Di tengah perjalanan kota yang indah
Kami sedikit mengobrol ya bukan sedikit malahan kebanyakan
Pasalnya tiba-tiba aku teringat akan pertemuan pertamaku dengan Andreas mulai dari masa SMA, masa dimana aku mulai mencintainya. Berjalan menyusuri jalan dengan menatapnya yang begitu ceria menceritakan sesuatu , sekilas aku teringat masa SMA itu
*
*
*
Waktu itu aku murid baru di SMA yang berada di Inggris, mengapa aku pindah karena perekonomian yang mulai merusut. Aku masuk ke ruang kepala sekolah dimana disana harus mengurusi berkas berkas untuk melakukan pemilihan kelas. Aku keluar dari tempat itu menyusuri lorong yang sepi, kelasku berada dikelas yang paling pojok. Aku masuk ke dalam kelas itu dan melihat pemandangan kelas pada umumnya /tidak ada yang membuatku menarik/ Yah seperti biasa aku memang orang yang cuek karena apa ? kalian tau sendiri lah background impian aku yang hancur seketika membuat aku malas berekspetasi tinggi
“ Anak anak mari pak guru perkenalkan teman baru kalian “ celoteh guruku yang entah aku tak tau namanya siapa. Aku memasuki kelas itu dan ya seperti biasa mereka terpana dengan rautku , bagaimana tidak terpana mataku yang begitu sinis melihat mereka semua.
“ Silahakan Rea untuk memperkenalkan diri “
“ Hai kenalin aku Rea Alondra Lucia , panggil aja Rea “ sahutku dengan nada malas
“ Hanya segitu saja Rea? Tidak ingin menjelaskan alasan kamu pindah “ saran pak guru yang buatku muak banget ngapain pakai basa basi kayak gitu ga jelas banget.
“ Baik pak. Mohon kerja samanya “ jawabku yang masih dengan nada sinis namun membuat guruku menatap tidak enak karena jawabanku.
Setelah sesi perkenalan selesai aku mulai mencari tempat duduk kosong ternyata disamping sosok pria yang tengah tertidur , apa boleh buat.
Di tengah pelajaran berlangsung tiba tiba sosok pria disampingku terbangun dan apa yang kalian lihat dia kaget setengah mati karena tiba tiba ada seorang peremuan di sampingnya.
“ Eh siapa kamu ?” tanyanya dengan nada kaget
“ Rea” jawabku yang begitu angkuh
“ anak baru nih ?”
“iya”
“ kenalin nih namaku Michael Andreas Luois panggil aja Andreas” jawabnya yang sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan. Yah kalian tau sendiri aku tipikal orang yang bodo amat dan tebak jawabanku “ ohh “,
Berharap jawabanku membuat dia akan berbalik cuek kepadaku , malah kebalikannya dia lebih doyan ngomong. Andreas tipikal orang yang humble banyak juga temannya di lingkup sekolah cuman ya gitu dia lebih memilih untuk kemana mana sendiri.
Setelah pembelajaran selesai aku berniat untuk pulang , namun hujan menerjang begitu hebat. Payung yang harus kubawa malah terlupakan. Aku berteduh dibawah halte dekat SMA sambil menunggu bus. Tiba tiba muncul sesok pria yang menjengkalkan siapa lagi kalau bukan Andreas. Bagaiamana tidak menjengkelkan sehari tadi dia selalu membuntutiku , bertanya dimana rumahku, kenapa aku pindah , mengapa aku diberi nama Rea. Bapaknya apa dia
“ Mau pulang ?” tanyanya dengan membawa payung yang sudah dia pegang
“ ngga mau nginep” ketusku
“ jangan ketus ketus dong nantik cantiknya ilang loh “
“ hm “ sahutku yang begitu cuek berharap dia hilang dari muka bumi ini. MENGGANGGU
Yah bagaiamana lagi yang namanya Andreas satu ini kekeh nungguin aku di halte bus, apaan sih nih orang, tanpa kusadari petir menyambar dengan suara yang keras sontak aku terkejut dan jatuh namun siapa sangka andreas menangkapku.
Tatapan mata itu tatapan mata khawatir nan tajam . Alasan aku terkejut aku memiliki traumatik terhadap petir dan sudah jadi phobia.
Waktu berjalan menjadi lambat dan kita masih dengan tatapan satu sama lain
Dibawah teduh hujan ini kita saling bertatap tanpa henti dan itu membuat hatiku berdetak kencang tatapan matanya yang indah membuatku lupa kalau aku kesal terhadapnya.
*
*
*
“ Rea ngapain sih kok ngelamun “ tatapnya yang melambaikan tangannya di depan mataku
Aku terkejut dan ternyata aku tengah melamun memikirkan pertama kali aku berjumpa dengannya. Tatapan yang masih sama dengan tatapan waktu itu. Oh TUHAAANNNN mengapa aku mecintai makhluk sepertinya.