“Dari mana saja kamu Gerald ?” tanya Papi Bram dengan suara dingin. Laki-laki itu menatap pemuda di hadapannya dengan tatapan arogansi yang menyiratkan sebuah kemarahan. “Maaf Pih,” ucap Gerald, kemudian menundukkan kepalanya. Pemuda itu tahu sebab dan alasan calon mertuanya tak menyambutnya dengan ramah malam itu. “Gerald, mami pikir kamu bisa menjaga Nadia untuk menggantikan kami,” ucap Mama Evi dengan suara lirih. Ada kekecewaan dari nada bicara wanita itu. “Masuklah! Kita bicarakan di dalam.” Laki-laki yang bernotabene sebagai ayah dari Nadia itu, berjalan masuk lebih dulu. Gerald mengikuti langkah calon mertuanya itu. Setelah mendudukkan daksa di atas tempat ternyaman, pemuda itu mulai menceritakan alasan ia melakukan kesalahannya kepada kedua orang tua Nadia. Gerald mulai memutar

