Decak kagum memenuhi setiap lorong yang dilewati oleh Theo. Siswi-siswi memekik, tak kuasa menahan perasaan yang membuncah di d**a. Bertanya-tanya siapa gerangan sosok tinggi semampai, berparas setampan malaikat. Nyaris tanpa cela. Theo yang notabene sudah biasa mendapat perlakuan seperti ini, hanya cuek. Ia lanjut melangkah dengan tenang. Sebentar lagi ia akan sampai di ruang guru. Jam istirahat belum berakhir. Semoga ia sempat menyampaikan segalanya tepat sebelum bel berbunyi. "Cari siapa, Pak?" tanya seorang guru laki-laki yang sebenarnya keki akan pesona seorang Theo. Tapi ia tak mungkin mengabaikan seorang tamu, kan? "Bu Laila ada, Pak?" Theo mengulang pertanyaan yang sama, seperti yang ia ajukan pada guru tatib. "Oh, ada, Pak. Silakan-silakan. Itu, mejanya yan

