bc

CEO and The Nerd Girls

book_age16+
2.7K
FOLLOW
11.1K
READ
billionaire
possessive
goodgirl
CEO
billionairess
campus
city
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana perasaan mu saat tiba tiba kau menjadi Mama dadakan untuk balita yang bahkan tak kau kenal?

Seperti kisah Lydia, mahasiswi dengan kacamata yang tak pernah dilepas nya itu menjadi Mama dadakan untuk Aspen, anak dari seorang CEO yang terkenal dingin.

Lalu bagaimana kisah mereka?

chap-preview
Free preview
Lydia dan Alden
Seorang gadis menggerutu setelah di panggil pihak kampus untuk menjelaskan kenapa dirinya belum membayar uang kuliah. Jelas saja ia belum membayar, Orang tuanya bahkan belum mengirim uang padanya beberapa bulan belakangan.Seperti ia benar benar dilupakan oleh mereka. Lydia memutuskan untuk tinggal sendiri, Orang tua mereka sudah bahagia dengan keluarga baru mereka. Mereka tak memaksa Lydia untuk bersama mereka, namun mereka janji akan tetap membiayai kuliah Lydia sampai akhir Namun nyatanya itu semua hanya bualan, sudah hampir 3 tahun mereka tak pernah menjenguk Lydia. Hanya mengirim uang yang pas untuk makan dan kuliah. Namun beberapa bulan terakhir mereka tak lagi mengirim uang. Bahkan mereka tak membalas dan menjawab chat atau telepon Lydia. Bukan kah itu sangat tidak wajar? Apa karena Lydia tidak mau memilih di antara mereka, Lydia bukan anak mereka lagi? Lydia mengumpat dalam hatinya kala dia mendengar beberapa gadis menghidupinya. Sehancur itu hidupnya. Tanpa orang tua dan teman. Lydia memutuskan mengenakan earphone nya tak mau mendengar hal hal tak penting, juga tak mau membuka suara untuk hal tak penting seperti itu. Disisi lain. Alden terus menepuk b****g balita di pangkuannya sembari menyimak presentasi karyawan nya. Sesekali pria itu melirik Aspen, sang adik yang tak menutup mata nya padahal sudah satu jam sejak rapat. Aspen tetap membuka mata beo nya Alden Lake, sudah hampir satu tahun Alden selalu membawa Aspen ke kantor bahkan saat rapat bersama petinggi juga. Tanpa malu Alden terus menggendong balita kecil itu. "Papa..." Alden mengangguk lalu kembali mengelus kepala Aspen. Papa? Jangan tanya kenapa Aspen memanggil Alden dengan sebutan itu. Dan Alden tidak keberatan dengan itu, karena dengan itu malah membuat nya terhindar dari wanita wanita. "Bapak perlu saya bantu?" Aspen menangis kala seorang wanita cantik mendekat menawarkan bantuan. "Tidak, terimakasih." ujar Alden lalu bangkit meninggalkan ruangan karena dapat telah selesai. "Kau membuat Papa terhindar wanita gatal, Pen." kekeh Alden. Alden dingin? Tidak. Hanya saja Alden tidak mau dekat dekat dengan perempuan. Terkecuali satu wanuta istimewa. "Ayo kita ke kampus Mama mu." "Mama... Mama..." senang Aspen. "Kali harus bisa membujuk nya." kata Alden penuh penekanan. Pria itu lalu berjalan ke ruangannya, mengambil kunci Ferrari kesayangannya. Lydia kembali mendesah kala ia masih tetap mendengar kalimat jahat yang di tujukan padanya. "Kalau aku jadi dia, pasti sudah malu dan keluar." Lydia mendengus. Kalau aku jadi kau, lebih baik diam daripada mengurus hidup orang lain. Balas Lydia dalam hatinya. "Hei!" Lydia mendongak. Menatap dua gadis yang berdiri di depannya. Membuat orang orang yang sedari tadi membicarakan nya menatap ke arahnya dengan muka mengejek. "Aku sebenarnya tak mau satu kelompok denganmu saat presentasi nanti." Lydia diam. "Tapi karena sudah di tunjuk oleh Dosen, Aku tak bisa menolak. Jadi, kalau kau mau sekelompok denganku. Kau harus membuat dokumennya. Aku tak mau ke rumah misterius mu itu." kekeh nya Lydia yang sedari tadi mengenakan earphone melepas earphone nya. "Aku tak dengar kau bicara apa." kata Lydia. "Kau!" kesal gadis itu. "Aku sudah sangat muak melihat wajah jelekmu itu disini. Kenapa kau tak keluar?" kesalnya. "Kau sangat tebal muka!" celetuk satunya. "Siapa yang berani menyebut Mama anakku jelek?" semua perhatian langsung tertuju pada Alden yang menggendong Aspen. Teriakan histeris gadis gadis memekik telinga kala Alden menurunkan Aspen dan melepas jas nya, menampakkan kemeja putih yang membuatnya tampak sangat manly. Lydia menghembuskan nafas, lelah. Kapan pria itu berhenti mengganggu nya. "Ma..ma!" Aspen berjalan tertatih mendekati Lydia. Lalu balita itu hampir saja terjatuh tepat sebelum Lydia langsung menggendong nya. Balita itu langsung tertawa senang kala Lydia menggendong nya. Membuat para gadis menatap tak percaya. "Ayo pulang, Mama." Lydia mendesis dalam diam kala Alden sok sokan menjadi suaminya. Lydia berjalan menuju Ferrari milik Alden tanpa malu. Lalu masuk, meninggalkan Alden yang menatap dua gadis itu. "Mama anakku sangat menakutkan kala marah, jangan bermain main dengannya girls." Alden langsung menyusul dua orang itu setelah membuat dua gadis itu menyesal dengan tindakan mereka. "Tampan sekali..." lirih mereka "Apa dia suami cupu?" "Siapa cupu pria tampan itu?" "Cupu sudah punya anak?" Kalimat kalimat yang pasti sangat tidak penting dan membuat Lydia mengumpat dalam hatinya itu terlontar. Keramaian yang berhenti sejenak karena kedatangan Alden langsung kembali booom menggosipkan Lydia ketika mereka pergi. Lydia selalu menjadi trending gosip di kampus. Membuat nya sangat terkenal. Alden senyum senyum tak jelas di mobil. Membuat Lydia yang tengah memeluk Aspen mendengus. "Sampai kapan kau akan menggangguku!?" Kesal Lydia. "Sampai kau mau menerima tawaran ku Li." "Perlu berapa kali lagi kau ku tolak?" "Ayolah Li. Aku sangat terkekang, bocah tengik ini hanya mau denganmu Li." "Siapa yang kau maksud bocah tengik!?" kesal Lydia. "Dia anakku!" "Kau bahkan tidak mau menerima tawaranku." kekeh Alden. "Kau tidak kasihan pada CEO ini Li?" Lydia menggelengkan kepalanya. "CEO tidak perlu di kasihani, sudah banyak uang." balas Lydia. "Aku ke toilet saja tak tenang Li. Bayangkan kau jadi aku, rapat membawa anak, kemana mana membawa anak." keluh Alden. "Aku harus kuliah, bukankah Bapak CEO yang terhormat ini tau kalau Aku sudah semester akhir?" Lydia masih ingat dengan jelas, Alden tau persisi siapa Lydia. Dari siapa? Barista cafe Alden yang ternyata menggosipkan Lydia. Benar benar tak bisa di percaya, Lydia menjadi bahan gosip tak hanya di campus. Bukankah harusnya Lydia sudah menjadi selebgram sekarang? "Saat kau kuliah, Aspen bersamaku. Setidaknya itu bisa membuatku tidur nyenyak saat kau dirumah." "Apa kita harus satu rumah?" "Harus." balas Alden. "Bukankah kau pernah bilang jika kau menghindari perempuan. Apa aku ini laki laki?" "Kau terkecuali." balas Alden cepat membuat Lydia mengernyitkan dahi nya. "Kau sangat aneh." ujar Lydia. "Aku serius Li, Aku tak pernah bisa tidur nyenyak selama ini." Lydia menatap pria yang sudah hampir tiga bulan rutin mengganggunya. "Baiklah. Tapi dengan satu syarat." Alden tersenyum senang. "Apa?" "Jangan ganggu aku ketika baca buku!" xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx JANGAN LUPA IKUTI I*STAGRAM @SUCIDIANN__ DAN WAT**AD DEE @QUEENAADEE (QUEENDEE) DOAKAN DEE YA BISA MENJADI PENULIS TERKENAL SUATU SAAT NANTI. AAMIIN AAMIIN. TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA DEE. MAAF JIKA TIDAK SESUAI EKSPETASI KALIAN. DANK U ALL SUKSES SELALU

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

True Love Agas Milly

read
197.4K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.5K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.8K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.6K
bc

Turun Ranjang

read
578.5K
bc

Skylove (Indonesia)

read
108.8K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook