Julie berbaring malas- malasan di sofa ruang tengah. Sudah pukul sembilan lebih, dan ia hanya berdiam menerawang langit- langit di atas kepalanya. Ellis sendiri sudah berangkat pagi- pagi sekali ke minimarket, dan dia sudah memasakkan sarapan untuk Julie. Selain sarapan, Julie belum melakukan hal- hal lain yang produktif. Dua hari terakhir Julie hanya berdiam diri di rumah. Dia memang sudah resmi mengundurkan diri dari tempat Jules Vorsten, dan dia juga mendapatkan pesangon beserta gaji dalam jumlah yang begitu baik hati. Ellis pun tak pernah memaksakannya untuk segera mencari pekerjaan. “Kau bisa beristirahat dulu, kau perlu menenangkan pikiran sampai kita menemukan psikiatris yang bisa membantumu.” Kata- kata Ellis cukup menenangkan hati pada awalnya, namun prospek bertemu psikiatris te

