Jonathan

1595 Words
Jonathan Prakoso memeriksa semua email yang masuk melalui laptopnya, pendapatan perusahaan tahun ini semakin meningkat. Tentu saja pria sudah bekerja seperti orang gila sepanjang tahun setelah pertunangannya gagal dengan Anggita Kirana, dimana mereka sudah menjalin hubungan selama lima tahun. Empat tahun berpacaran dan satu tahun bertunangan. Wanita itu berselingkuh dengan sahabatanya sendiri, bernama Edo. Dua wanita sudah mengkhianti dan merusak kepercayaannya. Ibu kandungnya yang juga berselingkuh dari ayahnya dan wanita yang dia cintai selama lima tahun ini juga melakukan hal yang sama. Selama ini, Jonathan mengira dia tidak akan dikhianat seperti ayahnya, tapi ternyata hal itu seolah-olah seperti kutukan baginya. Ternyata Anggita hanya berpura-pura selama ini mencintainya dan segala perhatian wanita itu penuh kepalsuan. Connie Prakoso, ibu tiri Jonathan, yang menikah dengan ayahnya setelah empat tahun kepergian ibunya dengan pria lain, membawa perubahan pada hidup ayahnya yang sempat murung dan menyedihkan. Jika Jonathan semakin dingin dan keras terhadap orang di sekelilingnya akibat dari pengkhianatan, berbeda dengan ayahnya yang melankolis dan mengasihi diri. Namun pernikahan keduanya dengan Connie mengubah segalanya, David Prakoso akhirnya kembali merasakan cinta yang dia pikir sudah pupus bersama kepergian mantan istrinya dengan selingkuhannya. Jonathan juga merasakan kasih sayang Connie yang tulus padanya, melebihi ibu kandungnya sendiri yang tidak peduli padanya dan ayahnya. Ibunya, Donna Prakoso, ya, wanita itu masih memakai nama belakang mantan suaminya hingga saat ini tidak lah lebih dari sebuah parasit. Dia adalah wanita sosialita yang hidup glamor mengahmbur-hamburkan uang suaminya, mengabaikan Jonathan yang saat itu masih berumur tujuh tahun. Anaknya lebih banyak mendapatkan perhatian pengasuh daripada perhatian Donna sendiri. Tapi David sangatlah mencintai istrinya, sehingga kelakuan Donna yang boros dan tidak perhatian pada dirinya dan putra mereka masih bisa dia maafkan. Sampai suatu hari dia memergoki istrinya tidur dengan pria lain di rumahnya sendiri, saat David baru tiba dari pertemuan bisinisnya di luar negeri . Donna mengaku sudah lama berselingkuh dan bosan pada David, akhirnya keduanya bercerai dan Jonathan tinggal bersama ayahnya. Tiga tahun setelah perceraian, David bertemu dengan Connie. Pada pertemuan pertama mereka, pria itu langsung tertarik padanya, tapi dia tetap hati-hati pada wanita karena pengkhiantan mantan istrinya. Connie yang waktu itu bekerja sebagai sekretaris sahabat David, akhirnya pergi makan malam bersama setelah atasan Connie yang juga sahabat David membantu untuk menjodohkan sekretarisnya dengan sahabatnya. Dan saat mereka pergi keluar pertama kali, disitulah David tahu jika Connie ternyata seorang janda, dimana suaminya yang seorang tentara meninggal saat bertugas di daerah konflik. Connie janda tanpa anak, tinggal hidup sendiri dan mengaku masih mencintai mendiang suaminya. Pengakuan wanita itu semakin membuat David tertarik pada wanita itu. Ternyata masih ada wanita yang setia, pikir pria itu. Berbagi cara dilakukan David untuk meluluhkan hati Connie, tapi wanita itu tetap menolak. Sampai suatu hari dia bertemu dengan Jonathan, anak berusia sepuluh tahun yang pemalu dan gugup. Dari atasannya, Connie akhirnya mendengar kisah rumah tangga pria itu. Bagaimana David yang terpuruk pasca pengkhianatan istrinya berjuang bangkit untuk terus memajukan perusahaannya sekaligus menjaga putranya yang rendah diri dan pemalu. Akhirnya, Connie pun menerima perasaan David dan satu tahun kemudia keduanya memutuskan menikah. Dua tahun setelah pernikahan, Connie melahirkan seorang putri. Hubungannya dengan David semakin harmonis, dan Connie juga banyak membantu Jonathan, untuk mengembalikan rasa percaya diri anak itu. Connie mencintainya seperti anak sendiri, perlakuannya sangat berbeda dibandingkan dengan Donna yang selalu merendahkan Jonathan dan menganggap dengan melahirkan putranya itu bentuk tubuhnya tidak lagi secantik dulu. Jonathan kecil sering menerima perlakuan kasar ibunya melalui ucapan yang selalu menyudutkan dan merendahkannya. Waktu berlalu, kedua anak mereka tumbuh dewasa, Jonathan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, pintar, tampan tapi tidak terlalu banyak bicara. Kehidupan keluarga Prakoso berjalan normal, perusahaan pertambangan milik mereka semakin membuat keluarga ini kaya raya. Tapi kehidupan pasti memiliki kerikil yang harus dijalani, dan Donna yang belakangan ini tiba-tiba muncul dan sering meminta pertolongan David dalam hal keuangan dengan dalih dia sudah memberikan anak laki-laki sebagai penerus nama Prakoso yang alih-alih sebenarnya mengejek Connie yang hanya melahirkan seoranganak perempuan. Tapi Connie bukan wanita yang mudah terpancing dengan drama simpati yang diciptakan Donna. Dan Anggita, yang biasa dipanggil Gita, sejak awal Connie sudah memperingatkan Jonathan tentang Gita yang seorang model sekaligus putri salah satu pengacara terkaya di Indonesia itu bukan lah perempuan yang cocok untuk Jonathan. Connie melihat Gita adalah pribadi sombong dan penuh manipulatif yang dibungkus dengan tubuh indah dan wajah cantik. Tapi Jonathan tidak jauh berbeda dengan ayahnya, jika sudah mencintai seorang wanita, peringatan apa pun akan diabaikan kecuali kesalahan tersebut dibuktikan atau disaksikan sendiri. Dan dia menyaksikan bagaimana Gita tidur dengan sahabatnya sendiri. "Halo, Ma ... " Jonathan menjawab panggilan Connie di ponselnya. "Lusa kamu harus datang ke acara arisan keluarga Joe. Mau sampai kapan menghindar Sayang?" ucap Connie diseberang ponsel. "Lihat nanti ya, Ma. Aku, nggak bisa janji." "Nggak bisa lihat nanti, kamu harus pulang. Sudah dua bulan kamu nggak ke rumah, Joe." "Ma−" "Pokoknya, mama nggak mau tau, jangan karena perempuan itu kamu jadi menjauh dari keluarga dan lingkungan sosialmu, Joe. Masih banyak kok perempuan lain di luar sana. Kenapa hanya karena Gita kamu jadi kayak gini?" cerca Connie gemas pada putranya itu. "Mama, kenapa jadi bawa-bawa, Gita?" "Memang karena dia kan? Kamu itu istilah anak sekarang bucin, tau nggak? Pokoknya kamu pulang! Atau mama akan bikin drama di kantor kamu." Jonathan menghembuskan nafasnya tanda mengalah. "Okay, Mama, aku akan pulang lusa." "Pulangnya harus besok, hari minggu kita semua gereja bareng. Arisan hari minggu jam dua siang." "Iya, Mamaku, aku pulang besok," ucap Jonathan lembut . "Bener, ya? Atau mama bakal bikin rusuh di apartemen atau di kantor kamu." Jonathan terkekeh mendengar Connie yang terus mengomel. "Besok, hari sabtu sore, aku sudah sampai di rumah. Oke, Ma?" "Okay." Dan Connie memutuskan panggilan mereka. Jonathan menyandarkan kepalanya ke kursi sambil menutup matanya lelah. Benar ucapan ibunya, putusnya hubungannya dengan Gita, memang masih mempengaruhi pikirannya. Bukan karena Jonathan masih mencintai wanita itu, hanya saja dia merasa dirinya sangat bodoh ditipu sahabatnya sendiri dan tunangannya. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan ternyata sahabatnya Boaz yang biasa dipanggil Iyaz itu, masuk dan langsung duduk di hadapannya. Sudah lama dia tidak bertemu dengan sahabatnya itu. "Joe ... nanti malam lu ikut gabung ya, di tempat biasa. Kita udah kangen nih sama lu." Boaz menatap temannya itu. "Malas gue, Yaz." Tolak Jonathan. "Elu udah setahun absen, Edo juga udah lama nggak datang, sekarang tinggal gue sama Ivan aja yang nongkrong di sana." Jonathan diam tak menjawab. Sejak pengkhianatan sahabatnya dan tunangannya itu, persahabatan empat sekawan itu memang langsung bubar. Dan yang paling renggang adalah hubungan Jonathan dan Edo. Dia tidak mau lagi berkumpul dengan ketiga sahabatnya yang mereka lakukan minimal dua kali dalam sebulan sejak keempatnya sudah bekerja. "Gue sama Ivan, udah ngomong ke Edo, dan dia memilih pergi dari kita. Masa elu juga ikutan pergi dari kami berdua. Lagian bagus dong, elu tau gimana mantan elu itu," ucap Boaz pada Jonathan yang tampak acuh. "Udah setahun Joe, lu move on dong, kita bantu cari cewek deh buat lu. Mau yang gimana lu? cewek Asia? Eropa timur? Atau−" "Gue nggak minat cewek mana pun sekarang ini," sahut Jonathan malas. "Widih ... ngeri bener Gita effect menghantam hati elu ya, Joe?" kata Boaz penuh sarkas. "Balik deh lu sana! Ganggu aja lu." Jonathan melotot kesal pada temannya itu. Boaz tertawa melihat sahabatnya yang sedang jengkel itu. Bukannya pergi, Boaz malah semakin memprovokasi pria itu. "Eh, Joe ... si Edo sama Gita, sekarang happy menikmati hubungan mereka, kata nyokap gue nih ya, yang dapat berita dari nyokapnya Edo, mereka berdua mau tunangan atau married gitu. Masa elu mau bermuram durja di balik meja sialan ini, Jo? Yang bener aja lu!" "Gue nggak bermuram durja b*****t! Gue kerja!" balas Jonathan berang. "Kerja itu cuma alasan lu aja! Mama Connie sampai telepon gue, karena udah kawatir sama elu. Setahun Joe! Setahun lu sembunyi dari dunia kayak pengecut." Jonathan diam tak menjawab. Dia hanya mendengus kesal dan memalingkan wajahnya. Lalu Boaz melanjutkan perkataannya, "Jonathan, elu harus dewasa menyikapi semua ini, dalam hubungan, lu harus siap ditinggalkan atau meninggalkan. Cinta nggak melulu tentang hidup dan mati bersama, Jo. Bukan gue mau membela Edo, tapi pengkhianatan mereka harusnya patut lu syukuri, jadi lu tau siapa mereka berdua sebenarnya." "Udah, Yaz ... jangan bahas ini lagi." "Harus! Gue akan terus bahas tentang ini sampai lu bersikap dewasa menghadapi pengkhianatan mereka berdua. Ingat ya, Joe, ada keluarga dan dua orang lagi sahabat elu yang peduli sama lu. Elu tau kenapa Ivan nggak ikut ke sini? Dia takut khilaf bikin elu babak belur karena kegoblokan dan drama lu ini." Jonathan menatap Boaz tajam. "Kalian nggak akan ngerti, Yaz." "Kenapa nggak ngerti? Lu pikir cuma elu anak yang dikhianati kayak yang dilakuin nyokap kandung lu? Banyak yang kayak lu! Banyak! But life must go on, cuma orang picik yang mengasihani diri dan menyalahakan keadaan." Jonathan membisu tak lagi membalas ucapan Boaz. Akhirnya Boaz berdiri dan menatap lekat sambil berkacak pinggang dan menatap Jonathan yang tampak merenung. "Malam ini, gue sama Ivan nunggu elu di tempat tongkrongan kita. Kalau lu nggak datang, lu anggap aja hubungan persahabatan kita ini selesai. Gue sama Ivan juga nggak mau punya teman picik dan pengecut kayak lu." Jonathan hanya menatap Boaz tanpa mengucapkan apa pun. "Sialan! Lama-lama ceramah ninjutsu Naruto ketularan ke gue." Boaz menggerutu sambil berjalan meninggalkan Jonathan yang masih diam menatap kepergiannya. Jonathan, Boaz, Ivan dan Edo adalah empat sahabat dekat. Jonathan lebih dulu berteman dengan Edo waktu SMA dan Edo mengenalkan Boaz dan Ivan sahabatnya sejak SD pada Jonathan. Keempatnya setiap sabtu malam berkumpul di Paviliun rumah Boaz yang merupakan tempat base camp mereka. Tapi kebiasaan berkumpul itu sudah tidak lagi ada setahun belakangan ini sejak Jonathan dan Edo berselisih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD