Bab 1 - Korban Penculikan

1509 Words
"Tolong lepaskan aku. Kalian siapa dan ingin membawaku ke mana?" Seorang wanita muda berusia 20 tahun merintih dan memohon pada beberapa orang yang membawanya secara paksa. Entah ke mana, dia pun tidak tau karena kepalanya ditutupi oleh karung kecil berwarna hitam. Sepanjang langkah, yang dia tau adalah orang-orang berbadan besar itu membawanya ke tempat yang ramai. Yang bising oleh suara musik yang diputar dengan sangat keras kemudian suara orang-orang yang sangat banyak. Bahkan aroma pekat yang sulit dia kenali berasal dari benda apa saja, hampir saja membuatnya muntah. “Diam dan ikut saja, Tania!” gertakan pria yang menyeret wanita bernama Tania itu, jelas membuat Tania semakin takut. Dengan terpaksa, dia pun mengikuti langkah pria yang menyeretnya meski terkadang tersandung dan terseok-seok. Hingga, tak lama kemudian. Pria itu berhenti menyeretnya ketika sudah sampai di sebuah ruangan yang tak lagi ramai. Melainkan sangat sunyi, sampai-sampai dia semakin merasa ketakutan sendiri. "Madam J. Dia adalah wanita yang harus berhasil kau jual, atau kau sendiri yang akan merasakan akibatnya." Suara bariton itu, membuat kaki Tania gemetar luar biasa. Setelahnya, karung kecil yang menutup pandangannya pun terbuka. Kerlap kerlip lampu yang menyapa indera penglihatannya pertama kali, bersamaan dengan berdirinya seorang wanita dengan make up tebal serta penampilan glamor, membuat tubuh Tania mengerucut. Dia memang tidak tau siapa wanita itu. Namun, begitu mendengar panggilan serta perintah pria berbadan kekar yang membawanya, dia mengetahui sesuatu. Wanita itu adalah mucikari. Dan saat ini, dirinya tengah berada di tengah-tengah dunia prostitusi. Ini bahaya. Bagaimana pun caranya, dia harus bisa lepas dan keluar dari tempat ini secepatnya. Wanita bernama Madam J itu mendekat. Lantas mengusap lengan wanita muda yang datang sebagai persembahan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. "Pergi! Aku akan mengurusnya!" suara wanita itu, tentu saja berhasil membuat pria-pria yang menculik wanita muda yang tak lain adalah Tania itu pun pergi. "Kami akan tetap berjaga di sini. Tugasmu hanya merias dan mencarikan pria saja," balas pria berbadan kekar itu kemudian keluar dari kamar sunyi yang dipenuhi rona lampu berwarna warni. "Siapa namamu?" tanya wanita itu dengan lembut. Namun, justru terdengar menakutkan untuk wanita muda itu. Setelahnya, dia pun melepaskan tali yang mengikat tangan putihnya hingga tercetak warna memerah di sana. "Ta-Tania," jawabnya tergugu. Setelah tangannya terlepas, dia pun memegang tangan wanita bernama madam J itu kemudian menangis terisak sebagai bentuk permohonan atas ke tidak berdayaanya. "aku mohon, lepaskan aku. Mereka menculikku. Aku tidak mau berada di tempat ini, Madam. Aku takut. Hiks!" isaknya tak tertahankan. Madam J terdiam sejenak. Setelahnya, dia pun berkata, "Aku tidak bisa melakukan apapun, Tania. Kau tau sendiri, bagaimana mereka mengancamku." "Siapa mereka? Kenapa mereka ingin membuatku menderita?" Demi Tuhan, Tania takut. Seumur hidup, dia tidak pernah membayangkan akan mengalami hal mengerikan seperti ini. "Aku juga tidak tau. Yang aku tau adalah, mereka mendapatkan bayaran dan mereka diperintah seseorang untuk memberikanmu padaku." Madam J menaruh simpati. Pasalnya, dia melihat bagaimana gurat-gurat kesedihan di wajah Tania. Dan sekarang, wanita itu harus menjadi korban atas kejahatan seseorang yang entah bermotif apa. Tania mengusap wajahnya kasar. Dia tidak tau, siapa yang sudah tega melakukan semua ini padanya. Selama hidup, dia tidak pernah melakukan sesuatu yang mengusik hidup orang lain. Dia tidak-- "Waktumu habis dan kau masih belum juga melakukan apa-apa padanya?!" suara bariton itu kembali terdengar, begitu pintu ber cat putih itu di dorong dengan kuat. Tania yang merasa posisinya kembali terancam, bergerak cepat dan bersembunyi di belakang tubuh wanita yang sebenarnya ... tak bisa dia percaya. "Tolong aku. Aku tidak mau mereka bawa. Hiks!" Tania mengiba. Namun, orang-orang di sana, tentu saja lebih mementingkan uang dari pada kemanusiaan. "Tania aku--" "Bawa dia!" suara bariton itu kembali menggelegar di dalam ruangan sunyi itu, sehingga Madam J dan Tania tak memiliki kesempatan untuk sekadar mengatakan sesuatu. Beberapa orang yang menculik Tania tadi, kembali mendekat dan Tania yang tak memiliki kesempatan untuk lari, akhirnya tertangkap lagi. "Aku mohon jangan bawa aku," lirih Tania yang akan sia-sia saja. Orang-orang itu, sudah lebih dulu disuap dengan uang dan tidak akan memihak gadis menyedihkan seperti dirinya. "Dan kau! Kau akan mendapatkan hadiah untuk kelalaianmu, Madam!" Tania sempat mendengar ancaman itu sebelum dirinya dibawa dengan paksa, dan dirinya yang bisa melihat bagaimana raut wajah putus Madam J yang mematung di sana. Setelahnya, pintu putih yang tertutup tadi menjadi sekat pemisah. Dirinya lagi-lagi mereka bawa entah ke mana. Yang jelas, dirinya akan sulit untuk lepas dari tempat ini, mengingat mereka tidak akan melepaskannya dan pergi begitu saja. Mereka masih menunggu dirinya menjadi pelacuur untuk selanjutnya mereka laporkan kepada orang yang sudah menyuruh mereka menculik dirinya. Jahat. Tania tidak habis pikir. Entah siapa yang sudah melakukan hal jahat ini padanya? Sebenarnya, dia tidak ingin berburuk sangka. Namun, orang yang selama ini tinggal bersamanya dan berpura-pura baik, sudah menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Tok! Tok! Tok! "Masuk!" Pria yang menjadi ketua dari komplotan penculik itu, mengetuk sebuah pintu dan jawaban pria dari dalam sana, membuat Tania memberontak meskipun tenaganya sudah habis karena memberontak sejak tadi. "Lepas! Aku mohon lepaskan aku ... " Tania ketakutan setengah mati, begitu pintu itu terbuka dan nampak lah seorang pria yang terlihat berusia matang sudah menyambut kedatangannya. "Selamat malam, Tuan." Hanya ucapan selamat malam itulah yang pria itu ucapkan. Setelahnya, pria itu mendorong tubuh Tania yang bergetar kecil sehingga masuk ke dalam kamar itu. "Kalian boleh pergi." Setelah mengatakan kalimat perintah itu, pria itu segera menarik tangan Tania dan para penjahat yang menculik Tania tadi pun pergi dari sana. Tania menyatukan ke dua tangannya begitu pria itu mulai menatap dirinya dengan tatapan kurang ajar. "Aku mohon, jangan lakukan apapun padaku. Bukan kehendakku datang ke sini," lirihnya dengan air mata luruh. Andai ayahnya masih ada, mungkin dirinya tidak akan bernasib seperti ini. Bagaimana pun, dirinya bukanlah gadis yang tidak memiliki apa-apa. Ayahnya seorang pengusaha. Hanya nasib baiklah yang belum berpihak padanya. "Aku sudah membayarmu mahal. Mana mungkin aku akan melepaskanmu begitu saja?" "Aku akan mengganti uangmu, Tuan. Demi Tuhan, aku sanggup. Aku punya peninggalan harta warisan dari ayahku," balas Tania penuh harap. Andai pria itu mau berbelas kasihan padanya, tentu beruntunglah dia. Demi Tuhan, dia tidak akan pernah sanggup melanjutkan hidupnya jika pria itu benar-benar menyentuhnya. Pria itu berbadan besar dengan tenaga kuat, sedangkan dirinya hanyalah gadis lemah yang tak bisa melakukan apa-apa untuk melawan. "Hahaha ..." bukannya menjawab kesungguhan Tania tadi, pria itu justru tertawa lepas. Tawa yang memperlihatkan jika dia menganggap Tania sedang mengatakan sebuah lelucon untuk menipunya. "dasar gadis penipu. Kau kira aku akan percaya begitu saja hah? Siapa pun yang berada di dunia gelap ini tentu saja menukar tubuhnya dengan uang dan kau malah bersikap seolah kau ini wanita kaya,” ejek pria itu sembari tertawa puas tanpa tau bagaimana ketakutan yang dirasakan wanita di depannya. “Sekarang jangan banyak bicara! Buka bajumu dan layani aku!” Sraakkkk! Mata Tania membulat begitu pria itu menarik kerah kemeja yang dipakainya hingga robek dan memperlihatkan bahu putihnya. Pria itu tak akan mau mengasihaninya. Jadi, untuk apa lagi dia mengiba? Ayahnya tak pernah mengajarkan dirinya untuk merendahkan harga dirinya di depan orang lain. Apalagi merendahkan harga dirinya, hanya karena seorang pria berengsek yang berada di depannya saat ini. "Penjahat!" Bugh! "Arghhh!" Tania tak lagi tinggal diam. Setelah perbuatan tak senonoh pria itu, dia pun berusaha melawan. Terus menerus menjadi wanita lemah akan membuatnya ditindas dan dihina sedemikian rupa. Oleh karena itulah, dia tidak akan lagi melakukan kebodohan seperti itu. Setidaknya, dia pernah menjadi wanita kuat yang melawan pria jahat untuk mempertahankan harga dirinya. Lewat keberanian Tania yang mengayunkan kaki, akhirnya berhasil membalas perbuatan kurang ajar pria itu dengan mengenai di bagian alat vital yang membuat pria itu mundur kesakitan sambil memegang bagian tubuhnya tersebut. Hal itu, membuat Tania memiliki kesempatan untuk lari. Dia pun bersyukur karena pintu kamar itu belum terkunci. Dia bisa secepatnya keluar dari kamar penjahat ini tanpa halangan apapun lagi. Brughh! Baru saja Tania berhasil lari beberapa langkah, dia terjatuh ke lantai karena tersandung sesuatu dan akhirnya, pria tadi berhasil menangkapnya lagi. "Mau lari ke mana kamu hah?" teriak pria itu murka sehingga membuat Tania merasa hidupnya benar-benar berada di ujung tanduk sekarang. “kau sudah bermain-main denganku dan rasakan akibat kesalahan yang kau lakukan tadi!” Pria itu membentak Tania dengan suaranya yang membuat telinga Tania terasa akan pecah. "Tolong lepaskan aku. Aku mau pulang. Hiks!" isak Tania tak tertahankan. Lagi-lagi pria itu menariknya paksa memasuki kamar. Kamar yang malam ini akan menjadi awal mula berkobarnya penderitaan dalam hidupnya yang memang telah sampai di batas puncak. Hidupnya benar-benar berakhir sekarang. Dia tak memiliki harapan untuk selamat dari tempat ini, ataupun kematian yang sudah menunggu untuk dia genggam. Namun, suara bariton pria yang tiba-tiba terdengar di sana, membuat Tania menemukan secercah harapan sehingga pandangannya yang telah buram oleh air mata, pun terlihat berbinar. "Lepaskan dia ... sekarang!" Suara bariton pria asing yang terdengar tenang tetapi, menyembunyikannya sebuah ancaman pun membuat Tania menoleh dengan raut wajah penuh harap. Seketika, ada harapan besar yang membuatnya bisa bernapas lega begitu manik matanya bersitatap dengan seorang pria dewasa yang tengah melihatnya sekarang dan dia yakini akan menjadi malaikat penolongnya malam ini. Tuhan, apakah benar jika pria ini yang kau berikan padaku sebagai penyelamat?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD