bc

Always You

book_age18+
11.2K
FOLLOW
87.4K
READ
possessive
second chance
dare to love and hate
billionairess
drama
tragedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Mengandung muatan dan unsur dewasa. Mohon bijak dalam memilih bacaan ya.

---

Sejak dulu hanya dia yang aku inginkan. Selalu begitu walaupun sepuluh tahun telah berlalu dan hidup kami berputar balik. Namun ketika dia menjadi kekasih dari sahabat dekatku, masih bolehkah aku berharap padanya? ( Devandra Jonathan Alexander )

Dia cinta pertamaku. Cinta sejatiku. Akan tetapi dia menghilang. Dan saat dia datang lagi, keadaan telah berbalik. DIa bukan lagi seperti orang yang aku kenal dulu. Masihkah aku pantas untuknya? ( Abigail Nathania )

chap-preview
Free preview
1
DEVAN POV Aku masih berdiam di kantor meski waktu sudah menunjuk pukul sepuluh malam. Aku belum ingin pulang. Sejak tadi, aku menyibukkan diri dengan membaca agar tidak mengingatnya lagi. Hari ini tepat tanggal dua puluh November. Hari ulang tahunnya ke dua puluh lima. Akan tetapi hari ini juga tepat sepuluh tahun lalu kejadian menyakitkan itu. Tepat saat aku kehilangan cinta sejatiku. Gadis kecilku. Cinta pertamaku. Aku menutup bukuku dan mengembuskan napas keras. Sekuat apapun mencoba, aku tetap tidak bisa melupakannya. Walaupun sudah sepuluh tahun berlalu. Flashback .... “Kak, minggu depan datang ya ke rumahku,” pintanya saat kami makan siang bersama di kantin sekolah. Dia Abigail. Pacarku. Ya, gadis cantik bertubuh mungil ini pacarku. Pacar pertamaku. Cinta pertamaku. “Iya, Cantikkk, aku pasti datang. Mau kado apa?” Tanyaku seraya menatap mata indahnya. Minggu depan tanggal dua puluh November adalah ulang tahunnya ke lima belas. Dia menatapku sebentar dan tersenyum. “Aku tidak minta apa-apa. Aku hanya minta kau lulus dengan nilai memuaskan dan dapat beasiswa kuliah di Jerman itu.” Aku tersenyum dan mengacak rambutnya. Gadis ini benar-benar mengerti diriku. Kami memang tidak sama. SMA tempat kami sekolah adalah sekolah swasta internasional yang berisi anak-anak orang kaya di negeri ini. Kecuali aku. Aku bisa masuk sekolah ini karena beasiswa. Aku adalah anak lelaki yang tinggal di panti asuhan. Beruntung otakku cerdas hingga bisa mendapat beasiswa sejak masih SMP. Sedangkan dia, Abigail Nathania Spencer, anak tunggal seorang pengusaha kaya dari Inggris dan salah satu penyandang dana terbesar di sekolah ini. Entah kenapa dia mau menjadi kekasihku. Bukan, bukannya aku meragukan cintanya. Hanya saja aku masih belum percaya kalau gadis sempurna itu milikku. Tidak sedikit memang yang mencibir kami. Apalagi semua tahu aku hanya orang tak punya. Tentu pikiran anak orang kaya macam mereka berpikir aku mengincar harta Abby. Demi Tuhan, aku mencintainya. Aku tidak sedikit pun tertarik pada hartanya. Aku yakin aku bisa membahagiakannya suatu saat nanti jika kami menikah. Menikah? Ah... sepertinya pikiranku terlalu jauh. Bisa terus bersamanya saja sudah membuatku tersanjung. “Aku pulang dulu ya. Aku sudah dijemput.” Abby membereskan tas dan makan siangnya. Aku bangkit dan tersenyum. “Hati-hati ya, Cantik.” Dia mengangguk sambil tersenyum manis dan berlalu dari hadapanku. Sedangkan aku kembali ke kelasku untuk pendalaman materi. Aku tidak mampu mengikuti bimbingan belajar di luar. Seminggu berlalu. Hari ini tepat ulang tahun Abby. Aku sudah menyiapkan kado sederhana untuknya. Aku tahu dia sudah punya segalanya yang mahal yang tak mampu kubelikan. Aku hanya menyiapkan sebuah gelang yang kubeli dengan uang tabungan dari hasil bekerja part time di restoran. Hanya gelang emas putih dengan lambang infinity dan bandul inisial nama kami. Sore itu langit mendung. Aku menyetop kendaraan umum untuk berangkat ke rumah Abby. Kado untuk Abby tersimpan rapi di saku bajuku. Setengah jam kemudian, aku sudah sampai di gerbang komplek mewah perumahan Abby. Aku berjalan santai menuju rumah Abby. Baru beberapa langkah, sebuah mobil mewah berhenti di depanku dan memotong langkahku. Pintu terbuka dan keluarlah Sir Edgar Spencer yang terhormat. Ayah Abby. Pria itu menatapku tajam dan tampak tidak suka. Aku yakin dia pasti sudah mendengar desas-desus soal aku dan Abby yang pacaran. “Untuk apa kau datang?” tanyanya sinis. Matanya menelusuriku dari kepala hingga ujung kaki. “Abby mengundang saya datang, Sir.” Dia mendengkus. “Dengar anak muda! Aku tahu siapa dirimu. Anak miskin yang bersekolah karena beasiswa. Bahkan kau hanya seorang anak panti asuhan. Kau pikir kau siapa bisa seenaknya menjadi kekasih anakku dan datang ke rumahku?” Tanganku mengepal hingga jari-jariku terasa sakit. Aku memang sudah sering dihina, tetapi dihina oleh ayah dari gadis yang kucintai terasa dua kali sakitnya. “Memangnya kau pikir anakku serius pacaran denganmu? Jangan mimpi, anak muda! Aku tidak akan membiarkan sembarangan orang memacari anakku. Apalagi anak panti yang tidak jelas asal-usulnya seperti kau! Aku bisa saja mencabut beasiswamu itu saat ini juga! Jadi jangan macam-macam denganku.Tinggalkan anakku atau hidupmu akan lebih menderita dari ini! Dasar orang miskin!!!” Selesai berteriak padaku dia langsung masuk ke mobilnya dan berlalu dari hadapanku. “b******k!” makiku pelan. Egoku sebagai lelaki terusik dengan kata-kata pedasnya. Aku bersumpah suatu saat lelaki tua itu akan bersujud-sujud di hadapanku! Aku bersumpah! Flashback end .... Sejak saat itu, aku menghilang dari hidup Abby tanpa pernah menjelaskan apapun padanya. Esok pagi setelah sore itu, aku mendapat surat dari sekolah bahwa beasiswaku dicabut hingga aku harus pindah ke sekolah biasa yang bisa kubiayai sendiri. Aku tidak mungkin merepotkan ibu panti dengan membiayai sekolahku di sekolah yang sangat mahal itu. Bagiku saat itu, yang penting aku bisa lulus dan segera mendapat pekerjaan untuk meringankan beban ibu panti. Aku tahu Abby sering mencariku ke panti, tetapi aku selalu menghindar. Ibu dan anak-anak panti sudah aku pesankan untuk mengusirnya jika mencariku. Aku tahu, aku jahat. Akan tetapi semua perkataan ayahnya seolah mematikan nuraniku. Aku terhina. Benar-benar terhina. Karena itulah pada akhirnya aku bersedia menjadi anak angkat keluarga Alexander yang memang sudah sejak lama ingin mengadopsiku. Kemudian aku melanjutkan kuliahku ke Jerman. Baru dua tahun ini aku kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan masterku dan mengambil alih perusahaan ayah angkatku. Aku tidak pernah tahu lagi kabar Abby dan tidak pernah berusaha mencari kabar tentangnya. Aku ingin tahu tentangnya, tetapi aku takut. Bagaimana jika dirinya sudah memiliki orang lain? Atau mungkin bahkan sudah menikah? Apakah aku akan sanggup menghadapinya? Drrrrtt... drrrttt.. Getar ponsel membuyarkan lamunanku dan aku tersenyum melihat wajah cantik ibuku menghias layar ponsel. “Ya, Mom.” “Sayang, kau di mana? Kenapa belum pulang?” Tanyanya dengan khawatir. Aku tersenyum. Mommy-ku selalu memperlakukan aku seperti anak kecil. “Iya, aku masih di kantor. Sebentar lagi aku pulang. Mom tidur saja ya, tidak usah menungguku.” “Okey, cepat pulang! Jika kau tidak sampai di rumah dalam satu jam, Mom akan mengirim supir untuk menjemputmu!” Aku langsung membereskan mejaku dan memasukkan kado itu ke kantong jas. Kado yang sepuluh tahun ini tidak pernah aku buka.              

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.2K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
280.6K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
464.5K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.0K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook