarakan di depan. Ia harus terlihat keren walau sama saja image dirinya hancur. Pemuda itu malah mencari informasi di laptop gebetan. Menunjukkan betapa dirinya sangat payah dalam bidang pelajaran. Semuanya copy-paste. Gladys hanya memandang pemuda yang kini menceburkan diri dalam kemelut pelajaran itu. Gadis itu hanya menatap nanar pada papan tulis dan menutup matanya sejenak. Ia ingin istirahat sebentar. Lelahnya sudah melewati batas sepertinya. Tadi malam ia belajar dengan giat dan mampu membuat otaknya panas. Ya wajar saja, dia belajar hingga jam 4 pagi dan tanpa beranjak kecuali mengambil minuman dan buang air kecil. Gladys adalah gadis yang ambisius. Maka dari itu ia banyak belajar daripada keluyuran kemana mana. Kini, Daniel yang sudah siap menyelasaikan pekerjaannya, menatap ke samping. Terlihat dengan jelas betapa cantiknya Gladys padahal gadis itu hanya tidur. Mampu membuat Daniel tertegun dengan paras yang sangat menawan. Gladys memiliki mata tajam juga bibir merah merona tanpa sapuan apapun. Kini ketika matanya tertutup, gadis itu berlipat lipat jauh lebih cantik. Wajahnya layak anak bayi yang baru saja lahir. Siapapun pasti akan menyukai gadis ini. Kalau saja ia tak jutek dan sombong. Namun, walau Gladys sudah senyum sepertinya gadis itu akan tetap di bilang jutek. Suara Gladys tuh tidak ada manis manisnya. Jadi seperti orang yang mengajak bertengkar jika berbicara dengannya. "Don't look at me like that" lirih Gladys dalam tidurnya. Kini Daniel hanya beringsut ke samping sambil menggenggam tangan Gladys. “Suruh siapa sih cantik banget? Gue tuh bukan tipekal orang yang bakalan segampang itu buat bicara atau bilang cantik ke semua orang. Lo harus percaya sama gue” “Mending lo pergi karena gue lagi males banget buat berantem sama lo. Gue lagi gak ada tenaga sama sekali” ucap Gladys dengan tangan yang ia usahakan agar terlepas dari Daniel. "Jangan lepas" ucap Daniel dan membuat Gladys tak mau menariknya lagi. Tenaga pemuda itu jauh lebih kuat darinya. Daripada buang tenaga lebih baik dia diam seperti ini. Tangan Gladys di letakkan di ujung hidung Daniel. Bisa di katakan pemuda ini bucin akut. Daniel menyukai Gladys semenjak SMA. Awal MOS adalah pertemuan yang sangat ia sukai. Saat itu Daniel lupa membawa permen yang berisi tanggal lahir. Gladys memberikan padanya karena tanggal mereka sama. Walau bukan lahir berbeda. Daniel tau itu adalah pertama kalinya ia mencintai Gladys. Sesederhana itu? Memang cinta sederhana kan? Yang membuat heboh cinta ya manusia itu sendiri. Gadis itu sangat baik. Setiap pagi memberi makanan pada pengemis. Padahal setau Daniel, gadis itu bahkan hanya jajan sedikit. Jika di kantin hanya membeli es teh dengan roti tanpa isian. Duduk di ujung kelas dan bermain game di ponselnya. Kalau mau tanya seberapa Daniel menyukai gadis itu. Dia ada di level sangat mencintai hingga takut kehilangan. Gladys sudah menolaknya beberapa kali. Namun, Daniel memang sekeras kepala itu. Ia tak peduli dan tetap menyukai gadis ini. Walau kadang perilaku tidak estetis mengenai Daniel. "Kapan sayang sama gue, Dys?" Gladys menatap datar pemuda itu. Untuk apa dia menanyakan hal yang sama berulang kali. Itu hanya membuat dia sakit. Namun pemuda keras kepala ini tetap pada komitmen yang ia buat. Entah ia harus menyesali atau bersyukur atas kejadian dulu. "Owh, oke. I know you are a couple that makes one campus jealous. But, not in another hour? must be morning?" Gladys hanya mengerjapkan matanya. Ia malas meladeni siapapun yang berbicara aneh padanya. Lebih baik ia mencoba tak peduli. Karena Daniel saja tak peduli buat apa ia harus mendengarkan perkataan orang. Kalau semisalnya perkataan orang bisa membuat kaya, ia akan melakukannya. Ceritakan saja. Dan jangan lupa transfer 500 Milyar ke rekeningnya tiap bulan. Maka dengan bebas membicarakan hal buruk di depannya sekalipun. "Daniel! bangun. Itu Miss Ria udah datang" Daniel kembali menaikkan kepalanya. Dia tersenyum manis pada Gladys. "Juteknya jangan di kurangi ya" -/- Gladys tengah memfotokopi semua berkas yang diminta oleh Miss Ria untuk ia bagikan ke seluruh mahasiswa di kelasnya. "Banyak yang bilang lo punya mata tajam yang bisa membuat musuh mundur dengan teratur"ucap Daniel yang duduk dengan melipat kakinya dengan takzim. Gayanya sudah seperti bapak bapak yang akan membaca doa di sebuah acara. "Itu terlalu hiperbola. Ada ada aja mata gue kayak gitu" "Emang iya Maemunah! Lo gak tau seberapa banyak orang yang gak berani sama lo? Mereka kayak takut aja sama gaya lo yang seag gitu" Gladys hanya memutar bola matanya saja. Lalu ia memasukkan lembar demi lembar kertas itu dalam sebuah amplop berwarna cokelat. Terlihat rapi dan bersih. Gladys gadis yang sangat teratur dan disiplin. Walau ya, dia sedikit ceroboh. Ingat lada satu kalimat "Tidak ada manusia yang sempurna". Setelah selesai dengan urusannya, Gladys beranjak dan mengambil beberapa buku di meja. Ia masukkan ke tas yang besar itu. Dengan langkah perlahan gadis itu mengikat rambutnya. "Emang kalau cewek cantik di gimanain juga cantik ya" Gladys tersenyum kecil. Daniel kalau sudah memujinya kadang berlebihan seperti itu. Membuat dirinya juga merasa malu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
464.7K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.7K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Nur Cahaya Cinta

read
358.7K
bc

Dear Doctor, I LOVE YOU!

read
1.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook