CRAZY CROCODILE (INDONESIA)

“Jangan membuat dirimu seperti orang gila! Ini bukan sesuatu yang bisa di pertimbangkan. Bukankah kau yang memilih agar Gladys keluar dari rumah?!” Zeo masih memegang gelas vodka, lalu mata pria tersebut menatap Sera. “Ya, aku yang melakukannya Mi! Jadi tak usah hiraukan aku. Ini masalah yang tak bisa kau tangani. Urus saja Karina yang terus membuat ulah.” Sera menghela, dia duduk tepat di hadapan Zeo. “Apa kau tahu kemana perginya Gladys? Dia tak mengatakan apapun pada orang rumah!” Zeo menggeleng, “Aku hanya meminta dirinya untuk pergi dari kehidupan keluarga kecilku. Dan dia setuju! Bahkan dia tak membantah sedikit pun ketika aku menghina dirinya.” Sera berdiri, dia malas mendengar celoteh anak muda yang sedang galau atas tindakannya sendiri. “Jangan meratapi apapun, di sini tak ada yang salah hanya saja kau mengambil tindakan berdasarkan pemikiran.” “Mam, jangan bahas ini lagi! Apalagi setelah Zea dan Zia bangun. Aku tidak ingin mereka tertekan karena kehilangan Gladys. Mereka bertiga sudah terbiasa bersama!” “Lalu kenapa kau membiarkan dia pergi?! apa ada yang kau takutkan?!” Zeo meneguk habis vodka yang ada di gelasnya. Semua ini tak mudah juga bagi dirinya! “Sudahlah Mam, tinggalkan aku sendiri.” “Oke!” Sera pergi dari ruangan tersebut, hari ini tak akan berhasil bicara apapun pada Zeo. “Kak!” “Dika, bisa aku bicara padamu?! ini masalah Karina, dia membuat masalah lagi dan kita harus menyelesaikannya.” “Tentu saja, mari bicara di taman agar lebih leluasa.” Sera berjalan tepat di belakang Dika. Mereka menuju taman, dari jauh Sia melihat dan berniat menguping pembicaraan mereka. Seumur hidup Sia tak pernah melihat gadis semenyebalkan Karina. Padahal dirinya sempat berpikir dialah yang paling gila di antara semua wanita. Tapi nyatanya ada yang lebih parah. “Karina pergi dari rumah dan membuat Elbarack tidur dengan pembantu. Masalah terbesarnya, Pil KB yang Karina pikir bisa mencegah kehamilan pada pelayan tersebut malah akan berbuat sebaliknya karena El sudah menggantinya.” “Lalu?!” “Dika, aku ingin kau menggugurkan bayi pelayan tersebut jika dia hamil! Aku tak ingin Karina tersakiti dalam pernikahannya bersama El.” “Bukankah dia sendiri yang melakukan kesalahan tersebut? Aku tak bisa membantunya! Walaupun kau memaksa, kak!” Sera terdiam sejenak, “Jadi kau akan membiarkan Karina hidup bersama wanita lain yang memiliki anak bersama suaminya?!” Dika menghela napas. “Yang membuat Karina menganggap sepele keluarga ini adalah kita yang selalu membantunya dari belakang. Tapi semua sudah tak sama kak, ini masalah nyawa dan aku tak ingin melakukan tindakan bodoh!” “Dika dengarkan aku, jika kandungannya masih berumur beberapa hari belum ada nyawa di sana!” “Maaf kak! Aku tetap tak bisa melakukannya.” Sera dan Dika terus berdebat sampai seseorang datang dengan terburu-buru. “Kenapa kau di sini?!” “Nona Karina di sekap di jalur 12! Tuan Elbarack sudah bergerak lebih dulu. Nona Karina membakar 10 gudang persenjataan dalam kurun waktu 3 hari. Walaupun tak berstatus burunon karena tak ada bukti. Mereka semua tahu siapa yang menjadi target! Mereka meminta kepala Nona Karina. Mafia dari negara tetangga lebih kejam dari pada negara Eropa lainnya. Sayang sekali Nona Karina tidak memikirkan fakta tersebut.” “Ah” Sera terduduk di lantai, Karina adalah hal terberat bagi kedua orangtuanya. Mereka tak akan tenang karena ulah gadis ini! “Sampai kapan Karina akan bersikap seperti ini?!” Dika berdecak kesal jika memikirkannya lebih jauh. Dia tahu Karina tak dekat dengan keluarga, tapi semua ini sungguh keterlaluan. “Aku tidak tahu! Jangan tanyakan hal yang sudah pasti tak bisa aku jawab.” Di jalur 12 El yang menggunakan SPR 2, senjata api laras panjang yang bisa menembus lapisan baja, tapi juga memiliki peledak di balik amunisinya. “Saya tak menemukan Nyonya!” Mata El memerah, sudah 4 jam dia mencari keberadaan Karina tapi menemukan jalur buntu. “Aku juga tak melihat tanda-tanda keberadaannya di jalur ini. Aku rasa dia berhasil bebas dan pergi ke tempat yang lebih aman.” “Tak ada tempat yang aman bagi Nyonya, karena beliau tak memiliki teman sama sekali. Mereka memilih mengikuti perintah pimpinan untuk menjadikan Karina sebagai kambing hitam. Di biarkan untuk hidup saja merupakan sebuah keberkahan, tapi Nona Karina tak bisa sejalan dengan pikirkan kita. Baginya nama baik dan keadilan nomor satu, padahal dunia tak se suci itu.” “Aku tak bisa berpikir sekarang Eric, ayo pergi!” Selama di perjalanan El hanya bisa memandangi rumput nakal dan laut, dia tak membayangkan hak buruk terjadi pada Karina. Hatinya hancur berantakan! “Makanlah, saya tak ingin anda sakit karena ini! anda tidak dalam keadaan baik-baik saja!” “Apa kita bisa mencarinya? Aku takut tak bisa menemukan Karina! Ini sangat menyakitkan Eric, jiwa Karina masih sangat muda. Dia nakal dan tak bisa aku kendalikan sebagai suami. Aku harus bagaimana menghadapi ini! Bahkan aku sudah menyerahkan segalanya bagi Karina. Tapi tetap saja semuanya kembali ke titik awal, tak ada arti bagi karina.” “Nyonya juga sangat mencintai anda! Hanya saja jiwanya masih ingin di agungkan.” El memejamkan mata mengingat kembali wajah Karina, setiap senyum dan marahnya adalah candu bagi El. Mungkin selama ini dia terlalu serius menjalani pekerjaan hingga cinta tak pernah menyentuh hatinya. Lalu ketika cinta itu datang, El hanya bisa bertahan seperti orang bodoh, “Aku akan menemukannya?!” “Ya, anda pasti akan menemukan Nyonya! Anda tak perlu kacau dengan hasil saat ini. Malam ini kita akan sampai di jalur 13, semoga Nyonya ada di sana, Tuan!” “Aku tak yakin karena Karina sudah tahu jalur itu tak bisa dia kunjungi! Pindah haluan ke jalur 8, jika Karina sudah meledakkan gudang senjata tandanya dia sedang menabuh genderang perang. Ada seseorang yang sedang dia tunggu untuk menanggapi semua ini!” Eric menatap El, “Apa ada seseorang yang dia targetkan?! atau ada sesuatu yang tidak kita ketahui?! apa anda merasa ada yang ganjal tentang kepergian Nyonya?!” “Aku sudah melihat kamera CCTV, tak ada yang membantu dirinya keluar dari rumah, dia melakukannya sendiri."