bc

Story With Mr Cat

book_age12+
255
FOLLOW
1.2K
READ
friends to lovers
powerful
sporty
king
comedy
sweet
bxg
humorous
campus
magical world
like
intro-logo
Blurb

Ini tentang pangeran kucing dari negeri putih melarikan diri ke dunia manusia untuk menghindari perjodohan. Ia berubah wujud menjadi manusia berkat kalung permata yang di berikan sang kakek.

Yura adalah mahasiswa jurusan olahraga yang menyukai Dylan. Pria berwajah tegas dan dingin yang tak pernah sekalipun membalas perasaan Yura.

Suatu hari, Yura menyelamatkan kucing yang terjebak di dalam selokan. Setelah membawanya ke apartemen, kucing itu berubah menjadi manusia pada keesokan harinya.

Persahabatan mereka pun terjalin dengan lucu. Setiap hari, ada saja kelakuan polos si jelmaan kucing yang membuat Yura gemas sekaligus kesal.

Seperti kata orang, bahwa tidak ada persahabatan antara lelaki dan wanita. Ya, Yura jatuh hati pada jelmaan kucing yang selama ini melalui hari bersamanya.

Akankah Yura menyatakan perasaannya atau terus memendamnya karena tau bahwa mereka berbeda?

chap-preview
Free preview
Dylan
"Uwuuu!!! Dylan!! Saranghae!! Kyaaa!!" Teriakan kaum hawa terdengar sangat nyaring. Nyaris semua mahasiswi memenuhi lorong kampus. Mereka sedang menyambut the most wanted baru di Universitas Bangsa. Namanya Dylan. Mahasiswa pindahan dari Prancis yang memiliki wajah tampan, cool, dan kaya raya. Hal itu mampu membuat seluruh wanita tergila-gila padanya. Termasuk Yura. Anak dari konglomerat yang memiliki restoran donat emas terkenal.  Yura memiliki seorang sahabat sejak SMP yang bernama Dea. Mereka mengambil jurusan yang berbeda ketika berada di bangku kuliah. Yura memilih masuk di jurusan ilmu olahraga, Sedangkan Dea memilih jurusan Desaigner Busana karena kegemarannya terhadap fashion. Karakter mereka pun sedikit berbeda. Namun banyak memiliki kesamaan. Jika Yura anak yang hiperaktif, tomboy, baik, ramah, lincah, serta sedikit bar-bar, Dea adalah anak yang agak jutek, cantik, suka dandan, tapi pelupa. "Dylan! Dylan!" teriak Yura dengan suara cemprengnya. Dea saja sampe menutup telinganya. "Alay lo!" cibir Dea pada Yura. "Yang sirik diem aja. Ntar tambah b***k!" balas Yura tanpa mengalihkan pandangannya pada Dylan yang sedang berjalan disepanjang lorong. Dea duduk di kursi dekat lorong. "Idih, ngapain juga sirik sama lo. Gak ada faedahnya!" "Eh, De," panggil Yura lalu ikut duduk di sebelah Dea. "Apaan? Gua masih napas," sahut Dea sambil memainkan handphonenya. "Tunggu sini ya, gue mau nyamperin Dylan!"  Sementara Dea sudah menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu.  'Gue yakin bakal di tolak lagi,' batin Dea. Bukannya mendoakan, tapi semua yang dikatakannya memang fakta. Yura adalah satu-satunya gadis yang paling berani mendekati makhluk es bermulut cabe itu. Ya, sahabatnya itu sudah berkali-kali ditolak oleh Dylan.  Bahkan seluruh kampus tau bahwa Yura sudah menyatakan perasaan cintanya pada Dylan. Namun itu tidak terbalas.  Tapi apa kalian pikir Yura akan menyerah begitu saja? Oh tidak! Yura adalah gadis yang giat! Ia memiliki prinsip pantang menyerah sebelum dapat! Lebih singkatnya sih keras kepala alias pala batu. Oh iya, satu lagi. Gadis itu juga berhati baja. Buktinya, sudah sering disuguhi kata-kata pedas oleh Dylan, namun ia tetap mengejar pria itu. Dea sampai prihatin dengan Yura. Sahabatnya itu sudah terkena virus bucin akut. Sudah berkali-kali ia menyarankan agar Yura berhenti mengejar Dylan. Tapi dengan semangat, Yura bilang,  "Selama ini gue bisa dapetin apa yang gue mau, De. Masa buat dapetin Dylan aja gue gak bisa?"  Ditempat lain ... Yura sudah menyiapkan kotak bekal berisi sandwich yang selalu ia buatkan untuk sang pujaan hati. Seperti biasa, ia mendatangi langsung kelas Dylan yang berada di fakultas Hukum. "Dylan ..." Panggil Yura lembut. "Hm," balas Dylan. Seperti biasa, pria itu cukup dingin. "Gue bawain sandwich buat lo,"  Yura menaruh kotak bekal yang dibawanya tadi di atas meja Dylan. "Gue gak bakal bosen bawain ini, oke? See you Dylan ... " ucap Yura lalu pergi meninggalkan kelas itu. "Buat kita lagi?" tanya salah satu teman Dylan. Namanya Zico. "Hm," balas Dylan cuek.  "Asiklah! Lumayan buat sarapan," sahut Samuel. Lihat, dengan kedua temannya saja, pria itu sangat dingin. Tapi entah mengapa, Zico dan Samuel mau berteman dengan Dylan. Mungkin karena mereka satu sekolah sejak SMP. Jadi semua sudah terbiasa. Sementara Yura nampak senang karena berhasil memberikan kotak bekal itu. Berharap Dylan akan memakan sandwich buatannya dengan lahap. "De, gua yakin pasti Dylan suka sama sandwich nya!" seru Yura saat berada di kantin. "Yakin?" tanya Dea ragu. "Iya, yakin!" jawab Yura dengan penuh semangat. "Yayaya terserah lu. Eh btw, nanti lu jadi pulkam?" tanya Dea sambil menyeruput jus strawberry nya. "Jadi dong! Gua udh kangen sama Papa Mama," jawab Yura lagi. "Abang lo?"  "Alah, Abang laknat gitu ngapain dikangenin. Kesel gua. Nih ya, gua baru aja beli earphone. Eh dipinjem sama dia, malah patah jadi dua. Ngeselin kan. Gak bisa jaga barang banget!" keluh Yura yang kesal dengan sikap ceroboh kakak laki-laki nya itu.  "Yaelah. Lu kan holang kaya. Bisa beli earphone se-pabrik nya juga." "Yang kaya orang tua gue," balas Yura. "Udah ah, ayo cepat makannya. Gue ada kelas bentar lagi!" "Iya iya," *** "PAPA! MAMA!" teriak Yura dari arah luar. Membuat kedua orangtuanya berlari menghampiri sang putri. "Yura!" panggil Shanti, sang Mama. "Mama! Yura kangen banget. Baru dua bulan padahal," ucap Yura sambil memeluk Mama nya. "Dua bulan bukan waktu yang cepat. Mama juga kangen banget sama kamu," balas sang Mama. Yura melepaskan pelukannya dari Shanti lalu menatap Papa nya. "Papa gak kangen sama Yura?" tanya Yura pada Papa nya yang hanya diam daritadi. "Orangtua mana yang gak kangen sama anaknya hum? Sini peluk!" ucap Pramana lalu menarik Yira ke dalam pelukannya. "Bang Jay Mana Pa?" tanya Yura pada Papa nya. "Dia masih di perkebunan. Bentar lagi balik," jawab Papa. "Oh ya Pa. Yura denger, cafe Papa makin rame aja. Gara-gara donat emas keluaran terbaru itu ya? Orang luar negeri aja sampe penasaran sama rasanya kan?" tanya Yura dengan bangga. "Iya. Bukan cuma donat. Tapi kopi disana juga berasal dari kebun Papa yang berkembang pesat. Kita harus bersyukur ya," balas sang Mama sambil mengelus rambut Yura. "Wahh, Papa hebat!" puji Yura yang membuat sang Papa tersenyum bangga. "Papa jadi malu ... Jangan disanjung gitu ah," ucap Papa dengan wajah malu-malu kuceng. "Ih! Gak usah sok malu gitu deh. Papa biasanya kan malu-maluin," balas Yura lalu masuk ke rumahnya. Yura melemparkan dirinya di atas kasur. Ia merindukan kamar ini. Kamar yang selalu menemani hari-hari nya sejak kecil. Namun ketika kuliah, ia memilih untuk tinggal sendiri di apartemen milik orangtuanya yang berada di dekat kampus. Jadi, ia tidak perlu bolak-balik dari rumah ke kampus. Meski awalnya tidak setuju, namun orangtua Yura akhirnya luluh berkat bujukan maut gadis itu.  "Woy monyed! Buka!" teriak seseorang dari luar sana. "Gak usah lebay! Tinggal buka doang apa susahnya?!" balas Yura tak menghiraukan teriakan orang itu. "Tangan gua lagi mager nih. Bukain dong!" balas orang yang tak lain tak bukan adalah Jay, kakak kandung Yura yang sekarang mengolah bisnis kopi sang Papa. Usia mereka terpaut jauh. Jika sekarang Jay berusia 26 tahun, usia Yura adalah 21 tahun. Tapi jangan salah dengan body Jay yang L-Men. Sebenarnya pria itu sangat manja apalagi pada Mama nya. Sifatnya dewasanya bisa saja berubah menjadi kekanak-anakan. Terlebih jika sudah berada di dekat Yura, sifat jahil dan usilnya bisa membuat gadis bermata bagus itu berubah menjadi hulk. "Manja amat si lu! Gak usah masuk sekalian!" bentak Yura kesal. "Iya iya. Gua kan cuma bercanda. Lu mah baperan banget dah,"  ucap Jay lalu masuk. Pandangannya tak sedikitpun beralih dari handphone.  "Bang, gua mau nanya." "Nanya apa?" "Kira-kira kalo cowok ulangtahun, sukanya di kasih apa?" tanya Yura dengan serius. Seketika Jay mematikan hp nya dan menatap sang adik dengan serius. "Kenapa? Lo naksir sama orang?" tanya Jay yang membuat Yura gelagapan. Ia malu jika kakaknya mengetahui bahwa dirinya sedang bucin dengan seseorang. "Eng--enggak. Temen sekampus gue ada yang ulangtahun. Makanya gue bingung mau ngadoin apa," balas Yura berhasil menutupi kegugupannya. "Yaelah, cowok mah gampang. Tinggal lu kasih sabun batang satu truk juga seneng," ucap Jay yang langsung mendapat geplakan dari Yura. "Gue serius monyed!" cibir Yura kesal "Sakit b**o! Main geplak pala nya cogan aja!" protes Jay tak terima. "Udah sono keluar! Rusuh tau gak?!" usir Yura emosi. Lagian ada-ada saja saran Jay. "Galak beud gila! Iya gue keluar!" balas Jay sambil memasang wajah kesal. Tapi sebelum keluar, pria itu mengatakan sesuatu, "kalo mau, beliin k****m di warung belakang. Lumayan loh. Gue yakin dia pasti seneng," "b*****t!" Yura melemparkan bantal dengan kesal ke arah pintu. Ia salah orang ternyata. Harusnya tidak meminta saran pada sang kakak.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Love Me or Not | INDONESIA

read
532.6K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
453.4K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

Hubungan Terlarang

read
500.8K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
358.5K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook