bc

CINDERELLA SEPATU SNEAKER'S

book_age16+
2.9K
FOLLOW
17.3K
READ
contract marriage
love after marriage
independent
confident
comedy
bxg
office/work place
affair
pilot
waitress
like
intro-logo
Blurb

21+ [ADULT ROMANCE]

Hidup Jelita tak seindah seperti cerita novel pada umumnya, hidupnya penuh lika-liku, menggantikan Ayahnya menjadi tulang punggung keluarga, sama seperti cerita Cenderella ia memiliki ibu tiri yang sama kejamnya begitu juga saudara tiru yang sifatnya rese’ minta ampun, Jelita harus berusaha mengumpulkan uang untuk biaya hidup mereka semua, tanggungan Jelita semakin berat yang ia pikul.

Jungkir balik dunia Jelita, sudah jatuh tertimpa tangga pula dan tanpa ia sangka ia terjebak bersama pria asing berwajah bule, hidup Jelita yang tadi terasa nyaman dan tentram terusik dengan kedatangan pria cina berketurunan Jawa.

Abimanyu Hardinata Pilot yang menyasar memilih pekerjaan di Jogjakarta, mengenal Jelita tanpa sengaja dan membuat hidup jelita jungkir balik. Tanpa mereka tahu bahwa sebuah perasan mengawali pertemuan mereka dan tanpa Jelita sadari bahwasanya Jelita tak menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana lain untuk hidupnya.

“Jangan suka ngomomgin Saya di belakang, coba sekali-sekali ngomongnya didepan, siapa tahu di sayang.”

chap-preview
Free preview
BAB 1 : WONDER WOMEN
Jelita humairah namanya, Jeje panggilannya, panggilan lucu itu mengambarkan ia kala ia masih kanak-kanak kecil mungil namun cantik cantik parasnya namun jalan hidupnya tak secantik apa yang tercipta seperti namanya dan tubuhnya. Jelita berusaha menjadi sesosok wanita dengan tenaga sekuat wonder women. Kedua orangtuanya berpisah disaat ia berumur 5 lima tahun dan di umurnya ke-6 tahun Ayahnya kembali menikah dengan mantan sekolahnya dulu yang kata Ayahnya wanita yang akan menjadi istri sang Ayah dan Ibu baru untuknya itu adalah kakak kelasnya dulu. Di umur Jelita yang ke 6 tahun itu ia bisa apa? Menolak mendapatkan Ibu baru tak akan di dengar oleh sang Ayah, Ayahnya tak perlu menunggu persetujuannya untuk menikah lagi, sedangkan ibu kandungnya pergi meninggalkan Ayah Jelita yang saat itu lebih memilih mengurusi perusahan yang di rintisnya sedang mengalami lonjakkan meningkat. Ibu kandung Jelita membutuhkan kehadiran Ayah jelita saat itu bukan materi yang di butuhkan sayangnya Ayah Jelita terlalu abai. Kenyataan menampar Jelita lagi saat ia bertemu sang ibu setelah 15 tahun Jelita tak melihat batang hidung sang Bunda. Saat itu Jelita sedang bekerja di sebuah swalayan yang menjadi kerja part timenya setelah pulang sekolah, setelah 15 tahun berlalu Jelita terlalu melukis indag wajah sang Ibu kandung dan saat itu tepat di depan matanya Marlinda—ibu Jelita berada di jangkuan tangannya. “Ibu Marlinda.” panggil Jelita. Wanita yang Jelita sapa tadi menoleh secepat gerakan burung kormorant menangkap ikan, jelas saja wanita yang tak muda lagi itu menengok pada suara yang memangil namanya. “Iya, saya—ada apa ya Mbak?” “Mm—Ibu nggak inget saya?” wanita berbeda umur dengan Jelita itu menggeleng mantap. “Saya Jelita Bu, Jelita humaira—putri kecil Ibu.” jelas Jelita dengan tatapan yang lurus pada Marlinda Wanita bergedik. “Saya enggak pernah memiliki putri bernama Jelita Humairah, anak saya Laki-laki sedang kuliah.” kata Marlinda dengan dagu mendonga. “Jadi jangan ngayal kamu anak saya!” sarkas Marlinda lagi. Ucapan sarkas Marlinda selalu terngiang di telinga dan kepala cantik Jelita, dia putri yang tak di anggap bukannya hidup Jelita semakin menyeritkan kepiluan? Tapi itu dulu, Jelita tak ingin kembali mengingat bahwa tak ingin menganggap bahwa Marlinda adalah Ibu kandung yangtelah melahirkannya dulu. Bahkan Jelita menyesal pernah ada di kandungan wanita tua itu. Meratapi ke hidupan memang tak akan ada habisnya, sekarang ia menatap masa depannya meski belum tahu masa depan apa yang akan ia hadapi nanti, cita-cita mana ada cita-cita yang terbayang di otak Jelita yang iainginkan adalah cita-cita untuk menjadi kaya raya, bukan kaya monyet! ■■■ Jelita menjadi Wonder Women versi sang Ayah tapi tidak untuk Lalita, perempuan yang umurnya yang hampir sama dengan perempuan yang melahirkan itu suka sekali nyinyir tentang apa yan Jelita kerjakan, uang bulanan dapat sedikit nyinyir, Jelita bangun kesinganan nyinyir, Jelita terlambat memberikan uang saku pada adik tirinya nyinyir, Jelita bahagia sedikit nyinyir, tiada hari tanpa nyinyir. Selama Jelita sudah besar dan mengerti betapa ia susah mengumpulkan pundi-pundi rumah Jelita tak ingin terlalu menurut dengan perempuan berkedok mak lampir. Dulu kehidupan Jelita begitu indah dan tercukupi tapi ternyata memiliki maksud lain. Tuhan mengambil semua kesenangan yang di bangun oleh Sadana, mungkin dimata Tuhan Sadana terlalu dombong dalam usahanya dan sekarang ia memang terjatuh dalam palung dasar. Hidup mereka berubah menjdai sederhana ya SE DE R HA NA sungguh luar biasa bukan Tuhan membalikkan kesenangan dalam kesengsaraan, sekarang kehidupan Jelita dan Sadana yang banting tulang, sejak umur 20 tahun Jelita sudah terbiasa mencari uangnya sendiri sebelum di umur 23 tahun ini Ibu tirinya yang bagai Mak Lampir itu menjadikan juga tulang puggung dan Sadana banting setir menjadi montir bengkel kecil dekat di rumah yang mereka beli dengan sisa uang tabungan Sadana. “Jeje, udah gajian belum sih kamu?” sembur Lalita pada Jelita yang saat gadis ayu itu baru saja membuka melutnya untuk menyua nasi ke mulutnya. “Mana ada gajian di tengah bulan, Ma.” balas Jelita. “Siapa tahu kamu ada gajian tapi kamu enggak kasih ke Mama.” Jelita memutar bola metanya jengah,di otak Ibu tirinya itu selalu saja uang yang dipikirkan. “Memangnya Jeje pernah nggak langsung kasih ke Mama?” sarkas Jelita masih tenang. “Ck, pokoknya nanti gajian di akhir bulan kasih ke Mama—Mama mau bayar uang arisan panci sama emas Mama.” “Yo, nanti tak kasih ke Mama kalo udah turun” (Yo= Ya.) “Awas mbok untit lagi!” (Awas kalo kamu ambil lagi.) “Uang-uang Jeje kenapa Mama yang nikmatin.” gumam Jelita dalam hati dan akhirnya iya hanya membalas dengan singkat karena malas berdebat di pagi yang mendung ini. “Ya, Kanjeng ratu Lalita.” Jogyakarta pagi ini tersinari oleh mendung, asal tak hujan pun tak masalah, sebenarnya Jelita penyuka hujan bau petrichor adalah favoritnya namun bila hujannya datang saat Jelita akan memulai aktivitasnya dan saat pulang kerja hujan menjadi hal yang menyebalkan untu Jelita. Setelah selesai mengikat sepatu kesayangannya sneakers hasil kerja kerasnya sendiri, kemudian wanita itu berdiri setelah usai dengan sepatunya. Jelita kembali menarik tangannya keatas seperti melakukan gerakan olahraga saat pemanasan di pelajaran olahraga, sekarang ia siap dengan kegiatannya pertama, sebelum ia berangkat kerja ia akan mampir di bengkel tempat sang Ayah, sekedar untuk berpamitan. Di tengah perjalanannya Jelita di buat berhenti dengan seseorang yang ingin sekali Jelita hindari, Permono—manusianya si laki-laki yang selalu mengusik Jelita mencari perhatiannya pada wajah terlalu jawanya membuat Jelita sungguh muak. “Mbak Jeje mau tak antar?” laki-laki itu menawari Jelita. “Nggak, aku masih punya kaki—jadi saya mau naik kakiku saja.” kata Jelita menolak dengan cepat. “Mana enak Mbak? Sini tak anter pake sugeg,” Permono masih tak ingin berhenti membujuk Jelita. “Mas Permono, ada kuping?” Permono lantas mengganguk. ”Berarti kalo saya mau jalan, berarti Mas permono harusnya mundur, ngerti?!” sarkas Jelita yag makin kesal dengan kehadiran Permono yang sukses membuat moodnya anjlok. “Ya sudah besok Mas antar ya Mbak, Jeje.” “Ngga janji.” cuek Jelita “Saya duluan Mas.” Langkahnya kembali menganyun, tak sabar ingin segera menyapa sang Ayah karena tadi pagi ia tak sempat menyapa sang Ayah. Terlihat Sadana sedang berkutat dengan alat-alat bengkel, laki-laki berumur itu menoleh saat putri yang selalu ia anggap kecil itu memangil namanya. “Ayah Sadana, selamat Pagi, selamat bekerja dan semagat!” Jelita memberikan ucapan selamat pagi pada sang Ayah. “Selamat pagi Jelitanya Ayah Sadana, semangat juga untuk putri Ayah.” Balas Sadana yang memberikan kepalan tangan ke atas. Tawa Jelita menguar dengan balasan Sadana padanya. “Ayah, Jeje pamit ya, doain biar nanti dapat uang sekarung,” “Amin, hati-hati, Nak.” Jelita menggangguk mantap kemudian kembali berjalan menepaki jalan “Doakan Jeje, Yah. InsyaAllah Jeje akan bawa Ayah pergi dari kehidupan ini—Jeje akan jadi Wonder Women Ayah!” ■■■

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.8K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
120.7K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.7K
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook