bc

Ellaine

book_age16+
633
FOLLOW
4.0K
READ
revenge
love-triangle
sex
independent
brave
confident
heir/heiress
sweet
bxg
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Ellaine Johanson, seorang gadis metropolitan dengan segala kemewahan ditangannya, kecerdasan, gelar doktor, kekayaan, dan kecantikan luar biasa memikat.

Mata hijau, rambut coklat oranye terang, bibir penuh nan menggoda dan tubuh bak gitar Spanyol. Lelaki manapun pasti terlena dengan semua kesempurnaan Ellaine.

Tapi pernahkan ia membayangkan kehidupan cintanya semulus prestasi akademik dna kecantikan wajahnya?

Akankah kisah cinta Ellaine mampu menandingi indahnya cerita para Putri Disney dari Negeri dongeng?

chap-preview
Free preview
Pertemuan dan Perpisahan
Flashback 4 tahun yang lalu    “Andre, tunggu..!” teriak Ellaine kencang.    “Andre, kamu mau kemana?” teriaknya lagi, langkah gadis itu ikut terhenti ketika lelaki yang telah di pacarinya itu mendengar teriakannya.   Lelaki bernama Andre itu menghentikan langkah panjangnya namun tetap membelakangi tubuh Ellaine, sedikit pun tidak ada keinginan baginya untuk membalikkan badan untuk menatap wajah gadis yang telah ia kencani selama tiga tahun terakhir itu.    “Ada apa lagi?” tanya Andre, wajahnya sudah jutek malas menatap Ellaine.    “Aku ingin kepastian! Kamu harus menjelaskan kenapa kau lakukan semua ini?” kata Ellaine lantang, suaranya terdengar berat di telinga Andre, dia tahu bahwa Ellaine mati-matian menahan tangisnya.    “Tidak ada yang perlu ku jelaskan! Lagi pula aku muak pacaran dengan anak sekolahan!” jawab Andre seenaknya.    “Kau bilang akan sabar menungguku, bukan? Lalu kenapa sekarang kamu pergi? Siapa gadis di sebelahmu itu? Jangan bilang dia…” tanya Ellaine masih tak mengerti, Ellaine membalikkan paksa tubuh Andre agar ia dapat melihat wajah tampan kekasihnya.    “Kau kira bagaimana gaya pacaran orang dewasa dengan anak-anak? Kau polos Ellaine, berjiwa anak-anak, menunggumu selama tiga tahun selama ini sudah sangat menyiksaku apalagi harus menunggumu lulus kuliah empat tahun lagi!” ejek Andre tanpa belas kasihan.    Ellaine yang masih berusia delapan belas tahun kala itu terkejut bukan main dengan semua kalimat kasar dari Andre. Padahal selama ini Andre terkenal sebagai lelaki sempurna dan menjadi impian para gadis untuk memiliki pasangan sepertinya, tidak pernah sekaipun Andre mengeluarkan kalimat sekasar ini sebelumnya bahkan saat lelah pun Andre tak akan mengingkari janjinya untuk bertemu.    “Tapi kau bilang..” sesuatu yang mengejutkan untuk Ellaine hingga ia tidak mampu meneruskan ucapannya.    “Sayang, siapa dia?” tanya seorang gadis muda dengan rambut blonde lurus, kedua tanganya menggelayut manja di lengan Andre.    “Dia anak kecil yang ku ceritakan tempo hari” jawab Andre singkat, matanya menatap lurus pada Ellaine yang terbengong.    ‘Anak kecil?’ ucap Ellaine dalam hati.    “Oh, anak sekolahan yang memaksamu jadi pacarnya itu ya?” perempuan itu menatap Ellaine lekat-lekat “Cantik sih, tapi masih polos. Sayang banget kalau hidupnya cuma buat ngejar-ngejar kamu, Andre” ucapnya lagi.    “Yaah, begitulah siklus remaja. Satu kali kena rayuan gombal, bakal luluh lengket kayak permen karet” ejek Andre yang membuat Ellaine makin sakit hati.    Perempuan berambut blonde itu tiba-tiba merangkul lengan kanan Andre mesra lalu menempelkan tubuhnya hingga merapat pada tubuh besar Andre yang kini berusia dua puluh dua tahun itu, memang usia Ellaine dan Andre terpaut empat tahun dan sekarang Andre sedang mempersiapkan diri untuk lulus dari Universitas.    “Ellaine dengar, aku hargai semua kerja kerasmu selama tiga tahun ini untuk membuatku bertahan menghadapi gadis sepertimu. Aku tak tahu apa yang ada di kepalamu sampai kau gila karena cinta padaku, aku tidak tahu yang kau rasakan sekarang ini cinta atau obsesi gilamu padaku. Kau terlihat menakutiku sekarang” kata Andre dingin.    “Teganya kau…” rintih Ellaine berusaha agar air matanya tidak jatuh di depan Andre.    Sungguh menyakitkan melihat orang yang di cintainya meninggalkannya saat sedang sayang-sayangnya dan Ellaine harus mengakui sendiri kalau perempuan di samping Andre memang kelewat cantik. Flashback End    Clang..    Ellaine menjatuhkan sendok kecil yang sedari tadi dia pegang, sendok berukuran mini dengan hiasan kupu-kupu di ujungnya itu terlihat sedikit retak akibat ulah Ellaine yang ceroboh. Siang hari yang terlihat sangat cerah di habiskan Ellaine dengan duduk santai di sebuah café di Singapura, dia memandang keluar jendela melihat lalu lalang mobil yang memadati kota.   “Sialan! Kenapa juga wajah menjijikkannya itu muncul di saat seperti ini” umpat Ellaine kesal, namun entah kenapa umpatannya menjadi kesedihan yang tak pernah mampu ia lupakan.    Ellaine adalah perempuan berwajah campuran Rusia dan Indonesia dari pasangan Angga Johanson dan Farah Johanson. Ayah Ellaine memiliki sebuah rumah sakit besar di Kota Jakarta bernama Johanson’s Hospital. Rumah sakit milik keluarga Ellaine telah berdiri selama 3 kali pergantian generasi dan Ellaine adalah satu-satunya pengganti di generasi keempat.    Ayah Ellaine seorang dokter spesialis disana, sedangkan ibunya Farah seorang pengusaha butik terkenal di Jakarta, ibu Ellaine seorang keturunan Rusia dengan bola mata berwarna hijau dan rambut nyaris berwarna oranye sempurna.    Angga Johanson sang papa merupakan sosok yang sangat tegas dan menginginkan Ellaine menjadi pewaris sejati Johanson’s Hospital, maka sedari kecil Angga mendorong Ellaine untuk belajar dasar-dasar ilmu kedokteran. Sedangkan ibunya hanya mendukung keinginan ayah Ellaine saja karena hanya Ellaine lah satu-satunya putri yang mereka punya.    Setelah Ellaine tumbuh remaja, bakat minat Ellaine tidak nampak pada bidang tersebut, Ellaine malah tertarik dengan seni desain interior, dia sangat menikmati jika seseorang memintanya mendesain sesuatu. Bagi Ellaine, seni adalah ciptaan terindah dan tidak bisa digantikan dengan apapun.    Gadis yang kini memasuki usia dua puluh dua tahun itu tengah menikmati hari yang indah setelah dia tes untuk menyelesaikan studinya agar mendapatkan gelar doctor sehari yang lalu. Memang sangat melelahkan namun Ellaine menikmati semua prosesnya dan menjadi anak kebangaan keluarga tercinta.    “Kau sudah lama menungguku, gadis manis?” tanya seorang lelaki tampan berkacamata bulat yang tiba-tiba datang dan duduk di depan Ellaine.    “Sialan kau! Kebiasaan leletmu itu bikin kesel aja! Read my message more carefully, dumbass! Kita ketemuan di tempat ini jam berapa!” bentak Ellaine ketika sahabatnya datang.    “Aiish.. Sabar neng, aku juga ada perlu sama dosen jadi aku telat dikit. Eh lagian aku telat tiga menit doang kan nggak sampe kamu jadi nenek gayung, hahaha” jawab Hans menanggapi kemarahan Ellaine dengan bahasanya yang santai.    Ellaine tidak menanggapi godaan Hans sam sekali, gadis itu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru tua dengan hiasan pita di atasnya. Ellaine memberikan kotak tersebut pada Hans yang sedari tadi memilih menu dessert.    “Ambil ini” ucap Ellaine ketus.    “Wah.. wah.. gadis kecilku bisa romantis juga ternyata. Tapi bisa nggak kamu kasih ucapannya agak manis dikit gitu, wajahmu serem tau” ledek Hans sembari membuka isi dari hadiah Ellaine.    Hans menatap Ellaine tak percaya, ini adalah hadiah yang tak di sangkanya. Hans tersenyum tak paham dengan maksud Ellaine yang mendadak manis kayak gulali.    “Selamat, Hans. Kamu di terima jadi trainee dokter ginjal di rumah sakit terkenal, aku turut bahagia kamu bisa meraih mimpimu” ucap Ellaine.    “Tunggu.. tunggu.. Kamu beneran kasih aku ini? Kamu gak lagi goblokin aku kan? Ini bulan April loh, aku tau kamu bakal ngerjain aku habis-habisan kayak tahun lalu kamu siram aku pake air bekas cucian kopi. Kamu beneran gak bercanda kan? Kamu nakutin tau!” cerca Hans sedikit ketakutan.    “Iyalah, mana butuh aku benda gituan lagian mana tega aku godain kamu lagi lha wong ku kerjain dikit kamu udah nangis gitu. Aku cuma pingin kamu pakai hadiahku waktu kamu kerja mengobati pasien, yaah memang nggak mahal sih tapi itung-itung buat nambah koleksi kalau kau kehabisan persediaan di lemarimu”    “Bercanda kau, mana mungkin aku gak pakai benda sebagus ini. Tunggu, kalau di ingat-ingat lagi kayaknya aku punya setelan yang cocok buat hadiahmu ini” jawab Hans senang, senyumnya makin mengembang setelah membuka isi hadiah dari Ellaine.    “Kalo di lihat dari reaksimu, kayaknya ini hadiah pertama yang kamu terima setelah di terima jadi trainee dokter, bener gak?” tebak Ellaine.    “Hahaha, tentu saja. Mana ada cewek yang mau kasih aku hadiah semewah ini, ini hadiah paling mantap yang ku dapat dari primadona kampus” ujar Hans senang, dia mengeluarkan hadiah itu dari kotak dan mencobanya langsung.    Bisa di bilang kalau jawaban Hans barusan cuma bohong saja, sejak dua hari sebelumnya dia sudah menerima puluhan hadiah dari penggemarnya sejak dua hari yang lalu setelah pengumuman penerimaan trainee dokter. Karena saking populernya Hans sejak masih anak-anak hingga dewasa, tidak sedikit perempuan yang rela mengikutinya kuliah di Singapura demi ketemu Hans. Wajah mulus miliknya memang tidak pernah gagal memikat hati wanita.    “Aku bakal sering-sering pakai ini, terimakasih banyak” ucap Hans lagi, dia mengembalikan dasi berwarna bitu dongker ke dalam kotak.    Ellaine kembali menatap mobil-mobil yang berlalu lalang tiada henti di jalanan yang padat, Hans yang mengetahui hal itu berencana untuk menenangkan sang sahabat. Sedangkan Hans terlihat bahagia setelah seorang pelayan mengantarkan menu pesanannya.    “Hei nona. Kamu ngelamun, ada apa lagi sekarang?” tanya Hans rendah.    “Menyebalkan banget, aku harus melanjutkan kuliah lagi setelah lulus tes kemarin. Aku pingin bebas menjalani kehidupanku, Hans”    “Well, aku gak bisa memberimu banyak nasihat tetapi kalau bukan kau yang mewarisi rumah sakit milik keluargamu lalu siapa lagi?” sahut Hans tetap dengan senyuman indahnya.    “Yaa.. yaa.. aku sudah sering dengar kalimat itu keluar dari mulut Papa. Cuma aku satu-satunya pewaris disana, papa tidak rela menyerahkan rumah sakit itu pada garis keturunan dari saudara tirinya. Kau tahu kan seperti apa mereka?”    “Kau ada masalah dengan mereka?” tanya Hans penasaran.    “Well,.. beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan salah satu anak dari saudara tiri papa yang kuliah di Amerika. Dia kelihatan berbeda setelah beberapa tahun aku gak ketemu dengannya, dia sangat cantik dan modis”    “Bagiku kamu yang paling modis, cantik pula” sahut Hans dengan mulut penuh ice cream.    “Bukan gitu maksudku, dasar homo! Di mata seorang perempuan, kalau dulu kamu pernah mencela penampilan seseorang meskipun kamu cuma bilang dalam hati, kamu bakal merasa jadi perempuan paling kejam dan tidak berguna setelah lihat perubahannya”    “Kamu ngatain dia ya?” teriak Hans tak percaya.    “Bukan gitu, b**o! Dulu di keluarga kami, dia terkenal jadi gadis paling cupu yang kerjanya cuma baca buku, nah sekarang dia jadi ikon fashion dan model di Amerika. Aku ikut senang sih kalau dia sukses disana tapi ya..”    “Hmm, mungkin dia bergaul sama banyak kalangan influencer atau selegram. Kamu tahu kan mudah bagi seseorang untuk merubah hidupnya jauh lebih baik disana” sahut Hans.    “Yaah.. ini menyebalkan, cuma aku yang jalani hidup kayak scenario drama” ujar Ellaine sembari memainkan sendok kecil di pinggiran cangkir.    Hans yang melihat wajah gundah gulana dari Ellaine jadi kepikiran untuk menciptakan suasana yang tidak canggung lagi.    “Hei, kamu masih ingat pertama kali kita ketemu?” tanya Hans tiba-tiba.    “Ahaaa.. tentu saja. Mana mungkin aku bisa lupa sama kejadian paling memalukan di hidupmu itu, haha. Kalau aku jadi kau, aku gak bakalan ketemu satu pun spesies manusia di kampus, haha” gelak Ellaine saat mengingat kembali kejadian empat tahun lalu setelah dia mulai belajar di kampus. Flashback lagi 4 tahun yang lalu    Setelah kepergian Andre yang menyakitkan di hari itu, Ellaine berubah menjadi perempuan paling ganas dan tidak ingin menipu dunia yang merubah dirinya menjadi orang lain hanya demi mendapatkan perhatian Andre. Ellaine menunjukkan pada dunia bahwa dia bukanlah Ellaine manis, gadis idaman dan anak mama. Ellaine hanya ingin menjadi Ellaine dan masa bodoh dengan pendapat orang lain tentang dirinya.    Di hari Senin yang cerah setelah sekian jam mengikuti mata kuliah di hari pertama ia mengikuti kelas, Ellaine mencari perpustakaan seorang diri karena dia harus mendapat buku referensi untuk tugas pertamanya sebagai mahasiswa.    Ellaine berjalan mengitari gedung kampus lalu menuju persimpangan gedung sebelum ia berbelok ke fakultas lain disana namun Ellaine mendengar suara beberapa orang lelaki sedang beradu mulut di gang sempit itu.    “Hei.. hei.. jangan begitu lah kawan. Kita kan teman, lagi pula kami lebih senior daripada kau. Jadi hormati kami sedikit” ujar salah seorang pria ceking diantara empat orang yang sedang mengerjai salah seorang mahasiswa lelaki.    “Aah, para b******n itu.. sudah dewasa tapi kelakuan masih bocah” gumam Ellaine pelan.    Ellaine yang sedari awal tidak punya niat untuk membantu lelaki malang itu memilih untuk menghindari masalah. Lagi pula ini kan problem cowok, mana mungkin dia selemah itu pada kakak tingkat.    “Hei, ayahmu seorang presdir bukan? Duitnya pasti banyak, haha. Aku yakin dia memberimu banyak uang supaya kau bisa makan dan belajar dengan baik di Negara ini”    Seketika langkah Ellaine terhenti setelah mendengar kalimat ‘kaya’ yang di ucapkan lelaki ceking di sana. Sedangkan lelaki muda yang di kerjai hanya diam tanpa menyahut sedikitpun semua olokan dari para seniornya.    “Hei.. hei.. aku dengar kau suka sekali membantu anak yatim di Negara ini. Aku yakin kau dan keluargamu sangat dermawan, jadi kau tidak keberatan kan kalau kami meminjam sedikit uang darimu?” tanya lelaki ceking itu lagi sambil merangkul pundak Hans.    “Tapi maaf kamu sudah meminjam uang dua hari yang lalu dan belum kau kembalikan. Pinjaman minggu lalu dan lima belas hari yang lalu juga sama sekali belum kau kembalikan, aku pikir kau akan kesulitan untuk melunasinya kalau kau terus-terusan menumpuk pinjaman seperti itu” jawab Hans tenang.    “Apa kau bilang? Beraninya kau, dasar anak sialan!” umpat pria itu sebelum meninju wajah mulus Hans.    “Wah.. wah.. jadi ini perilaku mahasiswa pindahan yang katanya teladan itu ya?” tegur Ellaine tiba-tiba.    “Hei.. ada gadis manis disini. Kemarilah sayang, kau tidak ingin membelanya 'kan? Wajahmu sangat cantik, sayang sekali kalau kau bergaul dengan lelaki kutu buku, bermainlah bersama kami” kata senior bertubuh pendek bahkan lebih pendek dari badan Ellaine.    Lelaki yang lebih tua tiga tahun itu mencoba meraih bahu Ellaine namun secepat kilat Ellaine mematahkan jari tengah dan jari telunjuk lelaki m***m itu dengan sekali gerakan.    “Aaaaarrg…!!!” teriak lelaki pendek itu kesakitan.    “Trigor!” teriak lelaki cungkring tadi.    Wajahnya pusat pasi setelah tahu bahwa jemari berisinya tengah patah hingga kulitnya berwarna putih dan membiru. Dua teman yang tadinya terpesona dengan kecantikan Ellaine berubah ketakutan setelah melihat kekuatan mengerikan yang dia miliki.    “Kau perempuan sialan! Lihat saja kalian berdua, aku akan membuat perhitungan dengan kalian!” ucap lelaki cungkring bernama Bruzer itu sebelum pergi menemani rekannya ke rumah sakit.    “Kau baik-baik saja?” tanya Ellaine masih dengan muka garang.    “Ya, aku rasa begitu” kata Hans agak takut pada tatapan tajam Ellaine.    “Kamu harus belajar menghindari orang-orang seperti mereka, tidak ada gunanya kamu terus-terusan mengalah sama b******n. Mental preman tetaplah preman, sekali kamu kasih uang maka mereka akan minta terus padamu” omel Ellaine keras, sebelumnya dia melihat Hans hampir mengeluarkan dompet dan memberi mereka uang karena ingin mengalah.    “Aah.. itu.. bukan begitu maksudku..” jawab Hans yang merasa sulit untuk menjelaskan semuanya.    “Lagian kok bisa sih mereka tahu kalau kamu anak orang kaya? Kamu mulut ember yang suka cari perhatian cewek-cewek, ya? Dasar ganjen deh”    Hans hanya tersenyum melihat tingkah konyol Ellaine, walaupun baru ketemu tapi Ellaine sudah secerewet ini pada orang lain. Tapi Hans tahu kalau Ellaine tidak bermaksud jahat padanya.    “Hehe, aku Hans Syahreza mahasiswa jurusan spesialis ginjal” ucap Hans sembari mengulurkan tangan kanannya.    “Aku Ellaine Johanson. Aku sudah sering mendengar namamu dari orang-orang di sekitarku” sambil menjabat tangan halus Hans.    “Jadi, apa tujuanmu menolongku?” tanya Hans tiba-tiba lagi.    “Tidak ada, aku cuma pingin ngusir lalat disini”    “Kalau begitu kamu nggak keberatan kan kalau aku minta kamu hapus video mereka dari ponselmu. Aku lihat kamu merekam kejadian sebelumnya, aku harus tahu apa tujuanmu sebenarnya”    Ellaine menyipitkan matanya, gadis itu menatap wajah tampan Hans lekat-lekat, lelaki muda berkacamata ini terlihat begitu waspada dengan sikap yang Ellaine tunjukkan padanya. *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

See Me!!

read
87.9K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Sweet Sinner 21+

read
885.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook