2

1320 Words
''AIRA CLARISA PUTRI!'' Teriak wanita paruh baya yang di panggil tante oleh Aya. ''Eunghhhh,'' lenguh gadis yang sedang terlelap dalam mimpi indahnya. 'BYUUUUUUR' Wanita tersebut menyiramkan air pada Aya yang masih berbaring dengan teganya tanpa ada rasa kasihan. "Ta-tante, kenapa Aya di siram??" Tanya Aya yang terkejut dengan tindakan yang tantenya lakukan. "KENAPA? MASIH BISA KAMU TANYA KENAPA !?? EMANG DASAR GA TAU DIRI YA, KERJA, KERJA, KERJA, KAMU PIKIR TINGGAL DI SINI ITU GERATIS!?" Bentak Tante Anis yang sudah di anggap Aya sebagai orang tua kandungnya. "Tapi kan Aya belum dapat pekerjaan Tante." Sahut Aya seraya bangkit dari tidurnya. "MAKANYA BANGUN, CARI KERJA, JANGAN CUMA DIAM!!" Aya melirik jam dinding dikamarnya. "Tapi ini kan masih subuh Tan, masih jam lima," "KAMU PIKIR CARI KERJA GAMPANG! MAKANYA CARI DARI SEKARANG, SAYA GA MAU TAU YA!!, PULANG NANTI KAMU HARUS SUDAH PUNYA PEKERJAAN! " Ucap tantenya sambil berlalu dari kamar Aya meninggalkan Aya dalam keadaan basah kuyup akibat siraman tantenya tadi. Sepeninggal tantenya gadis yang sering dipanggil AYA itu mulai menitikkan air mata, tetes demi tetes air matanya mulai berjatuhan menuruni pipi mulus Aya. 'Bunda Aya takut, Bunda kenapa gak bawa Aya aja pergi bersama Bunda, Aya gak mau sama Tante Anis, Tante Anis jahat Bunda, Aya takut,' lirihnya sambil menggenggam foto keluarganya yang masih utuh, dimana ayah dan bundanya masih hidup. Aya terpaksa mengikuti apa perkataan tantenya, Aya tak mau kejadian seperti kemarin terjadi lagi, sudah cukup memar dipipinya dan nyeri dikepalanya kemarin, ia tak mau itu terulang lagi. Aya bersiap-siap untuk mencari pekerjaan ke kota seperti yang di katakan tantenya. "Tante Aya pamit dulu." Ucap Aya sambil ingin menyentuh tangan tantenya untuk menyaliminya, namun langsung di tepis oleh tantenya itu. "Sana pergi!! gak usah sok Salim-salim segala!" Aya hanya diam mendengarkan ucapan tantenya, dan mulai melangkahkan kaki keluar dari rumah, tujuannya sekarang adalah kota dimana dia bisa mendapatkan pekerjaan, agar sang tante berhenti marah-marah. * * Alex terbangun dari tidurnya, ia terusik karena kecupan berulang kali diwajahnya. Alex menatap kesal pada seorang wanita tanpa busana disampingnya. "Ngapain Lo?!" bentak Alex sambil mendorong wanita yang disampingnya. Sedangkan wanita itu terlihat sangat kesal dengan sikap dingin dan cuek Alex. "Jangan sentuh gua!! sekarang Lo pergi!! uangnya gua transfer, ingat jangan sampai ada orang yang tau soal ini!! " Ancam Alex. Wanita itu mencebik menatap Alex, wanita itu tak mau menyerah, ia mencoba untuk menggoda Alex lagi. "Alex sayang, kamu gak mau olah raga pagi hmmm?" Ucapnya menggoda Alex. Jangankan tegoda Alex malah jijik mendengar ucapan wanita itu, Alex bergidik ngeri melihat wanita itu. "Lo harus tau jalang! gua gak pernah mau mengulang dua kali mainan yang pernah gua mainin! pergi!!!!!" Usir Alex tanpa rasa kasihan. Dengan rasa dongkol wanita itu memunguti pakaiannya kemudian memakainya dengan asal lalu pergi meninggalkan Alex sendirian didalam kamar hotel. Setelah kepergian wanita itu Alex menelpon seseorang. "Pastikan wanita itu menutup mulutnya!" suruh Alex pada orang di sebrang sana. ... Tut. Alex menatap layar handphonenya, terpampang foto gadis cantik yang menjadi wallpaper handphonenya. Itu adalah foto Lisa kekasihnya yang menghilang begitu saja meninggalkannya. 'Lo kapan balik sih? Gua sayang sama Lo, kenapa Lo ninggalin gua sih? Gua gak mau menikah sama yang lain, gua cuma mau lo, cepat kemabli ya, gua mohon.' Lirihnya dalam hati. Alex menatap foto gadis itu yang menjadi wallpapernya kemudian ia mencium layar handphonenya sendiri. * * * Disini Aya sekarang, berteduh dibawah pohon yang cukup besar dan rindang di pinggir jalan, rumah tante Anis memang berada di desa, desa itu cukup jauh dari perkotaan memerlukan waktu satu jam untuk sampai ke kota, itu pun jika memakai kendaraan. Sedangkan Aya sekarang hanya berjalan kaki untuk menuju kota. Butuh tenaga ekstra untuk sampai ke perkotaan, Aya meluruskan kakinya yang terasa keram akibat berjalan kaki terlalu jauh. "Aya capek banget." Monolog Aya. "Mana masih jauh lagi, coba aja tadi Aya pake sepeda, pasti gak secapek ini." Aya memang memiliki sepeda tua peninggalan pamannya, namun tadi ketika akan berangkat Tante Anis malah melarangnya memakai sepeda, dengan alasan sepedanya mau di pakai, jadi terpaksa Aya hanya berjalan kaki menuju kota. 'Kuat Aya kuat, sebentar lgi sampai kok,' ucap Aya dalam hati, Aya bangkit dari duduknya dan meneruskan perjalanannya yang masih panjang. Tiiiiin!! Suara klakson motor mengagetkan Aya, Aya menoleh ternyata pelakunya adalah Lilis anak kepala desa di desanya tinggal. "Hehh miskin!! Lo jalan kaki? Mana sepeda butut Lo? Di jual ya?? Kasian banget, pasti buat beli beras kan?" Ledek Lilis Aya tak menghiraukan kata-kata meyakitkan dari Lilis, Aya melanjutkan perjalanannya tanpa menghiraukan perkataan Lilis yang menghinanya. "Sudah miskin, b***k lagi." Lilis mulai kesal karena tidak di hiraukan oleh Aya. "Lilis Aya boleh numpang gak ke kota? Aya sudah cape," tanya Aya pada Lilis. "Dih, ogah banget! siapa yang mau ngasih Lo tumpangan!? ntar yang ada gue ketularan miskin lagi, iyuuuuh!!" ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Aya sendiri di jalanan yang sepi. 'Nyebelin banget si Lilis, Aya kan cuma mau minta tumpangan,' lirih Aya dalam hati. Lilis merupakan anak kepala desa di kampung Aya, Lilis itu di kenal sombong dan angkuh di desa, sejak kecil Lilis itu tidak suka pada Aya, dia selalu menghina Aya dengan kata-kata menyakitkan, hingga Aya sudah kebal dan terbiasa dengan kata-kata pedas Lilis. * * * Alex masuk ke dalam rumah besar dan megah milik keluarga Althair. "Dari mana saja kamu? Mengapa tadi malam tidak pulang ?" Tanya papi Alex. "Alex banyak kerjaan Pi, jadi Alex tidur di kantor." Ucap nya bohong. "Alex mau istirahat dulu, Alex ke atas dulu Mi Pi," lanjut nya "Anakmu sudah pandai berbohong!" Ucap papi Alex pada mami. "Dia juga anakmu jika kau lupa!"sahut Mami Alex kesal . "Kita harus segara menikahkannya Mi!" ucap papi tegas, "Alex pasti menolak, Mami tau banget Alex itu masih nunggu pacarnya yang gak jelas itu Pi," "Papi gak mau tau, pokoknya Alex harus segera menikah Mi!" * * * Aya beristirahat untuk kesekian kalinya, sudah cukup jauh ia berjalan, namun tak kunjung sampai. 'Aya haus banget, coba tadi Aya bawa minum.' Aya menyesali kecerobohannya, karena lupa membawa minum untuk bekalnya. Aya melihat mobil pickup akan melewatinya, Aya bangkit dan melambaikan tangannya agar supir pickup itu berenti. Benar saja mobil itu berhenti di dekat Aya. "Kang Aya boleh numpang nggak?" Tanya Aya. "Emang Eneng mau kemana?" Tanya balik supir itu . "Ke kota Kang, bolehkan Kang?" "Boleh aja Neng, tapi dibelakang bareng sama sapi, didepan udah kagak muat." Ucap akang itu. "Iya deh Kang, gak papa saya di belakang aja," sahut Aya. Aya pun naik dan duduk bersama satu ekor sapi yang diikat, Aya tidak memperdulikan pandangan orang-orang yang menatapnya. "Pi Aya cantik nggak?"tanya Aya pada sapi. "Yahhh,diam aja," "Sapi doain Aya dapat kerja ya, biar Tante Anis ga marah marah lagi Pi." Aya yang lelah mulai bersandar, dan memejamkan matanya yang mulai berat. * * * "Neng! " Akang supir itu mencoba membangunkan Aya yang tertidur pulas di belakang. "Neng bangun neng!" Aya tak bangun bangun. "Neng!!! bangun udah sampai!" ujar supir itu. akhirnya Aya terbangun dari tidurnya. "Maaf ya Kang, Aya ketiduran, sudah sampai ya?" Tanya Aya. "Iya sudah sampai Neng, tapi maaf sampai sini doang." Ucap supir itu tak enak hati. "Ngga papa kok Kang, di sini aja Aya sudah bersyukur banget, makasih ya Kang, yaudah kalo gitu Aya pamit Kang, assalamualaikum," "waalaikumsallam." Aya meneruskan perjalanannya, berkelana mencari kerja di kota, Aya terus menyusuri jalan yang banyak kendaraan berlalu lalang. * * * Alex berada di kantornya saat ini, kantor Alex dan papinya itu berbeda, walau sesama Althair Corp . Seorang lelaki masuk ke ruangan Alex. "Gimana? Apa ada kabar dari dia?" Tanya Alex pada lelaki itu. "Maaf, belum ada Pak." Ucap lelaki itu seraya menundukkan kepalanya. "Baiklah, terus cari tau!" perintah Alex. "Siap pak!" Lelaki itu keluar dari ruangan Alex. Sedangkan Alex terlihat frustasi karena memikirkan pacarnya yang pergi begitu saja, sebenarnya sudah cukup lama pacarnya itu meninggalkan Alex, namun sejak gadis itu pergi sampai saat ini Alex tak henti-hentinya mecari keberadaan gadis itu, namun tetap saja hasil nya nihil.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD