bc

Delay OF Love (Indonesia)

book_age18+
2.7K
FOLLOW
57.8K
READ
sex
contract marriage
family
love after marriage
goodgirl
drama
sweet
Multi-professional Billionaire Writing Contest
Writing Challenge
first love
like
intro-logo
Blurb

Naira berucap, "Aku merasa dijual dan merasa terbuang, Namun akhirnya aku menikmatinya"

Naira gadis berusia 16 tahun yang harus menelan pahitnya kehidupan, Ia harus merasakan bagaimana rasanya pernikahan du usia muda. Ia harus berusaha menjadi seorang pelajar yang dan istri pengusaha kaya.

Naira pun harus menutupi identitas pernikahannya, Naira tak tahu harus sampai kapan menjalani pernikahan yang sebenarnya tak ia inginkan.

DELAY OF LOVE ~ Cinta akan datang disaat waktu yang tepat walau agak terlambat tapi akan melekat ~

chap-preview
Free preview
DOL (Bab 1)
PROLOG Sebuah impian pernikahan setiap wanita berbeda, setiap wanita ingin menikah di usia yang cukup, pasangan yang benar-benar mencintainya, mendapatkan cinta dari suaminya dan kehidupan yang penuh keharmonisan.  Namun tidak dengan Naira, gadis berusia 16 tahun yang menderita akibat nasib sial menurutnya. Naira harus menelan pahit masa mudanya, ia salah satu siswa berprestasi di sekolahnya.  Kemiskinan lah yang membuatnya menerima itu semua, Naira harus rela dinikahkan bersama lelaki yang sama sekali tidak ia kenal.  Lalu, apakah nasib sial itu akan berubah menjadi nasib baik. Naira hanya mampu berharap dan berharap nasib buruk itu menjadi nasib baik baginya. Davis Atala surya namanya, lelaki dewasa di usia Naira ini adalah seorang pengusaha ternama di Ibu kota. ia memiliki banyak anak perusahaan, tentu saja Davis salah satu pewaris tunggal dari Dave Surya. Dave Surya sendiri adalah seorang Konglomerat yang memiliki segudang harta. Davis dan Naira terpaut 10 tahun usianya, Davis berusia 26 tahun. Dia sosok lelaki yang sangat dingin, Davis menikahi Naira yang masih berumur belia dikarenakan cinta nya pada ibu dan Ayahnya.  Sebenarnya Davis pun tak ingin menikah terburu-buru namun, saat itu Davis benar-benar tidak bisa menolak keinginan sang Ayah yang terkenal dengan sikap yang sangat kejam.  Baginya pernikahan ini adalah pernikahan yang sangat buruk, dia harus menikah dengan gadis yang sama sekali tidak ia kenal. Davis sendiri sedikit mengalami gangguan Psikologis, banyak tersiar kabar jika dirinya sangat gemar mempermainkan wanita. Tak hanya satu, dua wanita yang selalu ia kencani setiap malam dan mungkin itu juga salah satu alasan mengapa Davis secepatnya di nikahkan oleh Sang Ayah.  Ayahnya selalu mengkhawatirkan Davis, Ayahnya takut jika Davis terlalu lama sendiri dan menjadi bujang tua. Walaupun itu hanyalah ketakutannya saja, karena sebenarnya Davis selalu dikagumi oleh wanita-wanita. Hanya saja wanita-wanita itu terkesan Nakal, mereka rela menawarkan tubuhnya untuk kepuasan Davis semata.  Bab 1. Naira sedang bersama Ibu dan adiknya, saat itu Naira terlihat sedang duduk dengan buku yang terbuka di hadapan nya. Ayahnya datang dan memberitahu rencana yang membuat Naira serta ibu dan adiknya terkejut, "Rumah ini mau di sita" ucap Sang Ayah yang bernama Redi.  "Mau disita? " Tanya Ibu Naira terkejut, "Kamu pasti main Judi lagi kan? " Tanya nya kembali. Naira sudah merasa lelah karena mendengar perdebatan diantara orang tuanya itu, ia memilih pergi dan duduk di teras rumah.  "Ini tuh iya warisan Mama ku, dan kau seenaknya membiarkan rumah ini disita!!. Jika seperti itu, kau boleh ceraikan aku! " Ujar Sang ibu, Naira menutup telinganya. Ia benar-benar merasa jengah dengan apa yang selalu ia dengar.  Sang adik, Naila duduk di sampingnya. Ia juga menutup telinga nya dengan menggunakan kedua tangannya, "Aku ingin pergi sejauh mungkin, aku lelah mendengar ini semua" Keluh Naira, wajahnya terlihat kusam dan tak bersemangat. Apalagi esok adalah hari libur setelah menjalani ujian yang sangat berat disekolah, dalam impiannya, esok ia akan menghabiskan waktu bersama adiknya di rumah, namun ia merasa malas karena selalu mendengar keributan diantara kedua orang tuanya.  Naira yang saat ini duduk di kelas 1 SMA, benar-benar merasa sangat tidak beruntung, untuk main bersama teman-teman di kelasnya ia tak bersemangat. Karena teman-teman nya memiliki sikap yang selalu mem-bully dirinya, mungkin karena Naira terkenal dengan siswa yang miskin.  Terkadang untuk Jajan di kantin sekolahnya saja, Naira selalu berpikir panjang. Maka Dari itu Naira selalu menahan hasrat lapar di dalam perutnya, karena kedua orang tuanya sangat jarang sekali memberikan nya uang jajan.  Naira masuk kedalam rumahnya, tangannya terlihat merangkul adiknya.  "Sudah cukup!! Apa ibu dan Ayah bisa berhenti bertengkar? Kasihan Naila, dia sangat ketakutan!! " Ucap Naira, ia seakan memberanikan dirinya untuk berbicara dihadapan Ayah serta ibunya itu.  "Apa yang harus Naira lakukan agar kalian tidak selalu bertengkar seperti ini, Naira Capek!! "  Ayahnya terlihat tak menerima apa yang ia ucapkan, Ia menampar keras wajah cantik anaknya itu. Dia pun seolah mengumpat bahwa Naira sudah berani berbicara tidak sopan kepada nya, Naira menangis tiada henti. Karena walaupun Ayahnya terkenal dengan sikap premanisme dan selalu saja senang berjudi, dia tidak pernah bersikap kasar kepada anak serta istrinya. "Ayah ingin kau bekerja, bukan sekolah!! Sekolah hanya untuk siswa bodoh! Kau pintar, kau jenius seharusnya kau pakai kejeniusan itu untuk mencari segudang harta!! " Ibunya menukas kalimat yang diucapkan oleh Ayahnya Naira, Naira tetap menangis dan tak mau menatap mata sang Ayah yang terlihat sedang marah itu.  "Kau harusnya bekerja dengan baik, kau tak perlu meminta anak gadis mu bekerja. Di usia nya yang masih remaja, mau bekerja apa? hah? "  Disaat pertengkaran itu masih berlangsung, datanglah dua orang Ajudan berbadan besar, ia mengetuk keras pintu rumah Naira.  Mereka semua mendengar ketukan pintu itu, lalu Redi berjalan menghampiri pintu utama rumah yang terlihat sederhana itu.  Redi membuka pintu, "Selamat siang, Tuan besar Dave ada di dalam Mobil. Ia ingin menemui anda." Ucap salah satu Ajudan berbadan besar itu.  "Ma.. mari silahkan masuk, tapi rumahnya kecil dan kotor. Apa nanti Tuan besar tidak akan merasa jijik? " Tanya Redi, di balas gelengan kepala tanpa berbicara.  Terlihat Bos besar Dave sudah berada dihadapan Redi, dengan tubuh yang terlihat tegap dan tinggi itu berdiri menatap wajah Redi.  "Maaf Tuan, saya belum bisa membayar hutang saya. Dan jika rumah ini di sita malam ini, kasihan Anak dan istri saya. Mereka harus tidur dimana? " Keluh Redi yang berbicara dengan kepala tertunduk, Dave masuk tanpa berbicara. Ia pun duduk di atas sofa jelek yang berada di rumah Redi, Redi terdiam saat melihat Dave duduk dengan nyaman di atas sofa yang menurutnya sangat jelek untuk di duduki seorang pengusaha kaya seperti Dave.  "Mana putri mu? " Tanya Dave.  "A.. A.. Ada Tuan" "Berapa putri yang kau miliki? " Tanya Dave kembali, "Duduklah.. " Pintanya seraya menunjuk bangku kosong di hadapan nya itu. Redi pun duduk lalu menjawab pertanyaan Dave, "Ada dua Tuan, Yang satu berumur 16 Tahun dan masih sekolah di salah satu SMA dan satunya lagi berusia 10 tahun"  "Bawa dia kemari, " "Si.. Siapa Tuan? " Tanya Redi tegang, suasana itu sangatlah mencekam baginya.  "Putri mu, yang aku tanyakan adalah Putrimu man bukan Istrimu! " Jawab ketus Dave membuat Redi semakin takut, Redi segera beranjak dari duduk nya dan membawa Naira serta Naila untuk menghampiri Dave.  Dave menatap wajah keduanya, ia menatap lekat dan menilik wajah Naira yang terlihat sangat cantik. Naira sangat ketakutan namun tertanam rasa pasrah di dalam dirinya, karena ia tahu sekali dengan orang yang sedang berhadapan dengannya itu siapa.  Wajah Dave selalu terpampang nyata di sekolahnya, Dave adalah pemilik tunggal gedung yang menjadi tempatnya mencari ilmu.  "Aku mau dia!!" Ucap Dave dengan tatapan yang sangat tajam, "Kau tak perlu membayar hutang mu, hutang mu dengan rumah ini saja masih tidak cukup!! " Sambungnya, Naira terlihat sangat ketakutan melihat serta mendengar keinginan Dave. Ia mengira jika Dave akan membawa nya hanya untuk kepuasan nya semalam, Naira meneteskan air mata. Tatapan memohon ia tujukan pada sang Ayah, namun Redi terlihat menyanggupi permintaan Dave itu.  "Ayah, " Naira memanggilnya Redi dengan suara yang pelan serta terdengar lirih di telinga Redi, Reva ibu dari Naira pun tak mampu menolak. Karena Reva tahu berapa hutang Redi kepada Bos besar itu, Reva yang terdiam dan mendengarkan setiap percakapan diantara mereka hanyalah menangis tanpa bersuara.  "Ayah, Naira tidak mau! " Ucap Naira kembali.  "Diam lah, kau ingin Ayah mu ini di penjara dan rumah ini di sita. Lalu kau bagaimana hidup jika kau tidak bersama Ayah, kau ingin ibumu susah? " Tanya Redi berbisik di telinga Naira, Naira berpikir apa yang di ucapkan sang Ayah.  Benar, bagaimana mungkin aku membuat ibu ku sengsara. Semenjak adik ku sakit parah hanya dia yang selalu meminjamkan uang pada Ayah dan semenjak itu pula ibu tak ingin meninggalkan Naila ~ batin nya lirih bergumam, ia kesal, ia merasa sakit dengan keputusan sang Ayah yang seakan menjual kehidupan nya.  "Baiklah, besok aku ingin kau datang dan membawa anak mu ini" Ucap Dave berwajah datar itu.  Redi mengangguk dan mengucapkan rasa terimakasih nya, "Terimakasih Tuan besar, saya tidak akan melupakan jasa-jasa anda!! " Naira kembali meneteskan air matanya, ia berpikir jika mimpinya bersekolah akan sirna.  Naira memikirkan Cita-cita nya, kehidupan manis masa sekolah, dan mungkin ia akan kembali mendapat cacian dari teman-teman nya jika mereka tahu Naira keluar dari sekolah dan memilih menikah dengan lelaki tua yang kaya raya.  Dave sudah berpamitan dari rumah sederhana itu, Dave juga membekali uang yang sangat banyak untuk Mendandani Naira dan keluarganya. "Ayah apakah aku akan menikah dengannya? Bukankah dia memiliki seorang istri dan istrinya sangat cantik juga baik. Ayah aku benar-benar takut, bagaimana jika dia menyiksa ku di sana dan bagaimana nasib ku? " Tanya Naira dengan raut wajah sedihnya, Redi tak mampu menjawab. Ia pergi tanpa memberi jawaban kepada putri kecilnya, Naira masuk kedalam kamar. Ia menangis meratapi nasib buruknya.  "Jahat sekali ayah, kau menjual ku." Ucap Naira, ibu nya datang. Ia mengusap lembut punggung Naira, Naira beranjak dan memeluk ibunya itu.  "Mengapa ibu hanya diam? " Tanya Naira, tatapan penuh harap ia tujukan kepada ibunya itu.  Reva, sang Ibu Naira benar-benar tidak mampu berkata apapun. Ia juga takut akan rumah peninggalan orang tuanya tersita karena ulah sang suami serta biaya rumah sakit anak bungsu nya.  "Kau boleh membenci ibu dan Ayah, kami menerima. Tapi ibu mohon, bisakah kau berkorban demi kami? Demi adik mu" Ucap sang Ibu, Naira tetap memandang ibunya dengan air mata yang terus menerus mengalir.  "Bagaimana nanti nasibku bu? " Tanya nya.  "Mereka bukan orang jahat, mereka baik Nak." ujar Reva.  "Tidak baik jika seorang lelaki tua kaya menikahi gadis seperti ku karena hutang, jika mereka baik. Bisa saja mereka mengikhlaskan uang yang sudah dipakai Ayah dan membuat ku sekolah mencapai cita-cita lalu aku sukses dan aku bisa membayar semua hutang-hutang ayah kepada mereka!! " Gerutu Naira itu ada benarnya, namun Reva tetap tidak bisa mengiyakan kalimat Naira. Dia beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan putrinya seorang diri. Keesokan harinya, Naira masih terdiam membisu di atas ranjang miliknya. Ia ingin menikmati masa-masa libur nya saat itu, namun Sang Ayah datang dan berniat memberitahu dirinya untuk segera bersiap-siap menemui Tuan Dave.  "Ayolah, bantu Ayah" "Bagaimana sekolah ku yah?" Ia bertanya dengan nada yang sangat lirih.  Redi menjawab, "Kau bisa menyelesaikan nya kan? "  "Bagaimana mungkin?," Tanya nya, Naira berpikir jikalau pun ia tidak dinikahi dan hanya menjadi pelampiasan nafsu semalam untuk Dave, jiwa nya akan terguncang. Ia akan mengingat terus kejadian itu, dia tetap kekeuh tidak ingin mengorbankan dirinya itu.  "Kau bisa mengorbankan sekolah mu nak!, " Timpal Reva sang ibu Naira, Naira tak menyangka dengan apa yang disarankan ibunya.  Naira menggelengkan kepalanya, "Tidak mau Ayah, Ibu. Mengapa kalian malah seperti ini? "  "Naira bisa lulus, kerja dan memberikan ibu dan Ayah kehidupan yang layak! " Ujar Naira.  Naira tetap bersikukuh dengan pendiriannya, ia benar-benar tidak ingin menjadikan dirinya sebagai korban untuk melunasi hutang Ayahnya.  "Baiklah jika seperti itu Ayah mu akan masuk penjara, dan ibu akan melenyapkan nyawa ibu lalu adik mu kembali membutuhkan biaya dan kau sudah membunuh kami semua!! " Ancam sang ibu membuat Naira merasa takut, ia takut hal itu benar-benar terjadi.  Naira meluruskan pandangannya, ia benar-benar berpikir akan masalah yang sedang dihadapi olehnya. Ayah dan ibu nya kini sudah menghilang dari pandangannya, meninggalkan Naira hanya seorang diri.  Naila mendekati kakaknya, menangis dan memeluk Naira. Ia seakan mengerti dengan apa yang Naira rasakan, Naila pun mengusap lembut wajah sang kakak, menyeka air mata kakaknya menggunakan kedua tangan nya.  "Maafkan kakak iya, kakak pasti gak akan nemenin Naila disini" Ucap Naira, Naila seakan mengerti kesedihan kakaknya itu. Naila memeluk Naira, terbayang apa yang di ucapkan Reva di dalam otak Naira.  Bagaimana mungkin jika itu terjadi?, Bagaimana jika benar Ayah masuk penjara dan ibu bunuh diri. Bagaimana Nasib ku dan Naila, Ya Tuhan aku benar-benar bingung sekali.  Dalam hatinya bergumam lirih, Naira benar-benar takut kehilangan sosok kedua orang tua nya. Bukan karena dirinya sajalah tapi karena adiknya pula, apalagi sang adik baru saja sembuh dari kondisi sakit yang parah.  Naira membayangkan kembali masa-masa sulit adiknya itu, jangankan untuk membeli obat, untuk makan pun Naira menunggu belas kasihan orang-orang di sekitarnya.  Dan Dave lah yang membantu Ayahnya dengan memberikannya modal, namun saat itu Redi selalu tergoda dengan perjudian yang menjadikan modal usahanya habis.  Dave kembali memberikan bantuan untuk Redi dengan jaminan surat rumah yang di huni oleh mereka.  Ia menyalakan komputer miliknya, kabarnya komputer tersebut hadiah dari pemilik gedung sekolah yang ia tempati untuk mencari ilmu, ia melihat semua artikel tentang Dave dan terlihat sebuah artikel yang menunjukkan bawa Istri dari Dave itu sakit sangat parah.  "Pantas saja ia menginginkan ku!!, ia menganggap istrinya sudah tak berguna" Gerutu Naira kecil, ia masih membaca setiap artikel yang berhubungan dengan Dave. Bahkan dia melihat sosok Davis Atala surya di sana.  Naira kembali menggerutu kesal, "Jangankan dengan ayahnya, dengan anaknya saja rasanya bulu kuduk Naira berdiri" Kalimat itu mengganggu pikirnya, tetapi ia tetap memikirkan kondisi Ayah serta ibu dan adiknya.  Naira bergegas dan memilih untuk mengiyakan keinginan kedua orang tua nya, tak peduli ia menikah atau menjadi b***k semalam Tuan Dave yang terkenal sangat kaya itu.  Ia menghampiri Ayah serta ibunya yang terlihat duduk saling memunggungi itu, "Ayah, Ibu" Lirih Naira memanggil kedua orang tua nya, mereka seolah tidak menghiraukan panggilan dari sang Anak.  "Naira mau pergi bersama Ayah dan ibu untuk menemui Tuan Dave, tapi dengan satu syarat! " Ucap Naira, ia memejamkan kedua matanya.  Redi dan Reva terlihat membalikan badannya dan menatap Naira dengan wajah yang sumringah, "Benarkah? " Tanya mereka bersamaan, Naira mengangguk pelan.  Naira seakan melupakan luka perih di hatinya, rasa takut bahkan perasaan apapun yang sedang hinggap. Hanya pengorbanan lah yang dapat ia lakukan saat ini, untuk nya kebahagiaan Ibu dan adiknya sangat penting walaupun Naira sedikit membenci takdir ini.  "Apa syaratnya? " Tanya Redi sembari mengusap lembut ujung kepala Naira, ia tersenyum sangat apik di hadapan wajah Naira.  Nafas Naira terdengar sangat berat, tangan nya gemetar. Naira juga terlihat meneteskan air mata, "Ayah harus berubah, jangan main Judi lagi. Kerja yang bener, masa depan Naila masih panjang. Naila harus sekolah tinggi, Naira takut jika cita-cita Naira tidak tercapai dan Naira berharap, Naila sukses dan membanggakan Ayah serta ibu" Sungguh mulia permintaan Naira, Naira benar-benar anak yang patuh dan baik. Ia sama sekali mencoba melupakan masa-masa indahnya hanya untuk kebahagiaan keluarga nya.  Reva sangat menyesal mendengar apa yang dikatakan Naira, di dalam keadaan terhimpit Naira masih memikirkan nasib adik serta ibunya. Naira benar-benar patut di acungi jempol, Reva memeluk anaknya itu.  "Terimakasih Nak, ibu benar-benar berhutang kepadamu. Ibu berharap nasib baik berpihak kepadamu, ibu tidak akan melupakan semua kebaikan mu" Tutur Reva.  Nasib baik?, malah aku sedang menuju nasib buruk ku. Aku harus melayani Tuan tua itu, bagaimana mungkin aku bisa.  Dalam hati Naira iya sedikit menggerutu kesal, namun apa daya Naira hanya mampu menelan ludah saja. Ia terlanjur menyetujui apa yang di inginkan Tuan Dave kepada Ayahnya.  "Ya sudah, Naira mandi iya. Nanti ibu rapihkan wajah serta rambut Naira, Naira harus dandan yang cantik. Tuan Dave pasti senang melihatnya" Ujar Reva sembari memainkan rambut Naira, Naira berjalan menuju kamar nya. Di dalam kamar iya berpikir, anak siapa dia sebenarnya. Mengapa ibu dan ayahnya bisa setega itu kepadanya, dia segera mengusap air mata itu. Ia berjalan menuju kamar mandi, saat air jatuh tepat di kepalanya bayangin masa-masa indah remaja nya kembali hadir, namun ia segera menukas nya, menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Kaki nya melemah, ia duduk dengan kaki di lipat hingga batas d**a. Ia menangis, menangis dan menangis.  "Inikah nasib ku Tuhan, aku sudah mencoba ikhlas tapi bagaimana aku bisa mengikhlaskan nya. Kemiskinan sudah ku jalani, apa harus aku menderita kembali." Gemercik air dari atas Shower terus membasahi tubuh mungilnya, ia benar-benar merasa sakit namun tetap tidak bisa menolak. Rasa sayang kepada ibu dan adik nya lebih besar daripada rasa sayang akan dirinya. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.8K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.0K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.0K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.4K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook