bc

Harta Tersembunyi

book_age18+
2.3K
FOLLOW
29.7K
READ
billionaire
contract marriage
love after marriage
dominant
goodgirl
drama
sweet
bxg
campus
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Thara adalah wanita yang disembunyikan identitasnya oleh Nazmi karena terikat perjanjian sementara. Di luar rumah mereka akan terlihat seperti orang asing, tetapi saat berada di dalam rumah Nazmi tetap meminta Thara melayaninya secara normal.

Thara dianggap wanita miskin seperti benalu di rumah Nazmi oleh mertuanya. Padahal wanita itu merupakan pewaris tunggal perusahaan Black Shine yang hartanya tak akan habis tujuh turunan. Namun, Thara belum mengetahui tentang rahasia tersebut.

Akankah Thara bertahan? Mungkinkah mereka saling mencintai dalam durasi perjanjian dengan Nazmi? Ikuti kisahnya dan jangan lupa tap love!

_____

Cover dibuat oleh RoseArt

chap-preview
Free preview
Bab 1
Angin berhembus sangat kencang, menerbangkan apapun di sana termasuk kain jaring yang terpasang di gulungan rambut berhias mahkota seorang wanita yang tengah berdiri menatap langit. Panjangnya sebetis, tergerai ke belakang dan menutupi gaun putih berekor yang ukurannya sekitar 2 meter. Namun, tidak menyeret ke lantai, tetapi menggantung serta membuat kaki tidak terlihat. Pembatas lantai tertinggi gedung pencakar langit. Buket bunga di tangan dilihatnya untuk kesekian kali, mawar putih lambang duka cita disandingkan dengan mawar kuning bermakna kepedulian. Saat mereka menyatu maknanya menjadi beda yaitu, kenyamanan dalam suatu hubungan. Wanita itu tertawa kecil, menertawai nasibnya hari ini karena ditinggal kekasih tepat saat momen pernikahannya. "Pria gak tau diri! Aku sudah memberimu banyak kenikmatan, tapi kau malah cari kenikmatan lain." Tepat di bawah gedung, orang-orang sudah berkerumun melihat ke atas. Mereka juga sudah memanggil pihak keamanan untuk menyelamatkan wanita yang diduga akan mengakhiri hidupnya. Satuan petugas keamanan segera datang dan mengisi balon penyelamat dengan udara, mengantisipasi bila dia jatuh tidak langsung ke benda keras, melainkan ke kasur angin itu. Sementara itu, di bagian tangga darurat seorang wanita berlari-lari dengan sepatu tingginya tanpa merasa lelah. Saat dia melihat siaran langsung media sosial sahabatnya yang sedang berada di atas gedung pencakar langit, wanita itu langsung mengejarnya ke lantai 40. Dia naik lift sampai lantai 35 dan berhenti karena alasan eksklusif. Menurut pekerja hotel, 5 lantai setelahnya adalah milik pengguna VIP yang hanya bisa diakses menggunakan lift pribadi miliknya. Ceklek! Pegangan pintu dibuka paksa, nafasnya sudah hampir putus dan kakinya pegal bukan main. "Dasar Keong bodoh!" gerutunya kesal, sambil melihat ke segala arah. Melihat layar dan mencocokkan dengan lingkungan sekitar. Wanita itu berhasil menemukan posisi sahabatnya yang masih berdiri di atas dinding pembatas, mencopot satu persatu kelopak bunga di tangannya tanpa rasa takut jatuh. "Hei, kau!" jeritnya kelelahan, sambil menunjuk ke arahnya. Sahabatnya menoleh dan tersenyum, "Kau lihat statusku tadi? Haha, Padahal hanya 25 detik." "Hei! Bisa-bisanya kau melakukan hal seperti itu! TURUN!" perintahnya setelah meluapkan emosi. "Enggak mau, Aku kecewa sama Clark!" "Kecewa sama dia bukan berarti kau harus bunuh diri, Keong!" "Siput, jangan berusaha merayuku," ujarnya mulai menangis sedikit, "Kau tidak pernah merasakan sakit hatiku, Siput,!" "Aduh, Keong, kau itu seorang dokter kejiwaan, tapi kenapa kau malah sakit jiwa hari ini? lagian tuh ya,si kapur papan tulis, kan udah jelas-jelas selingkuh, tapi kau masih juga ngarepin dia." "Hmm, Kau masih gak bisa bedain Clark dan Chalk, pria dan kapur tulis," sahut si Keong tertawa ringan, menggerakkan tangannya ke kiri lalu ke kanan. "Aah, sama aja itu! Sama-sama bersifat sementara!" Siput mendekatinya, sambil mengajak ngobrol dengan perlahan. Mengendap dengan langkah panjang agar cepat sampai. Keong melihatnya sudah tiba di tepi pembatas. "Siput, mundur! Kau bisa ikut jatuh!" Wanita itu naik menggunakan kotak kayu yang ada di bawah dan segera menangkap kaki Keong kemudian menjatuhkannya ke lantai gedung. Alih-alih ingin menolong, malah si Siput yang terdorong dan jatuh! DEG! Keong tercekat, menganga menatap sahabatnya jatuh. Demikian pula orang-orang yang ada di bawah menjerit sekuat tenaga sampai ada yang pingsan sangking tak kuatnya menahan pikiran yang belum terjadi. "Aaahhh!" Pihak petugas memastikan dirinya akan jatuh tepat di kasur angin berwarna kuning itu.Dalam perjalanan ke bawah, Siput sudah pasrah. Jika semua orang kecewa lantas bunuh diri? Maka aku adalah orang yang telah berkali-kali merasa mati, tapi Allah masih menahan nyawaku dalam raga yang merasa kosong ini. Keong, kau lebih beruntung dariku. Andai dulu aku lari dari pernikahan, mungkin aku bisa bersama dengan pria yang mencintaiku setulus hati. Setelah seorang wanita jatuh dari ketinggian 40 lantai sebuah bangunan apartemen mewah sekaligus hotel, tempat Keong melangsungkan pernikahan itu, kini dia akan dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi tak sadarkan diri. Keong berlarian ke bawah dan mengejar sahabatnya menggunakan gaun pernikahan putih yang diangkatnya tinggi sampai menampakkan lututnya. “Malika!” jeritnya sepanjang jalan. Orang-orang melihat ke arahnya, menyalahkan dia atas situasi yang diterima oleh wanita itu. Polisi menjauhkannya dan membiarkan mobil ambulance membawa wanita itu ke rumah sakit. “Dia sahabatku, Pak!” jeritnya. “Pak bawa dia ke Rumah Sakit!” jeritnya lagi mengingatkan pada polisi. “Ikut kami ke kantor polisi! Kau harus memberi keterangan terkait masalah yang terjadi hari ini.” Wanita itu tidak bisa mengikuti Malika ke rumah sakit, dia dibawa oleh polisi untuk mendapatkan keterangan. Begitu sampai di rumah sakit, Malika segera dibawa ke ruang gawat darurat. Polisi menjelaskan perkara yang sedang menimpanya. Dokter dan perawat segera melakukan pengecekan. Dompet dan tas yang dibawa Malika dipegang oleh pihak kepolisian. Mereka akan menghubungi keluarga korban untuk segera menjenguknya ke rumah sakit. Seorang pria yang tengah rapat mendapat panggilan, sekretarisnya melihat benda itu menyala tanpa suara. Hanya layarnya saja yang hidup dan nomor asing yang menghubunginya. Wanita itu segera pergi dari ruangan dan menjawab telepon tersebut. “Halo, Selamat siang!” “Selamat siang, benar ini nomornya Pak Nazmi Agam?” tanya polisi. “Ya, benar, dengan siapa saya berbicara?” tanya wanita itu. “Saya dari pihak kepolisian, bisa bicara dengan pemilik nomornya?” “Oh, tunggu sebentar, Pak!” wanita itu mengetuk pintu dan menghampiri bosnya dan membisikkan sesuatu. Nazmi minta izin untuk menjawab teleponnya terlebih dulu karena terlihat sangat penting. “Selamat siang, saya Nazmi!” ucapnya. “Selamat siang, Pak Nazmi! Kami dari kepolisian sektor timur, ingin menyampaikan kabar buruk terkait seorang wanita bernama Malika Thara yang sedang dilarikan ke rumah sakit Halton dikarenakan baru saja jatuh dari ketinggian sekitar 120 meter. Apa Bapak mengenal beliau?” “Astaghfirullah, ya saya kenal,dia istri saya!” jawabnya merasa sedih dan lemas. “Kami tunggu kedatangannya segera.” “Baiklah, terima kasih, Pak!” “Sama-sama, Pak Nazmi.” Pria itu mengulum bibir dan menghela nafas berat. Menatap ke arah langit-langit dan matanya memerah. Beberapa detik kemudian air matanya pun jatuh. “Pak, Anda baik-baik saja?” tanya sekretarisnya. “Rana, batalkan rapat. Aku harus ke rumah sakit, hubungi Theo untuk bersiap di pintu masuk.” “Baik, Pak!” Rana menghubungi Theo terlebih dulu untuk bersiap menyambut bosnya di bawah. Setelah itu membatalkan rapat. Nazmi tiba di lantai satu, pengawalnya mengikuti pria itu sampai ke mobil. Membukakan pintu, lalu Nazmi pun masuk. Pengawalnya ikut naik di bagian depan. “Antar aku ke rumah sakit Halton.” “Iya, Pak!” jawab Theo, supir Nazmi. “Pak, apa yang terjadi? ada masalah?” tanya Ronald, pengawal Nazmi. “Malika jatuh dari gedung, tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang,” jawab Nazmi. “Semoga Nyonya selamat dan tidak apa-apa.” “Ya, semoga! Tolong jangan sampai masalah ini terdengar oleh publik. Aku tidak mau mereka tahu kalau aku di sana.” “Baik, Pak!” Sesampainya di rumah sakit, Nazmi masuk dengan pengawalan ketat. Memakai masker dan segera menghampiri polisi yang berdiri di sana. “Selamat siang, Pak! Saya Nazmi, bagaimana perkembangan Thara?” tanyanya. “Istri Bapak sudah dibawa ke ruangan reguler. Silakan menemui dokter yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.” Nazmi segera mendatangi dokter yang dimaksud, ditemani pengawalnya berjaga di luar ruangan. Dokter tersebut menjelaskan bahwa Malika mengalami patah kaki dan yang paling disesali adalah bayi dalam kandungannya tidak bisa diselamatkan. Pria itu menatap ke kanan. Menyesali ucapannya tadi malam pada istrinya. Pria itu keluar dan meminta Ronald mengurus ruangan eksklusif untuk istrinya. Sementara Nazmi ingin menyendiri dan merenungi masalah yang terjadi. Theo menghampirinya bersama beberapa orang lainnya. “Pak, apa semua baik-baik saja?” tanyanya. “Bawa aku ke tempat yang tenang.” “Bagaimana keadaan Nyonya?” “Masih tak sadarkan diri dan sedang diurus kepindahannya ke ruangan eksklusif.” Polisi memanggil Nazmi dan menyampaikan penjelasan mengenai kejadian hari ini. Nazmi menerima informasi bahwa Malika sedang menyelamatkan sahabatnya yang mau bunuh diri, tetapi nasib buruk berpaling padanya dan membuatnya jatuh. “Pak, Ruangan sudah siap, Nyonya dalam perjalan ke sana,” kata Ronald. Pria itu berjalan sangat lambat, membatalkan niatnya untuk pergi dan segera menyusul istrinya ke ruangan. Theo dan Ronald menemaninya sampai ke tujuan. Mereka membiarkan pria itu bersama sang istri berdua di dalam kamar. Nazmi melihat keadaan Malika dengan kaki diberi alat pengeras dan tak sadarkan diri. Perawat sedang memeriksa infusnya dan menyuntikkan sesuatu ke tubuhnya melalui selang. “Pak, bila Nyonya sadar segera panggil kami,” katanya. “Ya, terima kasih,” sahut Nazmi lirih dan mendekati Malika. Memegang tangannya kemudian dibawa ke bibirnya, diciumnya dengan tangisan menyesakkan tanpa suara. Pikirannya langsung mengarah ke pertengkaran tadi malam antara dia dan Malika. Mengenang memori sebelum kejadian. Suasana rumah mereka menjadi sangat panas ketika Nazmi pulang dan menemukan ada alat tes urin dalam keranjang berisi benda tak berharga dekat kamar mandi. Pria itu mengambilnya dan membelalakkan mata dan melihat Malika baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan handuk kimono. “Apa ini?” tanyanya. “Abang sudah pulang. Aku tidak mendengarnya.” Nazmi berjalan lebih dekat dan menunjukkan benda kecil berwarna putih itu. “Aku tanya, ini apa?” erangnya. Malika menelan ludah. “Itu, hasil uji urin milikku.” “Kau hamil?” tanyanya tidak percaya, tertawa miring dan mencampakkan benda itu ke tong lalu menarik rambut Malika sampai kepalanya mendongak. “Aduh, sakit!” jeritnya dengan nada rendah menahan nyeri. “Aku sudah katakan padamu untuk menggunakan alat pengaman, tapi kenapa kau masih bisa hamil?” erangnya dalam keadaan menarik kepala istrinya. Wanita itu melerai air matanya dan meminta Nazmi melepaskan rambutnya. Pria itu melepasnya dan minta penjelasan dari Malika. “Aku sudah telat sebulan, aku beranikan diri mengeceknya dan ternyata aku positif hamil.” “Gugurkan!” perintah suaminya, lalu melangkah pergi. Malika menarik tangannya dan menggeleng. “Jangan Bang Nazmi, ini anak kita. Kenapa Abang tega?” “Aku sudah katakan padamu bahwa pernikahan kita hanya sementara. Kau jangan berharap aku memberikanmu harta dengan melahirkan anak itu,” jawabnya ketus. “Bang Nazmi, ini buah hati kita. Mengapa begitu tega padanya?” “Jangan banyak tanya. Aku tidak menginginkannya sekarang.” Nazmi meninggalkan Malika yang menangisi nasib anaknya. Dia terduduk di lantai sambil memegang perutnya. Begitu Nazmi keluar dari kamar, pelayan masuk dan membantunya berdiri. Malika dibawa ke tempat tidur dan diberikan minum. “Nyonya, sabar, tenangkan dirimu, kasihan bayi itu bila anda terus menangis.” Malika menangis tersedu-sedu dan meminta mereka meninggalkannya sendirian. Ketiga wanita yang menemaninya mengikuti perintah kemudian keluar dari kamar. Nazmi memilih tidur di hotel ketimbang di apartemennya bersama Malika. Sampai hari ini, dia pun belum pulang dan akhirnya bertemu dengan istrinya di rumah sakit.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook