bc

You Are My Sunshine

book_age18+
57
FOLLOW
1K
READ
family
HE
arranged marriage
drama
cheating
like
intro-logo
Blurb

Selama ini Rani berpikir bahwa Farhat Al Rasyid adalah anugerah terbesar dalam hidupnya. Sebagai wanita yang dibesarkan di panti asuhan dan tidak tahu siapa orang tuanya dia bersyukur sekali dinikahi pria kaya dan tampan seperti Farhat. Hingga pada suatu hari Rani datang ke kantor Farhat untuk memberi dia kejutan. Namun tidak diduga Ranilah yang mendapatkan kejutan itu. Dia mengetahui sebuah rahasia besar yang selama ini di simpan rapat-rapat oleh suaminya. Rani merasa kecewa dan sedih. Dia tidak bisa menerima kenyataan yang baru saja diketahui dan meminta Farhat menceraikannya. Namun Farhat menolak. Apalagi setelah dia tahu ternyata Rani sedang menyembunyikan satu rahasia darinya. Farhat menahan Rani agar tidak pergi dari kehidupannya. Namun Rani tidak menyerah begitu saja. Dia terus berusaha agar bisa melarikan diri. Berhasilkah usaha Rani? Ataukah dia selamanya jadi tawanan Farhat menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak seindah sebelumnya?

chap-preview
Free preview
1. Rahasia Yang Terkuak
“Bu Rani!” sebut sekretaris Farhat. Rautnya tampak terkejut dan langsung berdiri dari kursi yang dia duduki begitu melihat Rani yang baru saja datang dengan jalan tergesa. “Bapak ada di dalam ‘kan?” tanya Rani tergesa. Salah satu tangannya menenteng tas berisi kotak makan siang untuk Farhat dengan wajah tegang. Sementara tangan sebelahnya membawa tas mahal dan mewah hadiah dari suaminya. Kedua bola matanya bergerak menyamping sebentar pada wanita cantik yang mengenakan setelan blazer merah dan rok span warna hitam cukup pendek dan ketat dengan heels cukup tinggi itu, sambil terus berjalan melintasi meja sekretaris Farhat itu. “Bu Rani! Tunggu, Bu! Jangan masuk! Bapak masih ada meeting.” Cegah sang sekretaris buru-buru mengejarnya. Rani mengabaikan suara sekretaris itu dan terus saja berjalan. Dia tahu Mariana pasti berusaha mencegahnya. Tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Rani langsung membuka begitu saja kantor ruangan Farhat. Pintu terbuka. Rani langsung terpaku dan tanpa sadar menjatuhkan tas kotak makan yang dibawanya. Untuk beberapa saat dia tidak bisa meluapkan emosinya. Antara terkejut, sedih dan marah campur aduk jadi satu membuat tubuhnya membeku. Nyawanya seperti tercabut dari raga. Dilihatnya Farhat dan wanita yang bersama dalam mobil suaminya tadi sedang tumpang-tindih di atas sofa. Mereka sangat terkejut melihat kedatangan Rani dan seketika aktivitas panas pun terhenti. Farhat mendongak menatap lurus ke arah pintu di mana Rani berada. “Rani!” sebutnya dengan tubuh tanpa busana. Hanya sepasang kaos kaki saja yang masih melekat di kedua kakinya. Farhat dan wanita itu segera bangun. Dengan gugup dia ambil semua pakaian yang sedang tersebar berantakan di lantai. “Bu Rani,” sebut Mariana baru saja tiba belakang Rani. Seketika dia menundukkan pandangannya. Tidak sengaja juga melihat bos dan wanita itu dalam keadaan nyaris tanpa sehelai benang di badannya. “Maaf, saya tidak sengaja,” ucap Mariana. Rani merasa punya kekuatan. Nyawanya seperti telah kembali ke raganya. Tubuhnya yang membeku tiba-tiba menjadi panas dibakar amarah. Dengan berlinang air mata dia berjalan mendekati dua orang yang sedang sibuk merapikan pakaian. “Jadi seperti ini perbuatanmu di kantor selama ini, Mas? Aku sangat kecewa padamu, Mas. Selama ini ternyata aku salah menilai dirimu. Aku pikir kamu pria yang cukup hanya dengan satu wanita. Tapi aku salah. Ternyata itu tidak benar. Kamu masih mencari kepuasan dengan w*************a seperti dia.” “Hei, tutup mulutmu wanita manja. Jangan sembarangan menyebutku penggoda,” sahut wanita cantik nan seksi yang sedang merapikan pakaiannya itu menunjuk dan menatap tajam ke arah Rani. “Lalu aku harus menyebut apa? Wanita nakal pengganggu suami orang begitu?” tanya Rani dengan suara tinggi dan berkacak pinggang menghampiri wanita yang juga bergegas menghampirinya. “Jaga ucapanmu wanita tak tahu diuntung! Kamu harus minta ampun padaku,” ucap wanita itu. Dengan sedikit menunduk mendekatkan wajahnya menatap dan menunjuk muka Rani. “Kamu sedang mengigau? Atau otakmu memang sudah tidak waras? Aku tidak tahu diuntung katamu? Aku juga harus minta ampun padamu? Memangnya kamu siapa?” tanya Rani, berkacak pinggang menantang wanita itu dengan mendongakkan wajahnya. Sangat percaya diri. “Kamu mau tahu aku siapa, hahh?” tanya wanita itu. “Yaa! Aku mau tahu. Kamu itu siapa?” teriak Rani dengan suara semakin meninggi. “Baiklah. Memang sudah saatnya kamu tahu semuanya sekarang,” ucap wanita itu tersenyum sinis. “Viona! Jangan katakan apa pun padanya! Biarkan aku yang akan mengatakan semuanya,” cegah Farhat mencengkram lengan wanita itu. “Jangan halangi aku lagi, Mas.” Viona berusaha melepaskan cengkraman tangan Farhat. “Memang sudah saatnya dia tahu hubungan kita. Tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Tidak ada gunanya juga kamu pertahankan dia,” tegas wanita itu. Merasa dipandang rendah dan diremehkan, Rani tidak terima. “Hehh, percaya diri sekali kamu. Kamu kira kamu siapa? Kamu hanyalah w*************a. Hubunganmu dengan Farhat hanyalah hubungan gelap. Bukan hubungan sah. Hubungan terlarang. Berani-beraninya kamu ingin mengatur dan meminta suamiku mengusirku. Aku ini istri sahnya Farhat Arasyid. Kamu hanya wanita simpanan.” “Hahaha... Kamu dengar itu, Mas. Lihatlah wanita tidak tahu apa-apa ini berlagak sombong saja tingkahnya,” ucap Viona setelah menertawakan ucapan Rani. “w*************a. Kau memang tidak tahu tak tahu malu!” ucap Rani. “Rani tahan emosimu. Aku akan jelaskan semuanya. Tenanglah,” ucap Farhat beralih menyentuh Maharani. Istrinya yang sehari-hari biasa dipanggil Rani. Rani dengan kasar mengibaskan tangan Farhat yang menyentuh lengannya. “Lepaskan! Aku tidak butuh penjelasanmu sekarang, Mas. Aku ingin mendengar sampai di mana kesombongan wanita penghibur ini.” “Biarkan kami bicara, Mas. Dia sangat yakin aku adalah wanita penghibur . Aku ingin dia kejang-kejang hari ini setelah mengetahui hubungan kita.” Tatap Viona sinis pada Maharani. “Jangan terus berbelit-belit. Katakan saja apa hubunganmu dengan suamiku. Aku tidak takut mendengarnya,” ucap Rani, mulai menebak bila suaminya mungkin telah menikah diam-diam atau menikah secara siri dengan Farhat. “Cepat, katakan siapa dirimu! Apa hubunganmu dengan Farhat suamiku yang telah membuatmu sangat sombong? Ayo, katakan!” perintah Rani tidak sabar. “Baiklah. Sekarang buka telinga kamu lebar-lebar,” ucap Viona menatapnya tajam. “Viona. Aku mohon jangan kamu katakan sekarang. Aku janji akan mengatakan sendiri padanya. Jangan sekarang Viona,” bujuk Farhat menyatukan tangannya memohon pada Viona. Viona hanya menggelengkan kepalanya menatap Farhat sebentar. Tatapannya kemudian beralih pada Rani lagi. Dia tidak peduli dengan permohonan Farhat. “Setelah aku mengatakan ini kamu harus meminta ampun padaku, Rani. Karena selama satu tahun lebih aku rela berbagi syurga denganmu.” “Berbagi surga? Kamu berbagi syurga denganku? Hahh, lucu sekali. Akulah istri sah dan Istri pertama Farhat. Kamu bilang, kamu yang berbagi surga?” Rani merasa geli dengan sikap Viona yang bicara yakin dan percaya diri padanya. Seolah wanita itulah yang merupakan istri sah Farhat sekaligus istri pertamanya. Viona menyeringai menatap Rani dengan tatapan meremehkan. “Kamu yang lucu Rani. Tapi kamu juga yang menyedihkan. Karena kamu tidak tahu di mana sebenarnya posisimu di samping Farhat. Akulah yang sebenarnya Istri pertama mas Farhat. Sementara kamu hanyalah Istri kedua. Dia menikahimu hanya demi mendapatkan keturunan saja. Kamu harus tahu itu!” “Viona, cukup!” tegas Farhat dengan suara lantang. “Apa?” tanya Rani terkejut. Pandangannya segera beralih pada Farhat. “Katakan dengan sejujurnya, Mas. Jangan ada yang ditutupi. Benarkah yang dia katakan?” tanyanya kemudian dengan tatapan tajam pada Farhat. Farhat terlihat sangat kebingungan dengan menoleh ke sana kemari tak berani menatap Rani. Pria tampan berwajah perpaduan timur tengah dan nusantara itu tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Melihat itu, Rani sudah bisa menebak jawabannya. Itu artinya, apa yang dikatakan Viona memang benar. Kemarahannya membuncah. Wanita cantik putih dengan rambut sebahu bertubuh mungil itu, mengguncang-guncang tubuh Farhat. “Jadi itu benar, Mas? Apa yang dikatakan wanita itu benar? Cepat katakan!” teriak Rani tidak sabar. “Dia Istri pertamamu dan aku ternyata Istri kedua. Dan yang lebih menyedihkan lagi aku Istri kedua yang kamu nikahi demi mendapatkan keturunan saja. Kamu jahat, Mas! Ternyata kamu penipu. Kamu selama ini telah menipuku. Semua cinta dan sikap manismu selama ini palsu. Hanya drama belaka,” ucap Rani lagi. “Kamu jahat, Mas. Kamu penipu!” Teriaknya lagi. “Rani! Tenanglah, Rani. Aku akan jelaskan semuanya,” ucap Farhat, memegang pundak Rani kuat-kuat. “Tidak perlu,” suara Rani datar. “Ceraikan saja aku sekarang!” pinta Rani, dengan tatapan dingin. “Cerai?” Farhat terkejut. “Tidak! Aku tidak akan menceraikanmu, Rani!” tolak Farhat, menggelengkan kepala. “Baiklah. Kalau kamu tidak mau menceraikan aku. Aku yang akan pergi dari kehidupanmu,” tegas Rani melepaskan kedua tangan Farhat dari pundaknya dengan tatapan yakin. Rani kemudian membalikkan badan. Namun dengan cepat Farhat meraih pergelangan tangan Maharani. “Tidak bisa. Kamu tidak boleh pergi. Maafkan aku, Maharani. Selama ini aku tidak jujur padamu. Aku hanya tidak ingin membuatmu merasa terluka.” “Tapi karena ketidakjujuranmu telah membuatku terluka, Mas. Sekali pun, aku tidak pernah memimpikan menjadi Istri kedua. Hidup berbagi cinta dan suami dengan wanita lain. Tidak ada wanita yang ingin cinta suaminya dibagi. Begitu pun dengan aku atau dia. Percayalah padaku.” Rani melihat ke bawah ke arah pergelangan tangannya. Sekuat tenaga dia berusaha melepaskan cengkraman itu dengan jari-jemarinya yang lentik dan ringkih. “Kamu tidak bisa menahanku, Mas. Aku sudah tidak ingin bersamamu lagi. Aku tidak mau cintaku dibagi. Lepaskan aku!” perintah Rani. “Dia sudah mengambil keputusan. Lepaskan dia, Mas!” ucap Viona. Lama-lama cemburu juga melihat Farhat masih berusaha mempertahankan wanita yang dia nikahi demi mendapatkan keturunan saja. “Kamu dengar itu! Turuti saran Istri pertamamu, Mas!” “Tidak Rani. Aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapan pun,” tegas Farhat. “Tapi aku sudah tidak ingin bersamamu, Mas. Aku tidak bisa hidup dengan pria penipu dan tidak jujur seperti kamu,” tolak Rani. “Dengar itu, Mas. Dia menyebutmu penipu dan tidak jujur. Lepaskan saja wanita yang tidak bisa menghormatimu itu. Dia tidak bisa melihat pengorbananmu selama ini. Sudah setahun kalian menikah. Tapi dia masih belum bisa hamil juga. Percuma kamu pertahankan dia,” sahut Viona, terus saja berusaha mempengaruhi suaminya. Rani segera alihkan pandangan pada Viona. Ucapan wanita itu mengingatkan tujuan utama dirinya datang ke kantor Farhat ini. Selain ingin mengirim makan siang, Rani ingin memberi kejutan kalau saat ini dirinya ternyata sudah berbadan dua. Namun setelah semuanya terkuak. Rani tidak ingin membagikan kabar itu lagi. Apalagi setelah dia tahu tujuan Farhat menikahi dirinya. “Istrimu benar, Mas. Percuma saja kau pertahankan aku. Lepaskan aku. Biarkan akau pergi dari kehidupanmu sekarang juga. Selamat tinggal,” ucap Rani, mulai melangkahkan kakinya. “Rani jangan pergi. Aku mohon tetaplah bersamaku. Tetaplah disisiku,” bujuk Farhat, sambil berjalan disisi Rani yang terus melangkah keluar dari ruangan kantornya. Tapi tiba-tiba saku celana Farhat bergetar. Sambil terus berjalan mengikuti istri keduanya itu, dia merogoh dan menerima panggilan dari dokter Doni, dokter langganan keluarganya. “Selamat siang, dokter Doni. Maaf, ada perlu apa ya? Saat ini saya sedang ada sedikit masalah. Tolong katakan dengan singkat keperluan Anda,” ucap Farhat, sambil berjalan cepat mengikuti langkah Rani yang semakin cepat menuju lift. “Oh, maafkan saya pak Farhat, kalau ternyata saya mengganggu. Baiklah saya akan segera menutup panggilan ini. Tapi sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat pada Anda atas kehamilan bu Rani yang selama ini sangat anda nantikan,” ucap dokter Doni. “Apa? Rani hamil?” “Jadi, bu Rani belum memberitahu Anda? “Belum, Dok. Mungkin dia ingin memberi kejutan pada saya.” “Iya, saya yakin begitu. Dan pesan saya. Nanti Anda harus pura-pura terkejut saat bu Rani memberitahu Anda,” pesan dokter Doni. “Tentu saja. Terima kasih ucapan dan pesannya. Selamat siang.” Farhat segera memutus panggilan itu tanpa menunggu balasan dokter Doni karena ingin cepat-cepat mengejar Rani yang sudah masuk ke dalam lift. “Rani tunggu!” serunya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Tidak Dianggap

read
37.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
168.5K
bc

Terpaksa Menikahi Tuan Muda Lumpuh

read
60.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
138.1K
bc

HEART CHOICE

read
49.1K
bc

My Secret Roommate

read
123.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
259.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook