Nessa sadar dirinya tidak wajar sakit hati atas penolakan Kai. Pria itu membangun batas yang terlalu kokoh. Ia salah langkah dalam mendapatkan perhatian Kai. Katakan saja saat itu Nessa khilaf, berharap Kai takluk atas ancamannya. Kini, ia terpaksa menghadiri undangan direktur perusahaan tempatnya bekerja, bersama dua orang temannya, Ika dan Ade. Suami keduanya sama-sama berhalangan hadir. Dan mungkin Nessa sedang bernasib sial. Dari kejauhan matanya terbelalak melihat Kai. Pria itu menggandeng seorang perempuan. Seketika amarah menyembur di aliran darahnya. Apes sekali, mereka menghadiri pesta yang sama. Api cemburu bergolak di dadanya untuk sebuah alasan yang tidak terjelaskan. Mereka memang hanya berteman, tetapi Nessa sudah kadung naksir pada Kai. Sungguh di luar logika, bukan? Di

