Belajarlah Menghargai

1754 Words

“Pagi, Sayang-sayangku!” teriak Caca yang baru saja datang di kelas pagi itu. “Berisik Caca, suara lo itu cempreng pake banget,” sahut Kiki dengan kesal. “Kuping gue juga sakit,” ujar Nadia ikut menimpali, sembari menatap malas ke arah Caca. “Hehehe ... sorry, tapi gue mau ajak kalian berdua nanti malam.” Caca mendudukkan tubuhnya di kursi miliknya. “Ke mana?” tanya Kiki. “Pertandingan basket,” sahut Caca antusias. “Di mana, Ca?” tanya Kiki. Uhuk! Uhuk! “Minum hati-hati kali Nad, gue gak minta juga!” tegur Caca, memberikan selembar tisu kepada Nadia. “Tau nih, anak!” ucap Kiki ikut menimpali. “Thank,” sahut Nadia mengambil tisu tersebut. Nadia terbatuk-batuk saat tengah meminum air mineral, ketika mendengar Caca menyebut kata, pertandingan basket. Gadis itu teringat perihal komp

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD