POV Farhan Aku menatap wajah Asya sedekat ini, tanganku terulur mengusap lembut pipinya hingga wajahnya yang tegang dan cemas mulai lebih tenang. Dia menerjap terlihat salah tingkah. “Ya ampun parah banget, nggak lihat-lihat apa orang lagi jalan,” kesalnya pada pengendara yang sudah tidak lagi terlihat, membuat aku mengulum senyum. “Kamu malah senyum sih! Kamu nggak apa-apa?” tanyanya memutar tubuhku. “Sakit, Sya,” rajukku manja menunjuk lenganku dan dia mengusapnya lembut. Syukurnya tidak ada luka karena Asya cepat menarikku. “Sini sakit juga,” tunjukku pada pipiku. Alih-alih mengelus pipiku dia malah menamparku “Jangan cari kesempatan kamu!” serunya. Aku terkekeh geli melihatnya, belakangan ini dia sering terlihat salah tingkah. Aku senang melihat Asya lebih baik dari sebelumnya. Se

