“Pertempuran Terakhir di Mirror Heart”

2105 Words
Langit di atas kerajaan Mirror Heart berwarna kelabu, seolah-olah alam sendiri meratapi nasib kerajaan yang tengah dilanda kekacauan. Awan gelap bergulung-gulung, menyisakan kilatan petir yang sesekali menyambar, menerangi halaman istana yang telah menjadi medan perang. Bau darah dan asap memenuhi udara, bercampur dengan jeritan prajurit dan denting pedang yang saling beradu. Di tengah kekacauan itu, Raja Vince Glory berdiri tegak, pedangnya mencerminkan cahaya redup dari langit yang muram. Matanya penuh tekad, namun di balik sorot matanya, ada bayang-bayang kepedihan— ia tahu, pertempuran ini mungkin menjadi akhir dari segalanya. Jauh di belakangnya, Scout, seorang ksatria muda berusia tujuh belas tahun, memimpin sisa-sisa pasukan kerajaan menuju pelarian. Dengan hati yang berat, ia meninggalkan raja yang telah ia anggap sebagai ayahnya sendiri. “Sudah aku duga kau akan mengorbankan nyawamu demi kami semua dan demi negeri ini,” gumam Scout dalam hati, pandangannya tertuju pada sosok Raja Vince yang kini dikelilingi musuh. Namun, di dalam dadanya, ada bara api yang tak pernah padam—tekad untuk tidak membiarkan rajanya menghadapi kematian sendirian. Scout memimpin pasukan menuju ruang rahasia di bawah lobby kerajaan, tempat sebuah kapal kecil tersembunyi di teluk rahasia. Dengan sigap, ia memerintahkan prajurit untuk menaiki kapal, sementara matanya terus melirik ke arah istana yang kini diselimuti asap dan kobaran api. “Cepat! Kita harus pergi sekarang!” serunya, namun suaranya dipenuhi keraguan. Ia tahu, meninggalkan raja berarti mengkhianati ikatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Ketika kapal akhirnya berlayar, meninggalkan tepian kerajaan yang kini dikuasai musuh, hati para prajurit dipenuhi kecemasan. Mereka memandang ke arah istana, berdoa dalam diam agar Raja Vince selamat. Beberapa di antara mereka menangis, tak mampu menahan beban kehilangan. Namun, di tengah perjalanan, sesuatu yang tak terduga terjadi. Scout tiba-tiba berdiri di tepi kapal, matanya menyala dengan tekad yang membara. Tanpa sepatah kata, ia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, api membara melesat dari tubuhnya, membentuk sosok Phoenix yang megah. Sayapnya yang berapi mengepak kuat, menerangi laut yang gelap di sekitar mereka. “Apa yang ingin kau lakukan, Scout?!” tanya salah seorang prajurit, suaranya penuh kebingungan dan ketakutan. Dengan suara yang penuh keyakinan, Scout menjawab, “Aku akan membawa raja kembali kepada kita!” Tanpa menunggu respons, ia melompat dari kapal, tubuhnya kini sepenuhnya diselimuti api Phoenix. Dengan kecepatan luar biasa, ia terbang kembali menuju kerajaan Mirror Heart, meninggalkan para prajurit yang berteriak memohon agar ia berhenti. “Scout, itu terlalu berbahaya!” seru mereka, namun suara mereka tenggelam oleh deru angin dan kobaran api. --- Di halaman istana, pertempuran telah mencapai puncaknya. Raja Vince berdiri seorang diri, dikelilingi oleh pasukan musuh yang dipimpin oleh Sir Alex Mercury, seorang pengkhianat yang pernah menjadi penasehat terpercaya raja. Wajah Sir Alex dipenuhi seringai penuh kebencian, matanya menyala dengan ambisi yang tamak. “Orang tua! Sepertinya kau sudah menyiapkan kuburanmu di kerajaan ini!” ejeknya, suaranya menggema di tengah gemuruh pertempuran. Raja Vince menatapnya dengan tatapan tajam, tak sedikit pun gentar. “Kau pikir kau sanggup, dasar penghianat?” balasnya, suaranya penuh wibawa. Ia tahu, Sir Alex adalah lawan yang berbahaya, terutama karena kemampuannya untuk berubah menjadi Mythical Beast Naga. Namun, Raja Vince bukanlah orang yang mudah menyerah. Dengan gerakan yang tenang namun penuh kekuatan, ia mengaktifkan *Rune Power Shield*, sebuah perisai magis yang melindunginya dari serangan musuh. Sir Alex, yang temperamennya mudah tersulut, memerintahkan pasukan pemanahnya untuk menyerang. “Pasukan pemanah, serang!” teriaknya. Ratusan anak panah melesat ke arah Raja Vince, mengisi langit dengan bayang-bayang kematian. Namun, saat anak-anak panah itu menghantam perisai magisnya, panahnya terpental, berserakan di tanah seperti ranting yang patah. Raja Vince melemparkan senyum mengejek, membuat amarah Sir Alex semakin memuncak. “k*****t!” umpatnya, hidungnya mengeluarkan asap pekat—tanda bahwa ia mulai kehilangan kendali atas wujud naganya. Dengan kemarahan yang membara, Sir Alex menyemburkan api dari mulutnya, gelombang panas yang mampu melelehkan batu. Api itu melesat cepat ke arah Raja Vince, namun dengan gerakan yang anggun, raja mengangkat tangan kanannya, menahan semburan api itu dengan kekuatan rune-nya. Dalam sekejap, ia menghempaskan api itu ke samping, menciptakan ledakan keras yang mengguncang halaman istana. Percikan api dan asap beterbangan, namun Raja Vince tetap berdiri tegak, tak terluka sedikit pun. “Jangan pernah bermain api, nak!” ejeknya, suaranya penuh percaya diri. Sir Alex menggeram, amarahnya kini tak terkendali. Namun, sebelum ia bisa melancarkan serangan berikutnya, seorang pria berjubah hitam melangkah maju dari barisan musuh. Hack Maximus, dikenal sebagai “Neraka Kegelapan,” adalah pembunuh berdarah dingin yang namanya ditakuti di seluruh benua. Dengan langkah yang tenang namun mematikan, ia mendekati Raja Vince, kabut gelap pekat mulai menyebar dari tubuhnya, menyelimuti medan perang dalam kegelapan yang mencekam. “Dia adalah raja yang hebat, jangan meremehkannya,” kata Hack kepada Sir Alex, suaranya dingin namun penuh perhitungan. “Perintahkan pasukanmu untuk menyerang dari jarak dekat.” Sir Alex, meski kesal, menuruti saran Hack. “Kepung dia sekarang!” teriaknya. Pasukan musuh berlari menerjang Raja Vince, pedang dan tombak mereka berkilau di bawah cahaya petir. Debu beterbangan, mengaburkan pandangan, namun Raja Vince tetap tenang. Dengan pedang di tangan, ia bergerak seperti angin, menebas musuh dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa. Dalam hitungan menit, puluhan prajurit musuh telah tumbang di kakinya. “Suatu kesalahan kalian mengelilingiku!” seru Raja Vince, senyum tipis menghiasi wajahnya. Ia melompat tinggi ke udara, berada tepat di atas kerumunan musuh. “Rune Power Shield: Sangkar Kematian!” Tiba-tiba, sebuah sangkar magis raksasa muncul, menjebak pasukan musuh di dalamnya. Pedang-pedang energi muncul dari dalam sangkar, berputar cepat dan menyayat semua yang ada di dalamnya. Darah memercik, jeritan terdengar, dan dalam sekejap, sangkar itu lenyap, meninggalkan tumpukan mayat yang berserakan. Sir Alex menggertakkan gigi, wajahnya memerah karena marah. “Membunuh tua bangka seperti dia saja kalian tidak becus!” umpatnya, melangkah turun dari kudanya. Namun, Hack menghentikannya. “Jika pasukan kita maju lagi, mereka semua akan mati,” katanya, suaranya tetap tenang. “Biarkan aku yang menghadapinya.” Hack melangkah maju, kabut kegelapan yang menyelimutinya semakin pekat. Langit di atas istana kini benar-benar gelap, seolah malam telah menelan siang. Raja Vince merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. “Dari kegelapan yang menyelubungimu, kau adalah Hack Maximus, Sang Neraka Kegelapan,” katanya, suaranya sedikit bergetar. “Suatu kejadian langka aku bisa bertarung denganmu.” Hack tersenyum sinis. “Suatu kehormatan raja paling bijaksana di dunia mengenaliku. Sayangnya, kau harus mati di tanganku.” Ia mengangkat tangannya, dan kabut kegelapan mulai menyebar, melahap segala yang disentuhnya—tanaman layu, benda-benda lenyap, bahkan mayat-mayat prajurit musuh pun menghilang tanpa jejak. “Rune of Darkness: Nightmare!” serunya. Kabut itu bergerak cepat menuju Raja Vince, dan untuk pertama kalinya, raja merasakan ketakutan yang nyata. Ia mengacungkan pedangnya, menyalurkan *Rune Power Shield* ke dalamnya. “Pedang Kebajikan!” teriaknya, menghantamkan pedangnya ke tanah. Gelombang energi cahaya melesat ke arah kabut, namun begitu menyentuh kegelapan, serangannya lenyap, seolah ditelan oleh kehampaan. Raja Vince mencoba lagi, melancarkan serangan bertubi-tubi, namun hasilnya sama—kabut Hack melahap segalanya. “Berapa kali pun kau mencoba, kau tidak akan bisa menyerangku,” kata Hack, suaranya penuh ejekan. “Serahkan nyawamu dengan tenang. Kabutku sudah lapar.” Raja Vince terpojok, keringat dingin membasahi dahinya. Ia tahu, ini mungkin akhir dari perjuangannya. Namun, tiba-tiba, langit di atas istana diterangi oleh kobaran api yang menyala-nyala. Seekor Phoenix raksasa muncul, sayapnya membakar udara di sekitarnya. Scout telah tiba. Dengan kecepatan luar biasa, ia melancarkan serangan. “Phoenix s***h!” teriaknya, mengirimkan gelombang api yang membakar barisan pasukan musuh. “Scout, apa yang kau lakukan di sini?!” teriak Raja Vince, marah namun juga cemas. “Aku menyuruhmu pergi, dasar bodoh!” Scout, kini dalam wujud setengah Phoenix, hanya tersenyum. “Maafkan hamba, Yang Mulia. Tidak ada waktu untuk menjelaskan!” Ia kembali terbang, melancarkan serangan berikutnya. “Flaming Arrow!” Panah api melesat ke arah Hack, namun seperti serangan Raja Vince, panah itu lenyap begitu menyentuh kabut kegelapan. Hack tertawa dingin. “Cukup reuni kalian! Lanjutkan di neraka!” Ia mengangkat tangannya, dan kabut kegelapan semakin pekat. “Soul Eater!” teriaknya. Kabut itu kini bergerak lebih cepat, melahap segala yang ada di jalurnya. Scout segera bertindak, mengeluarkan jurus pertahanannya. “Tameng Api!” Api berkobar mengelilingi dirinya dan Raja Vince, menghambat laju kabut untuk sementara. Raja Vince juga mengaktifkan *Rune Power Shield*, menciptakan perisai ganda di depan tameng api Scout. Namun, kekuatan kabut Hack terlalu mengerikan—ia melahap rune dan api perlahan-lahan. Mereka berdua mundur, langkah demi langkah, namun kabut itu terus mendekat. Scout melihat celah. Dengan cengkeraman kuat kaki Phoenix-nya, ia mencengkeram bahu Raja Vince dan membawanya terbang menjauh. “Kita harus lari, Yang Mulia!” kata Scout, suaranya pelan namun penuh tekad. “Kau tak semestinya datang, Scout!” keluh Raja Vince, merasa bersalah. “Aku ingin kau hidup!” Scout menatap rajanya dengan mata berkaca-kaca. “Aku tak bisa membiarkan orang yang berharga bagiku menghadapi ini seorang diri. Anda dan mendiang ratu telah memberiku kasih sayang seperti orang tua. Aku ingin melindungi Anda, orang yang paling berharga bagiku.” Raja Vince tersentuh, namun sebelum ia bisa menjawab, kabut kegelapan melaju cepat di belakang mereka. Scout mempercepat kepakan sayapnya. “Phoenix, kecepatan penuh!” teriaknya. Namun, kabut itu lebih cepat, kini hanya beberapa meter di belakang mereka. Raja Vince mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Scout, namun cengkeramannya terlalu kuat. Tiba-tiba, Scout berhenti. Dengan senyum penuh makna, ia berkata, “Yang Mulia, terima kasih untuk segalanya. Aku sangat senang menjadi bagian dari kerajaan Mirror Heart. Terima kasih atas kasih sayang yang Anda dan ratu berikan kepadaku.” Sebelum Raja Vince bisa memahami maksudnya, Scout mengayunkan tubuhnya dan melemparkan raja sekuat tenaga ke depan. Dalam sekejap, kabut kegelapan melahap Scout, menghilangkannya tanpa jejak. “SCOUT!” teriak Raja Vince, suaranya penuh kepedihan. Ia jatuh ke laut, namun sebelum menyentuh air, ia mengaktifkan *Rune Power Shield*, melindungi dirinya dari benturan. Air menyembur tinggi, dan raja tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. --- Di kerajaan Mirror Heart, kabut kegelapan Hack kembali masuk ke tubuhnya. Langit perlahan cerah, namun suasana tetap mencekam. Sir Alex, yang kini berdiri di tepi tebing bersama Hack, tampak tidak puas. “Apa orang tua itu mati?” tanyanya, alisnya terangkat. “Aku tak bisa memastikannya,” jawab Hack, mengangkat bahu. “Aku hanya merasakan Phoenix itu dilahap oleh runeku. Rune Shield milik Vince tak terdeteksi.” “Cepat cari dia!” perintah Sir Alex, wajahnya memerah. “Aku ingin melihat mayatnya!” Hack menggeleng. “Dia sudah di luar jangkauanku. Tapi yang terpenting, kau kini raja.” Ia menepuk pundak Sir Alex, yang segera tersenyum lebar. “Buahahaha! Kau benar! Bakar benderanya!” perintah Sir Alex. Pasukannya berlari ke istana, membakar bendera kerajaan Mirror Heart sebagai simbol kemenangan. Negara yang dulu damai kini jatuh ke tangan pengkhianat. --- Di kapal pelarian, para prajurit kerajaan Mirror Heart diliputi kecemasan. “Kita harus kembali! Kita tak bisa meninggalkan Scout dan raja!” seru salah seorang prajurit. Mereka sepakat memutar balik kapal, berlayar kembali ke kerajaan dengan hati penuh harap. Di tengah perjalanan, sebuah cahaya biru menyala dari laut, menarik perhatian mereka. “Itu… Rune Shield milik raja!” teriak seorang prajurit yang melihat melalui teropong. Dengan kecepatan penuh, kapal mendekat, dan sebuah sekoci diturunkan untuk menyelamatkan Raja Vince yang mengapung di laut. Mereka mencari Scout di sekitar lokasi, berteriak memanggil namanya, namun tak ada jawaban. Dengan hati berat, mereka akhirnya kembali ke kapal, membawa raja yang selamat namun terluka batin. Tiga jam kemudian, Raja Vince tersadar dari pingsannya. Ia batuk, mengeluarkan air laut dari mulutnya. “Kalian… syukurlah kalian selamat,” katanya lemah, matanya memandang para prajurit yang berkumpul di sekitarnya. “Bagaimana dengan warga?” “Warga selamat, sesuai perintah Anda,” jawab seorang prajurit. Raja menghela nafas lega, namun kesedihan kembali menyelimuti wajahnya. “Yang Mulia, di mana Scout?” tanya seorang prajurit dengan penuh harap. Raja menundukkan kepala, air mata mengalir di pipinya. “Dia telah menjadi ksatria sejati. Ia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkanku.” Suaranya pecah, dan ia mengepal tangan, menahan amarah dan penyesalan. Para prajurit terdiam, terkejut dan berduka. Mereka menundukkan kepala, berdoa untuk Scout dan para prajurit yang gugur. Di tengah debur ombak, kapal melaju menjauh dari Mirror Heart, membawa raja dan sisa-sisa harapan untuk suatu hari merebut kembali kerajaan mereka. — Epilog — Di bawah langit yang kini gelap, Raja Vince duduk di dek kapal, memandang ke arah cakrawala. Dalam hatinya, ia bersumpah untuk membalas pengorbanan Scout dan merebut kembali Mirror Heart. “Ellisa,” bisiknya, mengenang mendiang istrinya, “lindungi anak kita. Aku akan kembali, demi rakyatku, demi Scout, dan demi keadilan.” Pertempuran di Mirror Heart telah usai, namun perjuangan Raja Vince baru saja dimulai. Dengan kobaran semangat di dadanya, ia tahu, api keberanian yang ditinggalkan Scout akan terus menyala, menerangi jalan menuju kemenangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD