4

1099 Words
Tiiiiiiiiiinnnnnnnnnn~ "Woi mau mati Lo, minggir!!" Teriak lelaki dari dalam mobil yang hampir menyerempet Aya, lelaki itu adalah Alex. 'Ihhhh ngeselin banget si teriak-teriak gitu ngomong biasakan bisa.' Kesal Aya. Mobil mewah itu melesat meninggalkan Aya yang sedang dongkol. Dari tadi pagi sampai sekarang Aya belum dapat pekerjaan, ia duduk di bangku untuk beristirahat, karena dari tadi dia berjalan terus, dari ujung ke ujung. * * Alex memasuki cafenya, Alex memang bukan hanya menajdi CEO di perusahaan, Alex juga memiliki sebuah cafe. Pegawai lelaki menghampirinya. "Maaf pak," "Hmm?" "Tadi ada seorang gadis kesini, mencari kerjaan," "Hm?" "Jadi apa ada lowongannya Pak? Tadi dia meninggalkan nomor handphonenya minta di hubungi jika ada Bapak di sini." Alex nampak berpikir ,lalu menyeringai. "Hm, hubungi dia, suruh datang ke sini sekarang juga, nanti suruh datang langsung keruangan saya." Ucap Alex lalu masuk ke dalam ruangan nya. * * Ring ding dong ring ding dong, Suara panggilan masuk dari handphone Aya. " Hallo," .... "Oh oke kak saya segera ke sana." Ucap Aya senang. .... "Terimakasih banyak ya Kak," .... Tuut Aya bergegas kemabli ke cafe tadi, karena ia baru saja dapat kabar kalo bos cafe itu baru saja tiba di cafe, itu tentu saja kesempatan emas buat Aya, tak mungkin ia melewatkannya. 'Semoga saja masih ada lowongan buat Aya, biar Tante Anis ga ngomel-ngomel terus.' Batinnya. * "Kak" panggil Aya pada Kakak pegawai cafe tadi yang di temuinya. "Eh Aya, mari saya antar ke ruangan pak bos," "Iya Kak, makasih." Aya mengikuti dari belakang Kakak pegawai itu, untuk menuju ruangan bos nya. "Nah ini ruangannya, kamu masuk aja tadi saya sudah ngomong sama Pak bos, dia bilang langsung datang keruangannya," ucap lelaki itu "Sekali lagi makasih ya Kak, kalo gitu Aya masuk dulu ya." "Iya sama-sama, silahkan." Lelaki itu meninggalkan Aya sendiri di depan pintu. Tok. Tok. Tok. "Masuk!" suara tegas dari dalam . Mendengar suaranya saja sudah membuat Aya takut dan gemeteran. Huuff 'Tenang Aya tenang!' ucap Aya dalam hati. "Permisi," ucapnya seraya masuk ke dalam ruangan. Seketika tubuh Aya menjadi gemetar melihat punggung tegap Pak bos. Bos itu pun berbalik, Aya membulatkan matanya sebentar lalu memutar badannya kebelakang 'Itu kan orang yang hampir nabrak Aya!' Ekhemm! Deheman itu membuat Aya sadar dan berbalik menghadap kearah Pak bos. "Ma.. Maaf Pak." Ucap Aya tunduk 'benar itu orang tadi yang mau nabrak Aya!' Alex menatap gadis yang berprilaku aneh di depannya ini. 'Ni cewe cantik sih, oke juga, tapi rada aneh gini, bentar!! cewe ini cewe yang gak punya mata tadi kan, yang hampir gua tabrak,' batin Alex. "Silahkan duduk!" "Siapa nama mu?'' Tanya Alex. "Nama saya Aya Pak, ehh Aira Clarisa Putri maksudnya." Ucap Aya menunduk Alex menatap kesal pada Aya yang menunduk. "Kamu berbicara sama meja? Atau sama saya? Tatap saya ketika bicara pada saya!" ucap Alex tegas, yang membuat Aya takut gemetaran. "Ma .. Maaf pak," ucap Aya seraya menatap Alex. "Hm. Jadi kamu mau pekerjaan?" Tanya Alex. "Ada Pak? Lowongan kerjanya?" Aya menatap Alex dengan mata berbinar. 'Yaelahh ni cewe di tanya malah nanya balik.' Batin Alex kesal. "Saya suruh kamu menjawab, bukan malah balik bertanya" kesal Alex. "Ma-maaf Pak, Aya minta maaf, iya Aya pengen banget kerja, kerja apa pun Aya mau" ucap aya semangat. 'Jadi nama panggilannya Aya, lucu, kayak oragnya, ehh ngga-ngga!' Alex menggelengkan kepala untuk menepis pikiran anehnya. "Bapak knapa? kok geleng-geleng? Ada lalat ya Pak?" Tanya aya bingung. "Bukan urusan kamu!!. Kamu yakin mau kerja apapun?" Tanya Alex memastikan. "Maaf. Iya pak, apa saja." "Saya ada pekerjaan, tapi bukan menjadi pegawai di cafe ini." Aya mengerut kan kening. "Terus kerjanya dimana Pak?" Tanya Aya yang masih kebingungan. "Kerjanya di rumah saya seba_ "Oh jadi asisten rumah tangga Pak?, Oke Pak saya mau." Alex menatap tajam Aya, yang ditatap pun menunduk takut. "Saya belum selesai bicara jangan dipotong!, bukan jadi asisten rumah tangga, tapi jadi istri saya!" Aya langsung menatap Alex dengan mata bulatnya. "Istri?? Bapak jangan bercanda dehh masa iya kerja jadi istri, emangnya ada kerjaan gitu?" Tanya Aya. 'Gila ni cewe polos apa b**o!' batin Alex. "Saya jelaskan tapi selama saya menjelaskan jangan di potong." Aya hanya mengangguk mengiyakan. "Saya minta kamu menjadi istri kontrak saya, saya dituntut menikah oleh orang tua saya, dan harus mendapatkan pendamping dalam waktu satu Minggu, jika tidak saya akan dijodohkan, dan saya tidak mau dijodohkan, saya akan membayar mu seberapa pun yang kamu mau, asalkan kamu mau menjadi istri kontrak saya selama waktu yang saya tentukan, bagaimana? Bersedia??" Tanya Alex. 'Ihhhh jadi istri kontrak tu gimana sih?? Aya gak tau, emmm tapi kalo Aya tolak ini Aya gak bakal dapat kerjaan lagi, kan susah cari kerja.' Batin Aya. Aya menatap Alex, Alex yang merasa ditatap oleh Aya langsung mengangkat satu alisnya "Kenapa? Bersedia atau tidak?" Tanya Alex pada Aya. "Pak, Aya mau tanya boleh?" "Hmm, silahkan," "Kerja jadi istri kontrak itu gimana Pak? Soalnya Aya belum pernah dengar kerja jadi istri kontrak." Ucapnya polos. Sedangkan Alex yang ditanya menarik nafas dalam. 'Harus ekstrak tenaga kayaknya berhadapan sama ni bocil' batin Alex. "Ini bukan kerja," "Lahhh tadi kata bapakkan kerja!" Alex kebingungan sendiri di buatnya. Alex menggaruk lehernya yang tak gatal. "Lo akan jadi istri gua hanya di depan publik dan orang tua gua." Aya nampak berpikir, mencerna ucapan Alex. "Kita akan menjalani pernikahan layaknya semua orang, tapi pernikahan kita hanya sebatas kertas saja, hanya untuk pengakuan publik, selepas dari depan publik, kita gak punya hubungan apa-apa." Sepertinya Aya masih bingung dengan ucapan Alex ini, terlihat di wajahnya. "Masalah pembayaran, Lo tenang aja, gua bakal kasih uang setiap bulan, anggap aja Lo lagi bekerja sama gua." Aya mendengar kata uang, langsung semangat. 'Cihhhh sama aja ternyata, gua kira polos, ternyata sama. Mata duitan!' batin Alex. 'Aya ambil atau nggak ya? Ini kan sama aja berbohong, Aya cuma pura-pura jadi istrinya, tapi Aya akan di kasih uang perbulan, kalo Aya lepas ini belum tentu Aya dapat kerjaan, cari kerja sekarang kan susah banget, mana cuma ijazah sekolah menengah pertama (SMP) doang, kalo Aya ambil ini, kan lumayan uangnya bisa Aya kasih ke Tante Anis, biar Tante Anis gak marah-marah lagi sama Aya, biar Aya gak dipukulin lagi.' "Hey!" panggil Alex. Aya tak mendengar, Aya masih sibuk dengan pikirannya. 'Apa yang dipikirkan nya sih, sampai melamun gitu.' Batin Alex. Aya masih larut dalam pikirannya tanpa menghiraukan Alex yang menatapnya bingung, sesekali Aya menggigit kukunya ketika berpikir. Alex membiarkannya saja, Alex menatap Aya yang sedang asik bergelut dengan pikirannya sendiri. 'Gemess gua liat, pengen gua bawa ke ranjang,' batin Alex, kemudian dia menggeleng 'Etdah ngga-ngga apa-apaan gua, kayaknya ni anak masih bocil.' "Jadi gimana Lo setuju apa nggak?" Tanya Alex. "...."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD