bc

That Little Girl

book_age16+
2.8K
FOLLOW
45.0K
READ
billionaire
possessive
age gap
fated
arrogant
boss
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Tentang rasa. Cinta memang terkadang konyol. Dapat jatuh begitu saja tanpa memandang waktu, jarak, fisik, atau bahkan usia. Begitu pula seperti yang dialami oleh seorang pria berusia matang bernama Gabriel Miller. Dulu dia meremehkan bahwa cinta hanyalah sekedar hal terbodoh yang dapat membuatnya lemah, karena tanpa cintapun toh banyak wanita yang akan merangkak bersujud kearahnya untuk dia sentuh. Itu adalah pola pikirnya sejak dulu hingga beberapa waktu lalu, sebelum pria itu bertemu dengan sosok Skylar brown, murid sekolah menengah atas yang tanpa sengaja menubruknya dan mengomelinya karena dahinya yang kesakitan setelah insiden menabrak d**a bidang Gabriel.

Dan semenjak itu, untuk pertama kali dalam hidupnya, Gabriel benar – benar menginginkan gadis itu untuk menjadi miliknya dan tunduk dibawah perintahnya. Namun, apakah semua itu akan dengan mudah Gabriel –pria matang dengan visual bak dewa dalam mitologi yunani- dapatkan?

Kau menjadi milikku sejak detik pertama kali kita bertemu. Dan maka dari itu, kau harus tunduk dibawahku detik itu pula. Karena dalam kamus hidupku, tidak ada penolakan untuk tiap perintah yang keluar dari mulutku. –Gabriel Miller.

Dasar om – om m***m sialan! Mana mungkin aku mau denganmu! Kau lebih pantas menjadi om-ku daripada menjadi kekasihku meskipun kau begitu kaya raya dan tampan! –Skylar Brown.

Cover

Gambar: Pinterest

Font: Playlist script, Glacial Indifference, Canva Free

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Hari ini, tepat memasuki bulan September. Musim gugur yang ditunggu – tunggu gadis kecil yang duduk dikursi dibawah naungan pohon maple itu telah tiba. Tangannya sesekali teradah, menangkap beberapa daun maple yang jatuh kala angin berhembus menerpanya. Senyum cerah terukir diwajahnya, hingga membuat matanya ikut menyipit juga. Dia Skylar Brown. Seorang pelajar sekolah menengah atas yang telah memasuki masa semester dua. Gadis itu cantik, dengan surai sepunggungnya yang berwarna coklat gelap, tubuh mungil namun memiliki lekuk sempurna juga mendukungnya menjadi salah satu siswa idaman dari sekolahnya. Ceria dan begitu ramah merupakan salah satu ciri khas-nya yang ikut membuatnya populer bahkan hingga kesekolah – sekolah lainnya pula. Sebenarnya, sore itu sepulang sekolah Skylar diajak oleh kekasihnya, Dylan Blair untuk mampir ketaman didekat kedai es krim yang dilewati mereka sebelum mengantar Skylar pulang kerumahnya. Dylan, pria beruntung yang menyandang status sebagai kekasihnya itu saat ini tengah mengantri dikedai es krim yang begitu ramai disana, hingga membuat gadis mungil itu memutuskan untuk menunggunya sendirian dikursi bawah pohon maple ini. Sudah menunggu selama 10 menit disana, namun kekasihnya itu tak kunjung muncul juga membawa es krim yang diinginkannya membuatnya penasaran mengenai apa yang menyebabkannya bisa selama ini. Akhirnya setelah menimbang – nimbang, Skylar memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan berniat untuk menghampiri kekasihnya dikedai es krim. Gadis itu berlari masih dengan senyum yang setia terukir dibibirnya. Ah.. angin musim gugur yang datang menyapa setiap tahunnya entah mengapa pasti membuatnya bahagia. Gadis itu mungkin terlalu menikmati hembusan angin yang membuai surai panjangnya, hingga tanpa dia sadari terdapat seseorang yang juga berjalan dari arah berlawanan nampak sibuk dengan ponsel ditangannya. Brukkk… “Aww!!!” pekik Skylar ketika tanpa disengaja dirinya menubruk tubuh tegap pria berstelan resmi yang berjalan dari arah berlawanan darinya tadi. Gadis itu menubruk dengan cukup keras, membuatnya terpental hingga b****g seksinya harus mendarat dengan indah diatas tanah. “Ahh.. sakit!” rengek Skylar dengan bibirnya yang mengerucut. Tangan kanannya mengusap dahinya yang tampak memerah, sementara tangan kirinya juga disibukkan untuk mengusap bokongnya yang juga mendarat diatas tanah. Gadis itu menajamkan tatapannya, kemudian menatap pria yang berdiri pongah didepannya dengan ekspresi dingin dan membalas tatapannya dengan datar dan sinis. ‘Pasti sebentar lagi dia akan merayuku karena baru saja terpesona setelah melihatku’ batin pria itu melihat gadis mungil yang baru saja bertubrukan dengannya beberapa saat lalu yang kini terdiam menatapnya. “Hyaa Om! Kenapa menabrakku sih?! Om tidak sadar kalau badan om begitu besar dan dadamu  begitu keras?! Kau lihat, dahiku sampai memerah karena menabrak  dadamu, dan tubuhku terpental keatas tanah karena badanmu yang begitu besar! Kau seharusnya meminta maaf padaku!” omel Skylar yang membuat pria itu melongo sepersekian sekon. Bagaimana bisa gadis itu memaki dirinya karena kesalahan gadis itu sendiri? Lalu apa tadi? Memanggilnya om? Astaga, apa dia tak salah dengar? “Om! Jangan diam saja! setidaknya bantu aku berdiri dan meminta maaflah padaku!” gerutu gadis itu dengan kedua tangan yang masih sibuk pada tempat sebelumnya. Tanpa kata pria itu mengulurkan tangannya kearah Skylar membuat gadis itu tanpa ragu menerima ulurannya, namun belum sampai berdiri, dengan seenak jidatnya pria yang terlihat berusia matang itu melepaskan begitu saja uluran tangannya, membuat Skylar kembali terjerembab diatas tanah dengan tidak elitnya. “Ahk! Sakitt!!” rengek gadis itu ketika kini kedua sikunya ikut terluka menahan tubuhnya yang ambruk akibat dilepaskan begitu saja oleh pria didepannya. Matanya menatap nyalang kearah pria itu, namun tak lama kemudian wajahnya memerah, hidungnya sedikit mengerut, lalu matanya berubah menjadi berkaca – kaca. “Hikss.. Om jahat! Aku membencimu!” pekik Skylar dengan ekspresi mendungnya. Gadis itu menunduk, merasakan kesialan menimpanya tepat dihari pertama musim gugur, musim favoritnya. “Hikss sakit…” rengeknya lirih. Yah… selain ceria, ramah dan populer, salah satu sifat Skylar yang juga menjadi ciri khasnya adalah sifat manja yang cenderung membuatnya semakin menggemaskan. “Dasar om jahat, kejam sekali hiks.” Dumelnya dengan suara kecil. Pria yang sempat menabraknya tadi menatapnya heran. Itu Gabriel Miller. Si milyarder dengan paras penuh kharisma dan ketampanan yang seringkali membuat orang lain mendecak iri. ‘Seriously? Dia menangis? Memangnya berapa usianya hingga ia menangis semudah itu?’ Gabriel memutar bola matanya malas, kemudian memilih berjalan meninggalkan Skylar yang masih senantiasa duduk diatas tanah berumput dengan sedikit isakkan kecilnya. “Hiks.. dasar jahat! Jahat sekali!” gumamnya berulang kali. Sial, kalau begini, ia bisa – bisa akan berubah membenci musim gugur karena om – om garang itu. Lalu sebuah sepatu pantofel yang terlihat berkilat mahal terhenti dihadapannya, jelas bukan Dylan- itu suara batin Skylar. Akhirnya gadis itu mendongak secara perlahan untuk mengetahui siapa pemilik sepatu tersebut, masih dengan mata sembabnya. “Hikss… om jahat, kenapa kembali lagi?! Ingin hiks.. ingin memarahiku?!!” Gabriel kembali memutar bola matanya malas, diikuti dengan dengusan kesal melihat tingkah sok galak gadis itu yang jelas – jelas begitu menggelikan jika dilakukan ketika dirinya jelas – jelas menangis hingga terisak. Lalu tanpa kata maupun suara, Gabriel mengangkat tubuh mungil itu dalam gendongan brydal style-nya. Mengangkatnya begitu mudah seolah itu bukanlah beban baginya, membuat Skylar menjerit spontan. “Om! Turunin! Jangan banting aku lagi!” teriak gadis itu, membuat telinga Gabriel berdenging. Dengan wajah kesalnya, pria itu melemparkan death glare yang membuat Skylar terdiam mengkerut dalam gendongannya. Gabriel berjalan dengan langkah panjangnya, hingga membawa mereka ke area parkir. Masih tanpa suara, Gabriel membuka pintu mobil miliknya kemudian memasukkan Skylar ke kursi penumpang disebelahnya. Skylar tertegun beberapa saat. Ini… ini mobil yang diberitakan menjadi salah satu mobil yang dibuat limited dengan jumlah dapat dihitung dengan jari itu kan? Kekaguman Skylar terhadap interior mobil itu harus terjeda kala mesin mobil berderu saat dinyalakan, kemudian melesat dengan gesit keluar dari area parkir. Skylar menatap takut – takut kearah pria disampingnya itu yang tampak fokus kearah jalanan yang dilaluinya. “O-om? Kita mau kemana?” tanyanya lirih yang sama sekali tak ditanggapi oleh pria itu bahkan hingga bermenit – menit berlalu. Skylar meremas rok seragam sekolahnya, ia benar – benar takut jika pria itu menculiknya, kemudian memotong – motong tubuhnya menjadi beberapa bagian, kemudian membuangnya kesungai. Gadis itu kembali menatap Gabriel dari samping, lalu sebuah pikiran tercetus begitu saja dari otaknya yang cemerlang, atau mungkin justru kelewat cemerlang. “Om? Om bisu ya?” cicitnya dengan begitu polos, tanpa sadar membunyikan alarm bahaya untuk dirinya. Cittttt… To Be Continued~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

10 Days with my Hot Boss

read
1.5M
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.3K
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

YUNA

read
3.0M
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

A Secret Proposal

read
376.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook