“Sebenarnya yang anak Mommy itu siapa, sih?” tanyaku seraya menerima suapan buah dari Mommy. Aku meringis sakit karena Mommy memukul lenganku. “Al hampir saja mati ini, loh. Masih saja diminta mengalah.” “Jangan ngawur kamu. Kalian berdua anak Mommy,” pangkas Mommy kembali menyuapiku. “Mom,” panggilku lirih. “Al tidak merebut Asya dari Mas Ar. Kami saling mencintai, tapi semesta memisahkan. Asya tidak bahagia bersama Mas Ar, Mom.” Aku menceritakan trauma yang Asya dapat dari keluarganya dan sakit yang dia dapatkan dari Mas Ar. Mommy terkejut mengetahui fakta itu. “Al akan ikhlas kalau Asya bahagia dengan pernikahannya, tapi nyatanya dia terluka Mom, dan Al tidak bisa diam begitu saja.” Aku juga menceritakan perihal Asya yang tidak bisa kembali ke ruangan operasi karena trauma yang dia

