bc

Just Human

book_age18+
167
FOLLOW
1.0K
READ
like
intro-logo
Blurb

Seorang pemuda ahli beladiri yang awalnya, mementingkan dirinya sendiri tapi hatinya berubah saat bertemu dengan seorang wanita polos, cantik, dan sangat baik keadanya.

chap-preview
Free preview
Just Human
1. The Title : Just Human 2. The genre : Teenlite 3. The setting : Bandung 4. The main character : a. Mass ( 26 tahun ), orang egois bertemu Misy yang akhirnya bisa membuka hati dan pikirannya. b. Misy ( 24 tahun ), perempuan berharga yang membuka pikiran dan hati Mass. c. Shu ( 37 tahun ), guru Mass. d. Shelt ( 25 tahun ), teman atau masalah musuh satu perguruan Mass. e. Nina ( 20 tahun ), b***k Soe. f. Soe ( 37 tahun ), pria kaya hidung belang. 5. The plot : Suatu hari di sebuah desa yang masih di penuhi dengan pemandangan pohon dan lembah berudara segar yang tak jauh dari pusat kota berdiri salah satu perguruan silat, dimana sudah beberapa tahun Mass belajar bela diri disana sampai Mass bisa seperti sekarang membela diri sendiri dari kejahatan yang menghampiri Mass, awalnya niat Mass hanya belajar bela diri untuk melindungi diri Mass sendiri sampai tragedi malam itu terjadi ketika Mass pulang latihan dari perguruan, memang belum sangat larut tapi awan menangis di malam itu. Mass pun pulang tanpa memakai kendaraan dengan kata lain Mass lari sambil melatih terus fisiknya. Di salah satu blok perumahan yang Mass lewati jauh di depan sana terlihat ada mobil dengan kaca yang terbuka yang menyala, tapi tak bergerak maju mobil itu hanya bergoyang-goyang. Saat Mass akan melewati mobil itu tiba-tiba mobil itu berhenti bergoyang, dan terlihat seorang pria sedang melecehkan dengan paksa gadis di dalam mobil tersebut. Gadis tersebut terlihat begitu kesakitan karna si pria begitu bernafsu kepada gadis tersebut. Sampai tiba-tiba si pria menoleh ke arah Mass dengan tatapan yang tajam lalu keluarlah 2 orang pria lain dari mobil itu, tanpa bicara mereka langsung saja menghampiri Mass seperti akan menangkap Mass. Mass pun reflex langsung pergi lari secepat mungkin menjauh dari tempat itu. Saat Mass menoleh orang tersebut masih saja mengejar, sampai Mass melihat ada sebuah cafe yang masih buka Mass pun tak banyak berfikir langsung saja masuk ke cafe tersebut sebelum mereka bisa menangkap Mass. Dari cafe tersebut Mass sambil melihat ke luar, tak terlihat orang yang mengejar Mass melewati cafe tersebut. Tiba-tiba Mass di kejutkan oleh wanita yang memegang Mass lalu dia bertanya ada apa, Mass hanya menjawab jika tak ada apa-apa. Mass langsung saja pergi. Tapi belum jauh dari pintu cafe tersebut Mass di tarik paksa oleh dua orang, mereka langsung saja menghajar Mass. Mass pun tak tinggal diam langsung saja membalas sehingga pertarungan pun tak terhindarkan. Mass sedang bertarung tiba-tiba wanita tersebut keluar, melihat Mass berkelahi dengan 2 orang tersebut dia langsung saja meminta tolong untuk mengusir orang yang menghajar Mass. Tak lama beberapa orang di perumahan itu keluar, dan langsung saja mengusir 2 orang yang menghajar Mass, sampai mereka pun pergi. Wanita itu pun langsung membawa Mass ke dalam cafe menyuruh duduk sementara dia mengambil air hangat, dan lap. Dia langsung membersihkan luka di wajah Mass karna terkena pukulan pria tadi, sambil mengompres luka Mass dia bertanya, ada apa sehingga mereka bisa memukuli Mass. Mass menjawab jika tak ada apa-apa, tadi hanya terjadi kesalah pahaman saja sehingga mereka merasa tersinggung, sampai menghajar Mass. Wanita itu berkata jika namanya Misy, tentu Mass pun kembali memperkenalkan namanya. Kebetulan cafe tersebut akan tutup. Lalu Misy bertanya dimana rumah Mass, Mass menjawab beberapa blok lagi dari sini. Misy menarik Mass lalu bilang jika Misy akan mengantar Mass pulang. Awalnya Mass menolak, tapi Misy bilang, ini sudah larut malam, dan hujan semakin deras. Jika Mass pulang sendiri bisa saja orang yang tadi akan kembali mengejar Mass, sementar hujan semakin deras tak mungkin jika Mass pulang sendiri dengan berlari begitu kata Misy. Mass pun berfikir sepertinya Mass tak punya pilihan lain untuk ikut pulang dengan Misy. Beberapa saat di perjalanan Mass menunjukan jalan menuju rumah Mass. Dan sampailah kita di kediaman Mass. Mass turun berterimakasih, Misy pun mendahului Mass berkata akan langsung pulang tak mungkin jika Misy masuk dulu ke rumah Mass. Misy pun pergi, Mass langsung masuk ke rumah mengganti pakaian, karna merasa lelah, dan Mass merasa badan Mass juga terasa sakit karna perkelahian tadi. Mass pun langsung saja tidur. Tiba-tiba Mass terbangun dari tidur dengan di penuhi keringat. Mass bermimpi apa yang Mass lihat, dan alami malam kemarin. Begitu mengerikan Mass melihat gadis itu merintih kesakitan, dia melambaikan tangan seperti meminta tolong kepada Mass. Tapi pria itu terus saja memperkosa wanita itu, dan membungkam wanita tersebut. Tapi Mass mengacuhkan wanita itu, dan pergi begitu saja. Saat Mass melewati mobil itu, tiba-tiba suara pintu mobil di buka, dan wanita itu langsung mencekik Mass dengan berkata tolong, dengan suara yang mengerikan. Sampai membuat Mass terbangun. Mass tak bisa tidur lagi saat itu. Kebetulan hari sudah menjelang pagi, Mass pun bergegas kembali pergi latihan saja. Singkat cerita Mass sudah sampai, dan selesai latihan. Mass pun pulang melewati jalan kemarin saat Mass melihat kejadian kriminal tersebut. Tapi tak ada apa-apa hari itu keadaan aman-aman saja, Mass terus saja melanjutkan perjalanan, dan sudah terlihat dari jauh cafe dimana Misy bekerja. Saat sudah dekat dengan cafe tersebut Mass melihat sebuah mobil yang sepertinya tak asing. Mass mencoba mengingat dimana Mass melihat mobil itu, saat itu Mass masih belum ingat dimana melihat mobil itu. Beberapa saat mengingat tiba-tiba Mass ingat. Mobil ini adalah mobil dimana seorang pria memperkosa dengan paksa seorang gadis kemarin malam. Mass pun akan membuka mobil itu, tapi Mass lihat jika beberapa orang sedang keluar dari cafe dengan membawa paksa bahkan menggendong seorang wanita. Mass pun bergegas bersembunyi di mobil lain sehingga tak ada yang melihat Mass, Mass terus memperhatikanya, Mass berfikir tak ingin ikut campur dalam masalah mereka. Tapi saat Mass lihat ternyata orang yang di bawa paksa oleh pria tersebut adalah Misy. Saat Mass melihat itu tentu Mass tak bisa berdiam diri saja. Selain itu adalah Misy, orang yang sudah menolong Mass, Shu juga bilang dia sangat kecewa dengan sikap Mass. Jika Mass belajar beladiri hanya untuk diri sendiri lebih baik tak usah datang kembali ke perguruan, dengan marah, dan tegas Shu berkata seperti itu. Dan langsung pergi membubarkan latihan kami yang baru saja berlangsung setengah jalan, mengingat semua itu tentu Mass berniat menolongnya, tapi tak bisa langsung saja muncul dihadapan Misy, dan mencoba menolong Misy. Jika Mass langsung menolong Misy sekarang bisa saja pria itu langsung melempar Misy kebawah sehingga melukai Misy. Mass harus menunggu saat yang tepat. Lalu mereka pun memasukan Misy kedalam mobil tersebut dengan mereka dan langsung pergi entah kemana. Ada sepeda yang terparkir disana, Mass langsung saja memakainya untuk mengejar kemana mobil itu membawa Misy. Mass terus mengejar mobil itu dari kejauhan agar mereka tak melihat, dan curiga terhadap Mass. Sudah agak jauh Mass mengikuti mobil, ini sebenarnya kemana mobil ini akan membawa Misy. Perasaan Mass sudah tak enak, mereka pasti akan melakukan hal yang buruk kepada Misy. Maka dari itu Mass tak boleh kehilangan jejak Misy. Sampailah mobil itu di sebuah pabrik tua, yang dari luar sudah terlihat sangat tua. Sepertinya sudah beberapa tahun tak beroperasi, tapi itu tak penting. Yang penting sekarang adalah, Mass harus bisa masuk. Karna mereka masuk kesana, bukan hanya Misy yang dibawa kesana, tapi terlihat ada wanita lain yang dibawa masuk paksa ke dalam. Sialnya 2 orang sudah masuk, tapi satu orang berjaga diluar untuk memastikan tak ada yang masuk kedalam. Tapi Mass berfikir itu bukan alasan untuk takut, hanya satu orang, itu tak akan terlalu sulit untuk menerobos masuk fikir Mass. Pelan-pelan menyelinap Mass pun mendekati orang tersebut, sehingga Mass sudah dekat dengan pria itu. Mass langsung saja menghajar pria tersebut, merobohkanya, dan langsung mengikatnya, lalu menyembunyikanya. Tak ada masalah dengan satu orang ini, Mas pun langsung masuk. Tapi saat masuk Mass langsung saja di tendang sehingga membuat Mass tersungkur, dia langsung membangunkan paksa Mass, dan menghajar Mass. Tapi Mass tak diam saja menerima pukulanya, Mass langsung membalas seranganya sampai Mass bisa mengalahkanya. Kembali Mass pun mengikatnya, bertanya dimana Misy. Dengan sedikit paksaan dia pun bicara, jika Misy di bawa masuk ke kamar sebelah kanan. Dengan tergesa-gesa Mass masuk mendobrak pintu yang di maksud pria tersebut. Benar saja ketika Mass masuk ke dalam kamar tersebut, di sana ada seorang wanita yang memperihatinkan. Tanpa sehelai benang pun dengan seorang pria yang tengah melecehkannya, begitu pun dengan Misy yang hampir dilecehkanya. Mass langsung saja memegang lalu melempar pria tersebut ke sudut ruangan, lalu menghampiri Misy, tapi sebelum menenangkan Misy Mass harus membereskan dulu pria tersebut. Mass berkata kepada wanita itu untuk memakai pakaian yang sempat di lucuti pria itu. Pria itu bangkit lalu dia langsung akan menghajar Mass. Pertarungan pun tak terhindar saat itu, Mass melawannya untuk menyelamatkan Misy dan wanita itu. Beberapa saat kita bertarung akhirnya Mass bisa mengalahkanya. Sementara dia sudah roboh, Mass mengajak Misy pergi, begitupun dengan wanita itu agar pergi dari tempat itu. Kita langsung keluar, pergi menggunakan transfortasi umum, karna tadi mereka dibawa oleh mobil penjahat tersebut. Sementara Mass menggunakan kembali sepeda yang Mass pakai tadi. Mass bilang untuk saat ini kita ke rumah Mass saja dulu untuk menenangkan situasi, fikiran Misy, dan wanita itu, tak banyak bicara kita pun berangkat. Beberapa saat kita dalam perjalanan, akhirnya sampai di rumah Mass, dan langsung saja Mass membawa masuk mereka berdua. Saat masuk tiba-tiba Misy akan terjatuh pingsan. Untung saja Mass bisa menangkap Misy sehingga Misy tak terjatuh ke lantai,ass lalu menggendong Misy ke kamar, dan membiarkan Misy beristirahat. Lalu Mass keluar dan berbincang dengan wanita tersebut, Mass bertanya siapa namanya, dan kenapa bisa berurusan dengan pria tadi, sebenarnya siapa pria tadi. Nina namanya adalah Nina, pria tadi adalah Soe, salah satu pria kaya hidung belang yang dengan mudah mengerahkan anak buahnya untuk menculik orang termasuk Nina. Nina bilang jika dulu Nina bisa berhubungan dengan dia karna Nina di culik olehnya dan dijadikanya b***k, meskipun Nina tidak mau, tapi dia terus saja memperkosa paksa Nina. Nina berkata bukanya kemarin malam yang Nina lihat adalah Mass, Nina meminta tolong kepada Mass, tapi Mass mengacuhkannya. Dan Mass pun membenarkanya lalu meminta maaf, karna kemarin Mass kaget, dan tak ingin di keroyok oleh mereka. Sehingga Mass kabur tak menghiraukan Nina begitu Mass menjawab. Tapi Nina berterimakasih kepada Mass, karna sekarang Mass sudah menolong Nina. Saat itu pun Misy keluar, dan langsung saja memeluk Mass. Dengan menangis Misy berterimakasih kepada Mass karna sudah menolongnya. Jika Mass tak menolongnya Misy tak tahu bagaimana kondisinya, mungkin Misy sudah diperkosa, dan menjadi b***k s*x dari pria-pria itu. Mass pun menenangkan Misy, dan berkata tak usah takut, dan terlalu memikirkan hal itu. Karna sekarang Mass akan melindungi Misy. Mass tahu Misy akan trauma dengan kejadian ini, tapi Mass akan membantu Misy supaya mentalnya kembali seperti semula. Mass akan menjaga Misy kemanapun Misy akan pergi, Mass akan selalu ada untuk Misy, menjadi bodyguard Misy. Anggap saja Mass membantu pekerjaan Misy, dan akhirnya Misy pun menerima pendapat Mass. Bagian 2 Pagi itu sebelum aku ke perguruan aku akan berolahraga lari pagi sebelum ke sana. Pagi-pagi buta aku langsung lari sampai ke komplek dekat perguruan tersebut, dan berkeliling beberapa putaran sampai aku melihat jika dari jauh ada seorang wanita yang sembunyi-sembunyi, dengan membawa kamera di tanganya. Entah apa yang sedang dia lakukan, tapi aku pun melanjutkan saja olahraga ku sampai waktu sudah menunjukan pukul 7 lebih. Aku rasa sudah cukup aku pemanasan dengan lari mengelilingi komplek, dan lapangan yang ada disana, aku pun pergi ke perguruan silat itu sekarang. Sampai di sana aku tak langsung latihan, aku beristirahat terlebih dahulu duduk di sisi lapangan di perguruan tersebut. Karna di perguruan tersebut tempat latihan kita ada dua tempat, yaitu di dalam, dan diluar ruangan kita sering berlatih di luar ruangan karna di dalam di peruntukan jika sedang turun hujan, ataupun hari-hari tertentu, dan sekarang pun kami latihan di luar ruangan, sehingga jika aku beristirahat terlebih dahulu pun tubuhku akan lebih cepat segar karna berada di luar ruangan terkena angin dan udara yang segar. Saat aku beristirahat duduk di sisi lapangan, Shu datang dia itu adalah guruku dia bilang aku seperti sedang memikirkan sesuatu tidak seperti biasanya. Aku memikirkan sesuatu sampai membuatku berdiam diri melamun seperti ini, Shu bilang seperti itu. Awalnya aku menjawab jika tak ada apa-apa aku hanya lelah, kurang enak badan karna semalam aku pulang dari sini, aku lama di perjalanan dengan hujan yang turun agak deras, jadi saat aku pulang ke rumah aku tak bisa beristirahat dengan biasanya. Shu pun kembali bilang jika bukan masalah itu yang dia ingin dengar dariku, dia juga bilang jika aku terlihat memikirkan sesuatu bukan karna hal itu, tapi ada hal lain yang sedang dipikirkan. Lalu dia bilang tak apa jika aku tak ingin bicarakan itu lagipula Shu harus kembali melatih murid-murid, termasuk aku. Aku pun langsung saja ikut berlatih, karna aku merasa sudah cukup untuk beristirahat kita semua pun berlatih. Beberapa jam kita melakukan pemanasan latihan, dan latihan ringan. Shu berkata jika sekarang kita berlatih one on one, kita pun bersiap di sisi lapangan memberikan ruangan untuk orang yang pertama bertarung. Aku mendapat bagian bertarung ke 3, aku pun ikut ke pinggir lapangan terlebih dahulu. Saat itu tak tahu kenapa fikiranku selalu tertuju untuk memikirkan wanita yang semalam ada di mobil tersebut. Yang aku fikirkan adalah apa setelah kejadian itu dia baik, dan lepas dari pria-pria itu, atau malah terus saja di bawa menjadi tawanan pria-pria itu, dan yang lebih penting adalah, datang nya dia di mimpiku ada apa. Apa dia meminta tolong kepadaku sampai dia hadir di mimpiku, aku pun tak mengerti tentang itu sampai tiba-tiba Shu menariku ke tengah lapangan, sehingga aku pun sadar dari lamunanku. Tanpa banyak bicara Shu mengatakan padaku untuk fokus, di depanku ada lawan yang sudah menunggu untuk ku melawanya. Aku pun mencoba fokus ke pertandingan ini, dan melawanya, tapi saat aku bertarung aku terkena pukulanya, dan membuatku roboh. Shu menghentikan pertandinganya, dan berkata aku kalah. Lalu Shu berkata untuk kembali berpencar latihan saja lagi, untuk kali ini pertarungan dihentikan terlebih dahulu. Shu pun menyuruhku untuk duduk di pinggir lapangan. Dia langsung bertanya apa yang membuatku berfikir begitu keras sehingga membuatku tidak fokus terhadap kegiatan yang sedang aku jalani ini, yang bahkan membuatku jauh dari aku yang biasanya. Aku pun bingung apa yang harus aku katakan pada Shu, apa aku harus berbohong lagi. Saat aku berfikir seperti itu Shu berkata kembali, jika aku ketahuan berbohong dia tak akan segan untuk mengusirku dari perguruan ini. Mendengar Shu berkata seperti itu aku pun kaget, dan lantas berbicara jika aku akan mengatakan yang sesungguhnya. Aku pun tanpa berlama-lama langsung memulai ceritaku malam tadi, saat aku berjalan pulang dari sini aku tak membawa kendaraan karna sudah terbiasa berlari. Tapi malam tadi tak seperti biasanya, di beberapa blok perumahan dari tempat ini dari kejauhan aku melihat ada mobil yang menyala. Tapi lama mobil itu diam, tak berjalan, aku pun tak berfikir buruk saat itu, sampai aku sudah dekat dengan mobil itu. Aku melihat mobil itu bergoyang-goyang, dan saat aku perhatikan lagi dalam mobil tersebut, terlihat tangan yang berhias gelang melambai berontak seperti meminta tolong. Tapi ada pria yang menatapku dengan sangat tajam, dan pria itu yang menunggangi wanita tersebut. Sehingga saat wanita tersebut melambaikan tanganya, pria tersebut langsung menangkis, dan membungkam wanita tersebut sehingga diam dibuatnya. Aku pun berniat pergi saja menjauh dari mobil tersebut, tanpa harus ikut campur dalam masalah mereka. Shu berkata kepadaku jika aku hanya menjadi seorang pengecut yang tak ber-prikemanusiaan, yang hanya melihat saja, tanpa berfikir untuk menolong wanita yang sedang di lecehkan tersebut, Aku berkata agar mendengarkan semua ceritaku terlebih dahulu sebelum Shu marah kepadaku. aku melanjutkan ceritaku sambil berharap semoga setelah mendengar ceritaku Shu tak marah kepadaku. Saat aku akan berjalan menjauh tiba-tiba 2 orang pria keluar dari mobil tersebut, tanpa bicara mereka langsung berlari seperti akan menangkapku, reflex tubuh ku pun langsung bergerak lari sekencang mungkin, menjauh dari mobil, dan orang-orang tersebut. Dengan tergesa-gesa, dan takut aku terus saja berlari menjauh dari mereka sampai aku rasa sudah jauh aku berlari. Aku berhenti, dan melihat ke belakang dan ternyata mereka sudah tak terlihat mengejarku. Aku pun dengan nafas terengah-engah berhenti sejenak karna mereka sudah tak mengikuti fikir ku. Saat aku mulai berjalan kembali aku belok keluar dari gang, dan hendak melewati jalan umum tiba-tiba, lampu motor menyorot tajam ke arah ku sampai aku menutupi pandanganku, karna tak kuat silau dari lampu motor tersebut. Saat itu aku lalu mendengar jika suara motor di pacu dengan langsung berkecepatan tinggi, dan benar saja mereka orang yang tadi mengejar ku, mereka menjadi menggunakan motor. Melihat hal itu dengan nafas yang masih sedikit terengah-engah aku kembali berlari secepat mungkin, karna mereka sekarang mengejarku menggunakan motor tak mungkin aku akan lolos dari kejaran motor. Aku pun berlari melalui gang yang tak bisa dilalui oleh motor, meski begitu mereka tetap saja mengikuti di jalur yang berbeda, meskipun mereka tak mengikutiku di jalur yang sama. Mereka mencoba mengejarku dengan memakai jalur lain, dan benar saja saat gang yang aku lewati habis aku keluar dari gang tersebut. Aku di sambut dengan sebuah tangan yang siap menjegalku, dan untungnya tubuh ku dengan sendirinya menghindar dari jegalan tangan tersebut. Ya meskipun aku hampir terjatuh saat itu, tapi tidak karna aku masih bisa menghindar sehingga tetap bisa berdiri kokoh. Kita pun terlibat pertarungan saat itu, karna pria itu tak ada basa-basi, langsung saja berlagak seorang petarung yang siap merobohkan ku dengan pukulan-pukulanya. Saat itu aku tak membalasnya aku hanya menghindar, sampai aku pun terkena pukulanya sampai aku terjatuh. Lalu dia membangunkanku dengan paksa, aku tak berfikir panjang saat itu yang penting aku bisa lolos dari pria tersebut, dan tak ikut campur dalam masalahnya dengan wanita tersebut. Sehingga aku langsung melayaninya untuk bertarung sampai akhirnya aku bisa merobohkan pria tersebut. Saat pria itu sudah terjatuh, tiba-tiba ada temanya yang datang dari kejauhan, saat itu aku tak befikir untuk menghajarnya lagi. Aku langsung saja lari, dan aku bisa selamat karna aku sampai di salah satu komplek perumahan yang ketat dalam penjagaan, dimana motor bising dilarang masuk. Apalagi jika di pacu dengan kecepatan yang tinggi, disitulah aku bisa menghela nafas lega karna bisa lolos dari mereka yang terlihat memutar balikan motornya lalu pergi. Selanjutnya aku melanjutkan perjalananku. Tapi karna hujan semakin deras aku berniat untuk berteduh terlebih dahulu. Sampai akhirnya aku menemukan cafe, aku pun berteduh dulu disana sampai aku dihampiri seorang wanita. Kita pun berbincang sampai wanita tersebut menutup cafe itu, lalu dengan mudahnya tiba-tiba bilang akan mengantarkan ku pulang, dengan alasan sudah malam, dan hujan turun cukup deras, aku pun tak menolak, dan pulang dengan diantarkanya. Saat itu karna hujan semakin deras aku langsung saja masuk, mengeringkan badan, mengganti pakaianku lalu beristirahat. Keesokan harinya aku menjalani aktifitasku seperti biasa. aku bersiap untuk berlatih kembali di perguruan. Entah benar, atau hanya perasaanku saja jika hari ini waktu terasa berjalan begitu cepat. Aku sudah selesai latihan. Setelah itu karna latihan sudah selesai aku berniat untuk langsung pulang saja. Aku pulang melewati jalan yang kemarin aku lewati dimana aku melihat mobil tersebut, dan ternyata hari itu mobil itu masih ada persis dimana kemarin malam aku melihatnya. Awalnya aku tentu tak berfikir buruk karna saat itu jalan sedang ramai oleh banyaknya orang yang berjalan, dan waktu itu siang hari. Tentu tak akan ada yang berani melakukan hal jahat saat siang hari fikirku begitu. Maka aku pun biasa saja akan melewati mobil tersebut, saat aku tepat di pinggir mobil tersebut memang tak ada apa-apa, tapi saat aku sudah beberapa langkah di depan mobil itu tiba-tiba. Aku mendengar suara desahan, menjerit, disana aku pun berfikir mungkin itu hanya halusinasi ku karna orang-orang di sekitar tak seperti mendengar sesuatu, mereka bersikap biasa saja. Aku pun tak menghiraukan hal itu, tapi saat aku berjalan kembali menjauhi mobil tersebut, suara itu terdengar lagi, dan kali ini aku mendengarnya dengan agak keras. Lalu aku mendengar suara pintu mobil yang dibuka, saat aku melihat ke belakang, benar saja mobil tersebut membuka pintu lalu terlihat, satu persatu kaki mulai keluar, tapi aku lihat kaki tersebut berlumuran darah. Tak tahu kenapa bisa seperti itu, tapi tiba-tiba dengan mata yang tajam wanita dari mobil tersebut keluar, dan berdiri tepat di depan ku, dekat bahkan sangat dekat. Wanita itu pun memegang bahuku, lalu perlahan tanganya naik merangsek memegang leherku, saat itu cengkeramanya menjadi kuat, seperti mencoba mencekiku dengan tenaganya yang kuat. Aku pun langsung saja sadar, dan tapi ternyata semua itu hanya mimpi. dengan sangat rinci aku menceritakan semuanya kepada Shu. Shu menghentikan ocehanku, Shu terlihat seperti kecewa melihatku. Shu bilang sebenarnya dia bangga kepadaku karna aku adalah murid yang berbakat dalam setiap latihan. Dalam pertarungan aku selalu bisa berhasil menjadi pemenang, dan selama berguru disini aku selalu disiplin bahkan diluar jam latihan pun aku suka membantu Shu untuk membereskan tempat latihan ini. Dan Shu berkata jika ini adalah pertama kalinya aku terlihat sangat berbeda. Bukan hanya dari sifat ku, tapi tubuh ku pun berantakan seperti orang yang stres. Shu juga berkata jika dia kaget karna mendengar kejadian semalam yang dialami ku, aku bertingkah dengan sangat pengecut, tidak seperti aku yang di kenal olehnya selama ini, sehingga Shu pun menggelengkan kepalanya terlihat kecewa dengan ku yang seperti ini. Aku pun akan berbicara kembali tapi Shu langsung memotong pembicaraanku Shu bilang dia sangat bangga denganku, tapi ada salah satu hal yang membuat Shu tidak bangga dengan ku, yaitu perihal sikapku yang tak peduli dengan orang lain, yang hanya mementingkan diri sendiri, padahal jika kita mempelajari lebih dalam lagi tentang ilmu-ilmu, dan pengetahuan kita, menolong orang adalah hal yang harus bahkan bisa di bilang wajib. Membantu bukan selalu berarti ikut campur terhadap urusan orang lain. Jadi sikap ku yang hanya mementingkan diri sendiri jika ada orang yang mengalami musibah, dan aku acuh seperti kejadian malam itu adalah hal yang membuat Shu sangat kecewa. Wanita tersebut membutuhkan bantuan bahkan aku melihat jika dia melambaikan tangan berontak seperti meminta pertolongan, tapi aku tak peduli dengan itu dengan halus Shu mengatakan jika aku salah seperti itu. Shu mengatakan jika sikap ku seperti itu percuma aku menjadi jawara di perguruan ini, percuma aku terus belajar beladiri. Karna sejatinya kita mempunyai kemampuan itu bukan hanya untuk diri sendiri, dengan tegas Shu bilang semakin ilmu ku tinggi sifat ku harus nya bisa lebih merendah. Tapi jika seperti ini aku hanya mementingkan diri sendiri aku tidak pantas untuk terus mengasah ilmu ku agar lebih tinggi lagi. Shu pun pergi mengacuhkan ku tanpa berbicara apa-apa lagi, saat itu Shu membuatku semakin diam seribu bahasa memikirkan kan apa yang Shu bilang padaku. Saat itu Shu langsung membubarkan latihan, jam latihan baru berlangsung setengah jalan, tapi Shu kali ini membuat latihan usai lebih cepat. Aku lebih berfikir mungkin Shu marah besar kepadaku sehingga dia seperti ini. Kita semua pun keluar termasuk aku, dengan masih melamun aku pun keluar, tapi tak langsung pergi dari sana aku terduduk diam di depan pintu itu. Sementara yang lain sudah pulang tinggal aku seorang diri yang masih ada di sana beberapa jam aku hanya terduduk diam, dalam kepalaku hanya ada kata-kata dari Shu yang begitu tegas kepadaku sambil terus memikirkan hal itu. Aku mulai berjalan pergi berfikir aku lebih baik pulang saja dulu. Beberapa saat aku berjalan, tanpa sadar dari jauh sudah terlihat cafe yang kemarin aku datangi untuk berteduh, dan dimana aku berjumpa dengan wanita yang mengantarku pulang dengan kendaraanya. Dari posisi ku saat ini terlihat banyak kendaraan yang terparkir disana sepertinya hari ini cafe tersebut sedang sibuk dengan banyaknya pengunjung, tak seperti hari biasanya. Aku pun terus saja berjalan sampai sudah dekat dengan cafe tersebut aku melihat kenapa motor-motor ini terparkir dengan berantakan, dan terdengar suara barang pecah dari dalam cafe. Bukan hanya satu, tapi banyak beberapa kali aku mendengarnya dan tiba-tiba terdengar suara wanita yang menjerit, aku kenal suara itu seperti wanita yang kemarin menolongku. Aku pun akan masuk tapi aku kembali berfikir ini bukan urusanku, saat akan pergi aku teringat dia sudah menolongku. Aku tak mungkin jadi orang yang begitu angkuh sampai tak mempedulikan orang yang sudah menolongku. Tanpa banyak berfikir aku langsung saja masuk ke cafe tersebut, saat di dalam aku lihat beberapa orang mengacaukan keadaan disana. Bahkan yang aku dengar barang-barang pecah, mereka lah yang memecahkan barang-barang disana. Aku pun langsung saja mencoba menghentikan pemberontakan tersebut dengan halus bicara untuk berhenti menghancurkan barang-barang disana. Tapi pemberontak tersebut tak menghiraukan ku, dan terus saja memberontak disana bahkan dia menyerangku dengan pecahan botol. Aku pun tentu tak bisa diam saja, dan hanya menghindar jika terus begini aku bisa terkena seranganya, dan aku bisa langsung tak bangkit kembali karna dia memakai pecahan botol untuk menyerangku. Misy melihatku sampai dia berteriak histeris takut jika aku terkena serangan pecahan botolnya. Saat itu aku berfikir Misy sampai histeris seperti itu, berarti dia mengkhawatirkan ku jangan sampai aku membuatnya lebih khawatir, apalagi melihatku sampai kalah, dan di hajar habis oleh pemberontak tersebut. Tapi mereka bertiga, dan aku hanya seorang diri, saat fikiranku tidak percaya diri dengan kemampuanku. Tiba-tiba di fikiranku terlintas Shu yang sedang menceramahiku, dia berkata jika dia bangga dengan ilmu yang bisa aku kuasai. Bahkan bukan hanya satu orang di perguruan yang bisa aku kalahkan, entah kenapa tiba-tiba Shu hadir dalam pikiranku, saat itu aku langsung saja merasa jika energi, dan mental dalam tubuhku terpacu. Sehingga tak ada sedikitpun rasa takut dalam diriku, aku langsung saja membalas pukulan-pukulanya sampai aku bisa menumbangkan satu persatu berandalan tersebut. Aku pun berhasil menumbangkan mereka bertiga, aku pikir setelah mereka roboh itu menyelesaikan semuanya. Tapi dari ruangan yang berbeda malah datang kembali teman berandalan tersebut, sehingga musuh ku sekarang bertambah menjadi 6 orang. Tapi aku pun tak peduli aku berniat untuk melawan mereka sekaligus, lagipula 3 orang yang pertama sudah roboh. Meskipun bangkit kembali pergerakan mereka pasti sangat terbatas begitu pikirku. Dengan cepat aku berlari ke luar cafe tersebut mengajak mereka bertarung di luar, mereka pun ikut keluar. Saat mereka mulai menyerang, dan aku pun siap menghadapi mereka tiba-tiba, datang Misy dibantu dengan penduduk sekitar berteriak agar pemberontak itu pergi. Langsung saja mereka menaiki motor mereka untuk kabur, sayangnya sebelum mereka kabur menaiki motor salah satu orang dari mereka menendangku terlebih dahulu sampai aku terjungkal. Sontak itu membuat Misy langsung saja menghampiri, dan menolongku bangkit. Misy pun memegangku dan bertanya keadaanku, aku menjawab tidak apa-apa hanya terkena tendanganya saja. Tak ingin terlihat lemah di hadapan Misy tentu aku bilang hanya terkena tendangan sedikit itu tak berarti apa-apa kataku. Tapi Misy dengan sedikit membentak bicara jika dihadapanya aku tak usah so jagoan, so kuat karna sekuat apapun aku jika terkena tendangan, atau pukulan bahkan sampai bisa merobohkan ku, berarti serangan itu keras, dan pasti akan membuat luka. Saat Misy mengajaku duduk aku memeriksa bagian tubuh yang terkena tendangan, sedikitnya membuat bekas memar di bagian tubuh yang terkena tendangan tersebut. Misy bilang kepada ku untuk diam, dan menunggu, kulihat misy berterimakasih kepada penduduk yang membantu mengusir berandalan. Tadi jika misy tak inisiatif seperti itu aku bisa saja kalah karna mereka ada 6 orang. Selesai itu, kembali Misy menghampiriku, dan langsung menariku ke dalam, duduk lalu Misy membawa air hangat dan lap. Lalu langsung saja memasukanya ke dalam air tersebut, meletakanya di perutku yang terkena tendangan tadi. Aku pun hanya diam saja saat dia mengkompres perut ku, karna aku juga merasa jika itu di perlukan untuk menghilangkan rasa sakit di perutku ini. Aku bertanya kepada Misy kenapa dia begitu baik kepadaku, bahkan kemarin malam pertama kita bertemu Misy sudah langsung baik, sangat baik kepadaku. Bahkan tak ada curiga sedikit pun, bisa saja aku ini penjahat yang memanfaatkan keadaan untuk mencelakai Misy. Misy langsung menjawab, jika aku orang jahat dia tak takut, dan tak akan segan untuk membuatku menyesal sudah menjadi orang jahat, dan berbuat jahat kepada Misy. Tak banyak bicara lagi aku berterimakasih kepadanya karna sudah baik terhadapku, bahkan sampai seperti ini. Saat itu Misy selesai mengompres perutku lalu dia berterimakasih juga kepadaku jika tadi dia tak menolongku tak tahu bagaimana keadaanya dan cafe ini Misy pun pergi menyimpan air kompresan perutku, entah kenapa saat itu aku merasa senang sekali ada orang yang berterimakasih kepada ku atas usahaku yang berhasil menolongnya aku merasa tergugah, fikiranku terbuka ternyata benar kata Shu menolong itu tidak berarti ikut campur dengan urusan orang lain tapi menolong yang aku lakukan agar saat ada seseorang yang sedang dalam masalah aku menjadi penengah, dan melerai agar kejadian yang lebih buruk tak terjadi dikarenakan tak ada yang melerai permasalahn tersebut. Misy pun kembali menghampiri ku dan berkata untuk ku pulang dan Misy akan kembali mengantarkan ku, aku pun tak langsung menuruti saranya tapi aku bilang padanya jika aku akan membersihkan dulu tempat ini, jika Misy juga berfikir akan membersihkan tempat ini kenapa harus mengantarkan ku terlebih dahulu dan membersihkan tempat ini tanpa aku membantu Misy disini. Maka aku pun langsung saja membereskan dan membersihkan cafe tersebut yang di kacaukan oleh pemberontakan tadi, di sela-sela saat membereskan cafe itu aku kembali berterimakasih kembali kepada Misy, bukan karna dia sudah mengompres luka ku tapi karna aku rasa berkat dia fikiran ku lebih terbuka. Misy pun tersenyum dan menjawab jika sebagian besar yang membuat ku berfikir lebih terbuka adalah diriku sendiri Misy tak berbuat apa-apa, saat itu aku melihat senyum nya begitu menenangkan hatiku sampai aku pun bertanya, apa boleh jika aku mengetahui nomor ponselnya jadi sewaktu-waktu aku bisa mengajaknya bertemu atau melakukan perbincangan satu sama lain walau tak bertemu tapi bisa berhubungan melalui ponsel, tak banyak bicara dia memberikan ponsel yang menunjukan nomor ponselnya aku pun langsung saja menyimpan nomornya di ponselku. Beberapa jam kita membereskan cafe itu mengumpulkan, merapihkan, lalu membuang, sisa pecahan botol kita pun menutup cafe tersebut dan berniat pulang Misy berkata untuk aku naik kendaraanya karna ini sudah menjelang malam jadi biar Misy kembali mengantar ku pulang. Karna ini masih sore aku menolak ajakan misy, aku menjawab jika ini baru menjelang malam belum malam apalagi larut malam jadi aku akan berolahraga saja berlari sampai rumahku dan Misy tersenyum berkata, pria yang suka olahraga termasuk kriteria pria yang Misy sukai lalu Misy langsung pergi, mendengar hal itu aku tiba-tiba tersenyum sendiri dan tak tahu kenapa perasaanku begitu bahagia mendengar Misy berkata seperti itu. Saat aku melamun memikirkan tentang kejadian yang menimpaku malam tadi, entah perasaanku atau memang benar jika Shelt teman perguruanku diam-diam memperhatikanku, karna saat aku melirik ke arahnya dia memang sedang berlatih tapi seperti kaget Shelt langsung mengalihkan pandanganya ke arah lain, tapi mungkin itu hanya perasaanku saja aku tidak boleh asal menuduh tanpa ada bukti, aku pun melupakan hal itu lalu melanjutkan perjalananku untuk pulang dan beristirahat, karna esok hari aku akan kembali ke perguruan dan langsung menghadap Shu, berkata jika aku akan menjadi orang yang lebih baik, aku belajar bela diri bukan hanya untuk diriku sendiri tapi untuk orang yang membutuhkan bantuan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
693.5K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

My Devil Billionaire

read
94.7K
bc

Life of Mi (Completed)

read
1.0M
bc

Marriage Aggreement

read
80.7K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Sang Pewaris

read
53.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook