bc

Red To Remember

book_age12+
2.6K
FOLLOW
25.5K
READ
contract marriage
fated
goodgirl
sensitive
boss
drama
tragedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Seina, gadis lugu yang dituntut untuk memilih di antara dua pilihan karena kecerobohannya.

Kartu atau Meja Hijau?

Pilihannya membuahkan sebuah janji yang melempar dirinya pada kehidupan seorang lelaki tampan memesona. Dengan ditaburkannya serbuk kebohongan yang membuat semua seakan nyata, gadis itu mulai menjalankan kehidupan yang kini tidak lagi sama.

Menjadi tunangan seorang Tristan Rivandhi. Sedikit sulit, tapi tidak masalah. Ia percaya pasti mampu menaklukkannya. Lelaki berhati beku yang kini telah bergantung padanya.

chap-preview
Free preview
01 | Fatal Careless
Seina berjinjit meraih sebuah buku yang terletak di deretan rak buku teratas. Usaha ini ternyata gagal dan dia harus menyeret kursi tanpa menimbulkan suara berdecit yang mengganggu beberapa pengunjung perpustakaan tua di sana. Seina merutuki diri sendiri. Mengapa tinggi tubuhnya hanya 153 senti, yang membuat ia terlihat seperti anak 12 tahun, 10 tahun lebih muda dari usia sebenarnya. Astaga, ia harus lebih sering mengingat kata-kata Bunda, wanita yang merawatnya sejak kecil di panti. Tinggi tubuhnya ini juga yang membuat ia kelihatan awet muda kan. Seina menyeimbangkan tubuhnya di atas bangku setelah berhasil meraih buku yang diinginkannya. Ia mengulum senyum dengan mata berbinar. Seina turun dengan melompat kecil dari bangku tersebut membuat orang-orang yang merasa terganggu berdeham keras, mendesis, bahkan menggerutu kepadanya. Seina membungkukkan badannya pada semua orang yang memandanginya kesal. Dengan langkah lebar ia menghampiri pengurus perpustakaan tua itu. Ia menyerahkan kartu tanda peminjaman, juga menandatangani kartu berwarna biru yang wajib diisi apabila ingin meminjam buku di perpustakaan itu. “Terima kasih,” ujarnya manis. Seina tersenyum membalas terima kasih dari pengurus perpustakaan itu. Ponselnya menjerit. Ia terburu-buru melangkah keluar agar tidak membuat kebisingan di sana. Seina tersenyum menatap layar ponselnya. Sepertinya Seina mengetahui tujuan selanjutnya. “Iya?” *** Dini memicingkan kedua matanya, kemudian kembali mengerling tajam ke arah Tristan di depannya. Entah apa yang ada di pikiran adiknya itu, mungkin otaknya sudah dicuci oleh iblis jahat bernama Teressa. Masa bodoh dengan perkataan Tristan yang mengatakan bahwa gadis itu adalah jodohnya. Oh, for goodness sake! Berapa banyak sih gadis di muka bumi ini yang memiliki insial “T”? Memangnya kenapa kalau gadis itu berinisial sama dengan adiknya, Tristan Rivandhi. Tentu saja Dini tidak sudi jika nama Rivandhi ikut disandang gadis murahan itu. Apa pun akan ia lakukan agar Tristan tidak terus membela gadis itu, bertekuk lutut padanya, dan perlahan berubah menjadi budaknnya tanpa sadar. Demi Tuhan. Masalah ini sudah membuat kepalanya pening. “Kamu harus mendengarkan aku, Tristan. Kamu adikku, aku peduli sama kamu. Ini demi kebaikanmu.” Dini memijit pelipisnya. “Kamu tidak tahu apa-apa. Sebaiknya kamu jangan ikut campur urusanku,” tukas lelaki itu. Tatapan tajamnya seolah tidak peduli. Seperti apa pun Dini melarang, Tristan akan tetap bersama Teressa. “Kamu bahkan berani melawan kakakmu sendiri, hah? Kamu benar-benar telah dipengaruhi olehnya, Tristan. Dia memberi pengaruh buruk untukmu!” ucap Dini kecewa. “Aku tidak akan seperti ini kalau kamu tidak mulai, Dini. Apa salahnya kalau kamu coba menjalin hubungan baik dengannya, hmm? Aku yakin kalian akan akrab. Teressa itu  anggun, juga dewasa. Aku ragu, jangan-jangan pemikiranmu tidak sedewasa usiamu.” Dini terperangah mendengar ucapan Tristan. Demi Tuhan, ia sangat menyayangi adiknya dan tidak percaya ia akan melontarkan kalimat tajam seperti itu. Kedua matanya memanas. Dini hanya tidak mau adiknya merasakan apa yang pernah dirasakannya. Tristan memang lelaki dewasa juga mapan, namun kini lebih mirip anak ingusan bodoh yang diperbudak dan dimanfaatkan oleh gadis b******k yang dicintainya. “Baiklah. Demi Tuhan, aku tidak akan mencampuri urusanmu lagi, Tristan.” Tristan mengusap wajahnya gusar. Bodoh. Seharusnya ia tidak berkata setajam itu pada Dini. Demi Tuhan, aku tidak akan mencampuri urusanmu lagi, Tristan. Terngiang kembali ucapan wanita itu padanya. Tristan mengacak rambutnya, berharap kalimat itu enyah dari pikirannya. Namun, rasa bersalah mematri kalimat itu terus di kepalanya. Ia benar-benar menyesal. Tristan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, kedua kakinya bertumpu di atas meja kerjanya. Setelah pertengkaran itu, Dini enggan menatapnya. Jangankan menoleh, melirik juga tidak. Ia menghela napasnya berat. Seandainya kedua orangtuanya masih ada, mungkin ia hanya perlu meminta restu kepada ibu dan ayahnya. Sejak orangtuanya meninggal saat Tristan masih remaja, Dinilah yang mengurusnya. Tristan adalah tipikal orang yang tidak mau menunda-nunda suatu pekerjaan, apalagi jika berkaitan dengan tugas sekolah atau kuliah. Lelaki itu kerap kali terserang penyakit ringan akibat ulahnya yang sering menunda waktu makan. Kakaknya tersebut, dengan tanpa beban selalu merawatnya, membantunya, dan memberikan nasihat positif yang berpengaruh baik dalam diri Tristan sendiri. Dan baru kali ini, nasihat itu tidak akan berlaku untuknya. Bayangkan saja, pertemuan pertama saat Teressa makan malam di rumahnya, kakaknya sudah memperingatkannya[DI11] ! Awalnya, Tristan mengira itu hanya opini Dini saja karena wanita itu baru melihat dan mengenal Teressa. Namun, seiring waktu, Tristan mengajaknya ke rumah, Dini semakin terlihat tidak menyukainya. Apa sebenarnya kekurangan Teressa hingga Dini begitu membencinya? Padahal, Teressa merupakan perempuan paling sempurna yang ia temui. Indah tanpa cela. Ponselnya berdering. Tristan tersenyum simpul membaca nama yang tertera di layar. Astaga, setelah pertengkarannya dengan Dini, mungkin menemui gadisnya adalah hal yang tepat. Ia ingin meneduhkan jiwanya sejenak bersama Teressa. Tristan begitu merindunya. ***   Seina merapatkan sweater merah yang kebesaran di tubuhnya. Gerimis kecil membuatnya harus menutupi sebagian wajahnya dengan tudung sweater itu agar rintik hujan tidak menyerang bertubi-tubi kepalanya yang mulai pening. Ah, ia tampak seperti seorang gadis dalam cerita Red Riding Hood yang pernah dibacanya. Seina tertawa akibat pikirannya sendiri. Ia memeluk erat buku yang dipinjamnya, ia bisa terkena ganti rugi bila buku itu lecet atau bahkan rusak. Entah sudah berapa kali ia membaca buku itu, novel roman favoritnya. Ia selalu percaya akan kisah romantis. Walaupun sampai saat ini masih menanti pangeran impiannya, ia tidak pernah berhenti berharap. Seina melajukan langkahnya mengikuti orang-orang yang tengah menyeberangi jalan besar. Ia menatap zebra cross di bawahnya, menelusuri garis putih itu dengan langkahnya yang kecil. Semua orang telah mencapai trotoar, namun Seina tetap berjalan ringan dengan langkahnya yang kecil dan lambat. Seina masih sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tidak menyadari lampu lalu lintas telah berubah warna. Sebuah mobil Fortuner melaju cepat. Orang-orang mulai memandangi Seina dengan wajah panik. Namun, Seina sepertinya terlalu sibuk tenggelam dalam pikirannya sendiri. Suara teriakan seorang pria menyadarkan Seina. Ia mengangkat wajahnya. Tertegun. Tubuhnya membeku. Lidahnya kelu untuk mengucapkan sesuatu. Matanya terbelalak lebar menatap mobil yang melaju kencang. Seina berjongkok, menutup rapat kedua telinganya. Tidak memedulikan buku yang terlepas dari dekapannya. Decitan roda yang beradu dengan aspal memekakan telinga, mengiringi deburan jantungnya yang berpacu cepat. Seina memejamkan matanya rapat. Air matanya mengalir mengiringi tetesan hujan di pipinya. Seina tak mampu berlari. Akal sehatnya benar-benar hilang sesaat sebelum akhirnya… BRAK! Dentuman itu mengiris hatinya.  [DI11]El, kalau tidak salah Dini baru tahu tentang Teressa setelah ia memergoki Teressa jalan dengan pria kan ya? Bererti mungkin di awal pertemuan ini Dini hanya menunjukkan sikap tidak bersahabat kepada Teressa. Baru setelah ia memergokinya dengan pria lain, rasa tidak suka Dini semakin menjadi dan ia memperingatkan Teressa.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

BILLION BUCKS [INDONESIA]

read
2.1M
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook