Kue manis itu Cupcake namanya
Pagi yang cerah menyambut hangat mata yang terpejam.Aroma harum kue yang baru saja keluar dari panggangan menguar bebas ke seluruh ruangan dapur kecil itu.Mengaduk dengan pelan berbagai krim dengan banyaknya warna yang berbeda dengan sesekali bersenandung kecil.
"warna pink udah,tinggal warna cokelat"ujarnya dengan senyuman yang terpatri lembut di bibirnya
"wah...pagi-pagi udah selesai aja semua dek" suara menginterupsi pendengarannya dari arah kamar sebelah kanan kamar kakaknya
"eh udah bangun kak?,bukannya weekend harusnya kakak tidur lebih lama"geli gadis berkuncir berantakan itu,Aluna namanya Aluna Pramitha.
Aluna adalah Gadis remaja yang pekerja keras dan suka sekali sesuatu yang berbau Bakery.Usianya baru menginjak 16 tahun,gadis itu tinggal bersama kakak perempuannya Rhea Pramitha gadis cantik dengan segala bentuk maskulin yang melekat pada tubuhnya
"yah...kalo kakak bisa tidur mah tidur dek...,masalahnya ada masalah di bengkel"jawab Rhea ketika berada di hadapan lemari es untuk meneguk air dingin yang terasa menenangkan di balik kecamuk pikiran Rhea yang sesungguhnya memilih tidur seharian dari pada beraktifitas seperti saat ini.
dahi Aluna mengerut kala mendengar jawaban Rhea
"dihari libur?,masalah apa?"tanyanya sembari memasukkan kue manis itu kedalam wadah imut dan manis sama seperti Aluna.,Rhea terdiam sejenak dan menghela nafas panjang "gatau tuh di bengkel"lalu Rhea berjalan mendekati Aluna"ada sisa satu buat kakak?",tanyanya sambil melihat semua kue mangkok lucu yang telah di buat sang adik
"tuh"tunjuk Aluna pada salah satu kue"udah Luna siapin"Rhea pun tersenyum dan membawa kue kecil dengan cream bewarna putih ke dalam mulutnya kemudian mengunyahnya dengan nikmat"emang gak pernah gak enak buatan kamu nih"Aluna hanya tersenyum mendengar pujian dari sang kakak,kemudian pandangannya teralihkan pada Rhea yang mulai menegakkan badannya
"kakak berangkat dulu ya"kata Rhea sambil berjalan keluar dari dapur
"kak?!,gak mandi?!"teriak Aluna pada kakaknya yang tetap berjalan menjauh
"di bengkel kotor semua kok"jawab Rhea dengan teriakan juga lalu menutup pintu rumahnya
"kakak jorok banget sih"gumam Aluna pada dirinya sendiri sebal.
kemudian senyumya kembali terukir kala melihat cupcake buatannya,
memang semudah itu merubah mood Aluna.
"wah...cantiknya cupcake Aluna..."bangganya saat melihat kue buatannya yang cantik.
___***___
Kayuhan sepeda di padukan dengan langit biru cerah serta awan putih ditambah dengan cahaya matahari yang tak terlalu menyilaukan adalah salah satu dari banyaknya hal yang di sukai oleh Aluna,angin sepoi-sepoi pun menerpa lembut kulit wajahnya,sesekali pula senandungan kecil keluar dari bibirnya.
tok...tok..tok...
ketuknya pada salah satu rumah ketika ia telah sampai pada tujuan dan memarkinkan sepeda bewarna biru muda di depan halamannya.
hening
tak ada sautan,hingga akhirnya Aluna memilih untuk mengetuknya sekali lagi,tampaknya berhasil,dilihat dari kenop pintu yang bergerak
"eh iya?"tanya seorang wanita muda ketika pintu telah di buka
"ini saya mau nganter pesenan kue"jawab Aluna di sertai dengan senyum mengembang dan mata yang berbinar
"oh...aduh maaf saya lupa,sebentar ya...saya ambil uangnya"
Aluna hanya mengangguk dan menunggu sang pemilik rumah sambil melihat di sekelilingnya,tak sengaja matanya menatap salah satu sudut rumah terdapat kucing bewarna cokelat yang lucu,Aluna pun tersenyum gemas melihatnya
pintu kembali terbuka bersamaan dengan penghuninya
"maaf nunggu lama,ini uangnya mbak"kata wanita tersebut,Aluna menerimanya dan memberikan pesanan kue kepada sang pemilik rumah.
"gapapa kok kak,kalo gitu...saya mau pamit dulu...terimakasih"ujarnya dengan senyum ramah khasnya dan langsung berlalu sambil mengayuh sepedanya
"seneng banget semua udah aku anter kuenya"monolognya pada diri sendiri,Aluna pun menikmati angin sepoi-sepoi yang membelai wajahnya,membuat ia merasakan kantuk.
"aduh...ngantuk banget...,butuh kopi"lagi ia bermonolog,kemudian Aluna menengok ke arah kanan dan kirinya,hingga akhirnya
"aha!!!,ketemu juga....,"apa yang di carinya pun telah di temukan,Aluna memarkirkan sepedanya dan jalan menuju bangunan minimalis namun cantik dan hangat
Cozy By u
bangunan kafe sederhana bernuansa monokrom.
ketika kaki Aluna mulai memasuki ruangan kafe,ia merasakan keterkaguman akan keunikan gaya dan konsep kafe itu.
"mau pesan apa kak?"tanya wanita di depan meja tempat pemesanan,Aluna tersenyum sejenak sembari melihat daftar menu yang ada,jari telunjuknya berada di belakang kepala,menggaruk padahal tak ada rasa gatal--tanda bahwa gadis itu bingung.
"eum...iced latte satu deh kak"pada akhirnya gadis itu menentukan pilihannya,sembari menunggu pesanannya di buat,Aluna mencoba menyibukkan dirinya dengan ponsel bewarna soft pink yang ia pegang,hingga tak lama kemudian pesanannya pun tlah siap
"saya bayar pakai qris ya kak"ujar Aluna tersenyum pada kasir yang dibalas senyuman ramah.
"permisi kak"ujar Aluna lagi setelah membayar
drrrt.....drrtt....
Aluna terdiam sejenak ketika melihat pesan yang masuk pada ponselnya,ketika mengetahui siapa yang mengiriminya pesan,ia pun kembali berjalan bersamaan dengan mata yang terfokus pada ponsel pintar dan bibir yang sibuk menyedot minuman yang tlah ia beli hingga akhirnya
"aduh..."Aluna terdiam dengan bibir terbuka lebar melihat apa yang terjadi di depannya,
kemeja putih yang terkena noda iced latte yang ia minum
matanya kemudian bergerak ke atas dan menemukan sepasang mata yang melihat ke arahnya,juga lengan yang memanjang menghalangi penglihatannya,lalu ia melihat ke belakang lengan itu pintu kafe yang terbuka.
"lain kali,jangan jalan sambil sibuk main hp"suara lembut itu mengalun ke dalam gendang telinga Aluna,suara yang membuat Aluna tertegun dengan pipi yang mulai kemerahan sampai pada telinga Aluna
"hei...are you okay?" tanya kembali seseorang di depannya.
"hah?"gumam Aluna
Di depannya terdapat seorang lelaki dengan tubuh tegap dan lengan yang kokoh,wajahnya sangat manis dengan kulit putih,tidak...bukan putih pucat,dia hanya memiliki warna kulit putih yang nampak segar,rambut hitamnya tebal dengan alis yang sama tebalnya,bibirnya bewarna merah muda tipis dengan gigi kelinci yang mengintip di sela kedua belah bibirnya,menurut Aluna dia itu definisi indah.
lalu punggung tangan lelaki itu tiba-tiba saja telah mendarat sempurna di dahi Aluna membuat pipinya semakin memerah dengan d**a yang bergemuruh cepat,secepat jantung Aluna berdetak,secepat itulah Aluna tersadar dan langsung mengambil jalan mundur.
pandangan Aluna tak menentu,gadis itu hanya bisa menatap ke arah lantai
"maaf..."ujar Aluna terbata,mungkin kalo saja tak ada pengunjung di kafe itu bisa dirasa memungkinkan lelaki itu mendengar suara Aluna yang bergetar juga debaran jantungnya yang menggila.
tak ada jawaban,membuat Aluna mau tidak mau kembali melihat ke arah lelaki itu,namun yang di dapat bukanlah jawaban melainkan kekehan kecil dari lelaki itu,Aluna terdiam bingung dengan apa yang terjadi,salah bicarakah ia?.
"maaf karena?"tanya lelaki itu usai kekehannya berakhir
"hah?"ulang Aluna tak mengerti,lelaki itu mengangguk dan memusatkan atensinya pada Aluna
"maaf untuk apa dulu?,opsinya ada dua,pertama maaf karena minuman kamu ngotorin baju aku"tanya lelaki itu sambil menunjuk ke arah kemeja putih yang kini terlihat kotor karena tumpahan minuman Aluna"... atau opsi kedua maaf karena kamu ngotorin lantai yang ngebuat aku harus bersihin lantai ini?"lanjutnya sambil menunjuk ke arah lantai yang juga terkena minuman Aluna.
Aluna menggigit bibirnya bingung sambil memilin jarinya
jadi di depannya ini karyawan kafe?,apa gara-gara aku kerjaannya nambah?.--batin Aluna meringis.
"nanti...aku bantuin kak buat bersihin lantainya juga..."Aluna menjeda kalimat selanjutnya"...baju kakak"cicitnya semakin menunduk,lelaki di depannya pun tertawa lembut atas apa yang dikatakan oleh Aluna dan semakin mendekatkan langkahnya ke arah Aluna,ketika sudah dirasa dekat,lelaki itu menunduk sambil menyilangkan tangan didada menatap pada Aluna yang masih sibuk memilin jari dan menatap lantai
"Raga"
___***___