bc

Cinta Sang Pemilik Tahta

book_age16+
55
FOLLOW
1K
READ
revenge
dark
love-triangle
brave
prince
drama
tragedy
royal
kingdom building
lonely
like
intro-logo
Blurb

Dia meletakkan tangannya di d**a, tersenyum untuk pertama kalinya saat permaisurinya datang ke istana. Tapi permaisuri datang dengan belati putih di tangan kanannya, dan bunga di tangan kirinya, bersumpah akan membunuh. Katakan padaku, adakah cinta yang lebih menyakitkan dari kisah cinta mereka?

**

Ayuna tumbuh menjadi gadis yang dipenuhi dendam, setelah istana melayangkan tuduhan pengkhianatan dan tega menjatuhkan hukuman mati kepada ayahnya tercinta, hingga sang ibu yang diduga bunuh diri akhirnya meninggal dunia. Kebencian itu semakin membara, tatkala istana secara tidak adil menyeret kakak laki-lakinya hingga akhirnya sang kakak menghilang secara misterius di dalam penjara.

Takdir memaksanya melupakan cintanya pada pangeran pertama dan masuk ke istana sebagai permaisuri pangeran kedua--Sang Pewaris Tahta yang terhina. Sang Pewaris Tahta yang bahkan dibenci oleh hampir seluruh rakyat, adalah penguasa yang mengesahkan dan menandatangani petisi hukuman mati untuk ayah Ayuna.

“Aku bersumpah, akan membalaskan ketidakadilan yang kuterima. Dan melenyapkan mereka semua yang terlibat dalam hitamnya politik, termasuk suami hina yang telah menghancurkan hidupku.”

Tapi, dengan panah yang menembus dadanya, dengan sedikit tenaga yang tersisa dan napas tersenggal,  pria itu memeluk erat permaisurinya selagi memunggungi musuh dan berkata, “Jika aku mati, maukah kau memaafkanku? Pergilah, Permaisuriku. Sejauh mungkin bawa cintaku, selamatkan dirimu dan jangan pernah berbalik. Aku melepaskanmu.”

chap-preview
Free preview
Menikahlah dengan Putra Mahkota
Seorang gadis terisak tak kuasa menyeret tubuhnya mendekat pada tiang-tiang yang saling bertaut. Tangan dingin milik seorang pria paruh baya keluar melalui celah tiang penderitaan itu, meletakkan kedua telapak beku itu di pipi sang gadis.  Aku tidak tahu mengapa. “Berjanjilah padaku, kau harus melakukannya.” Dia meraih tangan sang gadis, mengatupnya di antara kedua telapak tangan kasar yang sudah penuh luka. “Lupakanlah Pangeran San.” Pria paruh baya itu ikut menangis tersedu-sedu setelahnya. “Istana akan menjemputmu untuk menikah dengan Putra Mahkota,” tambahnya. Secara tiba-tiba, semuanya berubah.  Gadis itu menggeleng cepat, matanya bengkak dengan napas seolah tercekat di tenggorokan.  “Putriku, ini semua demi ibu dan kakakmu. Hanya ini satu-satunya cara.” Saat itu, aku tak mengerti apa pun. Selain luka yang begitu dalam, hatiku robek sempurna.  Gadis itu menatap lekat wajah berkeringat Tuan Haksan, pria paruh baya yang sangat menaruh harap padanya. “Ayah, sebenarnya apa yang terjadi?” Gadis itu menangis penuh isak, tetapi sang ayah malah semakin menggenggam tangan putrinya. “Ayah akan baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja. Kau harus berjanji pada Ayah, kau akan meninggalkan Pangeran San dan menikah dengan Putra Mahkota. Kau berjanji, kan?” Sang ayah menyeka air mata yang terus-terusan mengalir di pipi putrinya yang tak tahu apa-apa itu. Wajah Ayah, membuatku takut. “Tapi Ayah … .”  Tentang sesuatu, “Cepat bawa dia!” Suara beberapa pengawal menyentak gadis malang itu hingga kalimatnya terputus. "Tunggu, tunggu! Apa maksudnya semua ini? Kenapa kalian membawa Ayah dengan cara seperti ini?!" tanya gadis itu mencoba menghentikan para petugas yang hendak membawa pergi sang ayah. Para petugas itu tak memberikan jawaban, mereka hanya melewatinya begitu saja dan tetap membawa Tuan Haksan yang telah dikurung di dalam tandu tahanan.   “Kurang ajar! Berani-beraninya kalian membawa Ayah dengan cara tidak hormat seperti ini!" Gadis itu  menarik lepas tangan para petugas dengan paksa, meski tangan mungilnya tidak akan mampu mengalahkan. "Kalian tidak tahu siapa yang kalian bawa ini? Ha?! Ayahku adalah Penasehat Negara yang berada di bawah naungan raja! Kalian bisa dihukum karena ini!" bertubi-tubi gadis malang itu mengeluarkan protesnya.    "Jika bukan karena Putra Mahkota, sudah dipastikan Anda dan ibu Anda juga ikut dihukum atas pengkhianatan yang Tuan Haksan lakukan! Pengawal, seret gadis ini menjauh dari terdakwa!" teriak salah seorang pengawal yang tampaknya memimpin penangkapan itu. “Apa? Pengkhianatan? Itu tidak mungkin.” Salah seorang petugas melemparkan kertas mewah berisi ratusan tanda tangan yang tidak dia mengerti. Sang gadis meraih kertas itu, tetapi tidak membukanya sama sekali. Ia masih saja terus berteriak histeris. Gadis itu menoleh pada sudut rumahnya, terlihat sang ibu sedang tertegun, bercucuran air mata. "Ibu?” Ia berjongkok, menatap lekat sepasang mata milik ibunya yang tampak pasrah. “Ibu, tolong jelaskan padaku, apa yang terjadi? Ibu, aku tidak mengerti. Ada apa ini?" tanyanya sekali lagi. Namun sama seperti sebelumnya, tetap tak ada jawaban sama sekali. Sang gadis malang mengejar petugas yang segera membawa pergi sang ayah. Ia memegang kokoh dua tiang bertaut yang mengelilingi tubuh ayahnya. "Ayah, itu semua tidak benar, kan? Ayah bukan seorang pengkhianat, kan?” tanyanya terisak. Tuan Haksan meraih tangan pucat putrinya. "Berjanjilah kau akan melakukannya.” "Ayah, aku … ." Tuan Haksan menggenggam tangan putrinya lebih kuat. "Menikahlah dengan Putra Mahkota. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan kita semua." Tatapan menyedihkan sang ayah menghancurkan seluruh asa yang telah lama gadis itu susun. "Putriku, kau harus berjanji pada Ayah." Tuan Haksan menyeka air mata putrinya, menyisipkan sebuah kertas ke dalam genggaman sang gadis malang. "Putra Mahkota menginginkanmu menjadi permaisurinya. Terimalah pernikahan itu, dan jadilah istri yang baik untuknya," tambah Tuan Haksan.    "Cepat!" Teriakan pengawal menghancurkan haru ayah dan anak itu. Mereka mendorong tubuh sang gadis, hingga gadis itu terhenyak ke atas tanah. "Putriku, berjanjilah!" Teriakan terakhir sang ayah membuat hatinya kesakitan.   “Tidak, tidak! Jangan bawa Ayah pergi!” Gadis itu menangis sesenggukan. "Tidak! Ini semua fitnah! Ayahku bukan pengkhianat! Lepaskan ayahku!" “Nona, kumohon berhentilah.” Seorang pelayan setia, memeluk tubuh gadis malang itu agar berhenti berteriak putus asa. … takdir yang menunjunkku untuk mengalah. Dengan sedikit rasa percaya dari sang ayah yang tersenyum dari kejauhan padanya, gadis itu mencoba untuk menenangkan diri. Dia berusaha keras menguatkan diri, soal harapan yang masih tersisa bahwa sang ayah memintanya menerima pernikahan itu, mungkin saja karena Putra Mahkota yang akan menolong situasi yang tak dia mengerti ini. Tanpa tahu … takdir akan segera menumpahkan air mata. Pikirku, semua akan baik-baik saja. Dan karena Ayah, aku masih saja terus percaya. ** Hingga pada saat itu, aku mulai curiga. Gadis itu menatap mata sang ibu yang berkaca-kaca, lengkap dengan wajah murung kakaknya yang baru saja pulang di dalam sana. Kakakku, yang sangat cuek dia … dia tak pernah menangis. Namun malam itu, aku melihatnya menitikkan air mata di belakangku, untuk yang pertama kalinya. “Ibu, sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa, mengapa semuanya tiba-tiba … bagaimana bisa aku meninggalkan Pangeran San? Aku ini calon istri Pangeran San, mengapa secara mendadak aku harus … tolong jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi, Bu? Mengapa mereka membawa Ayah? Ayah tidak mungkin melakukan pengkhianatan.” Bagaimana bisa, aku mendapat perintah untuk menikahi Sang Pewaris Tahta saat Ayah ditangkap atas tuduhan pengkhianatan? “Putriku.” Sang ibu tiba-tiba saja memeluk putri bungsunya itu dengan erat. “Maafkan Ibu, Nak. Maafkan Ibu. Jika kau ingin menyelamatkan kita semua, hanya ini satu-satunya cara.” Ibu gadis itu malah tersedu-sedu mengencangkan pelukannya. Dilihatnya wajah sang kakak yang tertunduk lesu di sudut ruang. “Kakak?” panggilnya lirih mencoba mengetahui apa yang telah terjadi. Kakak, mengapa diam saja? Padahal, dia adalah orang yang selalu mendukungku selama ini. Air mata gadis itu menetes tak bersuara. Dia tampak tenang penuh kepercayaan, meski hatinya penuh sayatan luka. “Kau harus menerimanya. Jangan membantah apapun lagi.” Sang kakak—Tuan Muda Jihan—malah pergi meninggalkan mereka, setelah mengatakan sebuah kalimat singkat penuh makna yang menyiaratkan larangan untuk menolak. DEG Jika semua memang harus begini … jika semua memang akan baik-baik saja, mengapa? Mengapa harus aku? Dia, si gadis malang yang merangkak pada tkdir mengerikan itu Ayuna namanya. Seorang gadis ceria yang sebenarnya hidup sangat bahagia tanpa dendam. Dia putri bungsu Tuan Haksan, seorang Penasehat Negara yang merupakan pejabat paling terkenal dan kaya raya. Tuan Haksan pejabat kesayangan raja yang memiliki pangkat dengan kasta tertinggi dan selalu berada di sisi raja. Namun, Tuan Haksan yang terkenal akan kesetiaannya kepada raja, tiba-tiba saja ditangkap atas tuduhan pengkhianatan yang sangat berat. Nyonya Hera, sang ibu adalah dermawan yang rendah hati. Sementara, Tuan Muda Jihan—sang kakak—adalah pria paling populer di negeri itu. Sangat tampan, sangat pintar, dan sangat karismatik. Bertubuh elok layaknya seorang jenderal dengan wajah luar biasanya, Jihan digilai oleh banyak wanita meski dia sangat dingin dan cuek. Sayang sekali, seluruh nama itu tiba-tiba berubah menjadi sekedar nama, bersama sedikit kenangan yang tersisa. Sejak hari itu, sang ibu jatuh sakit. Tatapannya kosong, dengan air mata yang terus mengalir. Nyonya Hera tak pernah keluar rumah. Ia bahkan enggan menyentuh makanan. Rumor tentang sang ibu menjadi tidak waras, mulai tersebar di tengah-tengah rakyat. Sampai saat itu, tak ada satu kabar baik pun yang terdengar tentang sang ayah. Isu tentang hukuman mati akan segera dilaksanakan untuk Tuan Haksan, akhirnya membuat gadis malang itu menyetujui perjodohannya dengan Sang Pewaris Tahta. Pikirnya, mungkin dengan begitu ia bisa membebaskan sang ayah atas tuduhan yang ia yakini hanya sebuah fitnah.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Satu Jam Saja

read
593.1K
bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
884.3K
bc

Love Me or Not | INDONESIA

read
523.7K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
280.6K
bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

Romantic Ghost

read
161.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook