bc

Kisah Cinta Kita Belum Sempurna

book_age16+
2
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
family
HE
friends to lovers
arrogant
kickass heroine
heir/heiress
drama
tragedy
bxg
campus
city
highschool
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Shabila mencintai teman sekolah sekaligus tetangga seberang rumahnya yang bernama Andra. Akan tetapi perasaannya itu tidak pernah ditanggapi sekalipun oleh Andra. Andra justru sangat membenci Shabila, apapun yang dilakukan gadis itu selalu mendapatkan u*****n dari Andra. Kesal dengan tingkah Shabila yang selalu menempel kepadanya, pada suatu kesempatan Andra mencoba mengerjai gadis itu agar memberi pelajaran untuknya. Namun, hari itu adalah hari yang membuat hidup Andra begitu berubah. Pria yang dulunya memang itit bicara dan tersenyum berubah menjadi pria yang begitu dingin tak tersentuh.

"Shabila, kisah cinta kita belum sempurna,"lirih Andra memandangi rumah Shabila gadis yang tinggal dahulunya di seberang rumah Andra.

Andra kembali mengunjungi kompleks perumahan yang mempertemukan dia dan gadis bernama Shabila. Beberapa tahun tidak pulang,rumah itu sudah kosong dan tidak terawat lagi.

chap-preview
Free preview
Prolog & Bab 1
Prolog Ketika cinta dan perhatian tidak pernah terbalas. Ketika semua pengorbanan tidak pernah dihargai. Shabila mencintai pria yang bernama Andra. Waktu remajanya ( SMA) dia habiskan untuk memperjuangkan perasaannya kepada Andra. Walau Shabila tahu, u*****n dan perlakuan kasar yang selalu diterima dari pria itu, pria yang tinggal di seberang rumahnya. *** Andra yang membenci Shabila, karena gadis itu senang menguntitnya. Bukannya bertambah cinta atas hal yang dilakukan Shabila, tapi kebencian yang semakin besar terhadap gadis itu. Sampai kepada puncak kesabaran Andra, pria itu berencana mengerjai Shabila. Suatu rencana yang menurut Andra akan membuat Shabila berhenti mengganggu nya. Rencana yang akhirnya membuat Andra menyesali perbuatannya seumur hidup. Rencana yang membuatnya merasa bersalah kepada Shabila di sisa hidupnya. Rencana yang membuatnya tidak bisa lagi meminta maaf atas tindakannya kepada Shabila. Satu kata yang selalu diingat oleh Andra ketika dia bertemu Shabila di dalam mimpinya. "Andra bangunlah! Jika kamu bangun nanti, jangan pernah menanyakan keberadaanku dan jangan pernah mencariku." **** BAB 1 "Andra tunggu!"teriak Shabila yang mencoba mengejarnya. Tanpa memperdulikan teriakan Shabila, pria itu semakin cepat melangkahkan kakinya yang panjang itu. Lalu, Andra sengaja memasang headphone agar suara Shabila tidak masuk ke gendang telinganya. Andra tidak suka mendengar suara gadis tersebut, baginya suara Shabila dapat menghancurkan moodnya sepanjang hari. Terlebih lagi ini masih pagi dan mereka akan berangkat ke sekolah. "Jalanmu cepat sekali, "ucap Shabila ngos ngosan sambil berlari lari kecil. Dia tidak pernah patah semangat, walau kejadian seperti ini selalu berulang setiap paginya, dan sudah berlaku sejak tiga tahun lamanya, sejak mereka di kelas satu SMA. Andra dan Shabila pertama kali bertemu tiga tahun yang lalu. Saat keluarga Andra memutuskan pindah di kompleks perumahan Shabila. Kebetulan sekali rumah Andra berdiri tepat di seberang rumah Shabila. Sejak pertama kali bertemu dengan Andra, Shabila langsung menaruh hati kepada pria itu. Ibarat cerita dalam n****+, jatuh cinta pada pandangan pertama. Seperti itulah yang gadis itu pikirkan. Dulunya Andra tersenyum ramah kepada Shabila, berbicara juga sangat lembut dan masih berhubungan baik dengan dirinya. Tapi seiring berjalannya waktu, wajah ramah Andra berubah menjadi tidak suka apabila mereka saling bertemu. "Jangan tinggalkan aku, Andra! Kan, sekolah kita sama, bahkan kelas kita juga sama. Kita juga tidak akan terlambat,"ucap Shabila napasnya terdengar pendek- pendek. Andra tidak mendengarkan apa pun, karena volume penuh musik yang di dengarnya. Shabila mencebikan bibir, tapi kakinya berusaha menyamakan langkah dengan Andra. Setengah perjalanan mereka, ada sebuah mobil mendekati Andra dan Shabila. "Andra! Shabila!"seru suara perempuan dari dalam mobil. Langkah mereka terhenti, Andra melepaskan headphone yang melekat di kedua telinganya. Sedikit senyuman nampak di bibir Andra ketika melihat siapa yang berada di dalam mobil. " Nadira,"ucap mereka bersamaan. "Ayo! Kita ke sekolah bersama!"seru Nadira mengajak keduanya. Andra tanpa pikir panjang menerima ajakan dari Nadira. Dia langsung melepaskan headset dan melangkah cepat ke arah mobil Nadira. Sedangkan Shabila diam di tempatnya, bibir gadis itu mengerucut tidak suka. Shabila menyipitkan mata menatap ke arah keduanya. Terlebih kepada Andra yang tanpa basa basi menerima tawaran Nadira. " Aku tidak ikut, aku jalan kaki saja. Lagipula masih banyak waktu dan tidak akan terlambat,"ucap Shabila menolak ajakan Nadira. "Oh baiklah! Kami berangkat dulu!"seru Nadira cepat. Nadira tidak berpikir dua kali untuk mencoba menawarkan tumpangan kepada Shabila. Sedangkan Shabila tahu Nadira hanya berbasa-basi saja dengannya. Dia tidak berniat memberi Shabila tumpangan. Andra lah yang paling diutamakan oleh Nadira, karena gadis itu juga menyukai Andra. Selain tidak suka dengan drama Nadira yang ingin terlihat baik di depan Andra. Shabila berencana membelikan sarapan pagi untuk Andra. Sepanjang jalan menuju ke sekolah mereka, ada satu kedai kaki lima yang menjual beraneka sarapan. Mulai dari lontong sayur, nasi uduk dan bubur ayam, Andra sangat menyukai lontong sayur gulai pakis di sana. Gadis itu menatap mobil Nadira yang sudah mulai menjauh, Andra pasti dengan senang hati menerima tawaran Nadira. Dia hanya ingin menghindari Shabila yang selalu berada di sampingnya. Walau kecewa dengan sikap Andra, Shabila berjalan menuju ke sekolah mereka dengan perasaan ceria. Dia sudah sering ditinggal Andra, jadi tidak perlu bersedih lagi. Baginya sikap Andra yang seperti itu adalah makanan sehari harinya. *** "Ini lontong sayur kesukaan mu," Kata Shabila meletakan sebungkus lontong sayur dengan bakwan sayur di atas meja Andra. Pria itu hanya menatap sekilas lalu membuang muka. "Tidak ada racun di dalam lontong nya, Andra! Aku tidak akan mungkin menyakiti pria yang aku sukai,"ucap Shabila dengan nada bercanda. Andra mengambil plastik tersebut lalu menyerahkan uang sepuluh ribu kepada Shabila. Sejujurnya, gadis itu selalu menolak tapi daripada tidak diterima terpaksa Shabila mengambil p********n dari Andra. Shabila duduk di tempat duduknya, lalu membuka dompet kecil yang khusus untuk menyimpan uang dari Andra. "Besok-besok nggak usah beliin lagi apa pun untuk Andra!"seru Riri teman satu meja Shabila. " Dia sudah mual makan pemberian lu!"lanjut Riri ikut prihatin kepada Shabila. Shabila menggeleng sambil tersenyum tulus. "Dia suka itu, dia menerima saja aku ikut bahagia." "Sudah hampir tiga tahun lu digituin oleh Andra. Lu nggak bosan Shal?"tanya Riri untuk kesekian kalinya. Lagi-lagi Shabila tersenyum dengan manis. " Nggak! Nanti makin lama dia makin luluh,"ucapnya cengengesan. Riri hanya menepuk jidatnya menyerah melihat temannya itu dimabuk Asmara. Namun tidak kunjung mendapatkan balasan hatinya. *** "Yah! Kenapa pula dia bisa satu kelompok dengan kita?" tanya Nadira berbisik kepada Ingrid teman satu gengnya. Saat pembelajaran matematika, guru yang bersangkutan membagi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima orang, Shabila berbeda kelompok dengan Riri. Shabila satu kelompok dengan Nadira, Inggrid, Andra dan Erik. Keempat temannya ini termasuk pintar, jauh berbeda dengan dirinya. Jika ada ranking maka Shabila akan menempati urutan terakhir. Terlihat jelas semua teman sekelompok Shabila tidak menyukai keberadaannya. Selain murid yang tidak terlalu pintar, gadis itu hanya punya satu teman yang ingin berteman dengannya yaitu Riri. Shabila sering mendapatkan perlakuan buruk dari teman sekelasnya, hanya Riri yang begitu baik kepada Shabila. Saat tes diberikan, semua berdiskusi bersama hanya dia yang tidak diajak. Namun, Shabila tetap memperhatikan ketika teman-temannya itu menerangkan. "Aku masih belum paham,"ujarnya jujur. " Memangnya ada pelajaran yang kamu pahami!"ejek Inggrid membuat Shabila menundukkan kepala. Matematika memang menjadi pelajaran yang paling tidak disukainya. Setiap Andra memberi penjelasan dan setiap Shabila ingin bertanya selalu disela oleh Inggrid dan Nadira. Bahkan terkadang Erik juga ikut-ikutan menyudutkannya. Sampai bel istirahat berbunyi tidak satupun soal yang dimengerti oleh Shabila. Mereka langsuang berdiri meninggalkan Shabila yang masih kebingungan. Tidak ada yang mengajak gadis itu berbicara seorang pun. Shabila melihat ke sekeliling kelas yang mulai kosong. Tidak ada satupun yang ingin mengajaknya untuk keluar bersama. Riri walau baik kepada Shabila, gadis itu mempunyai sahabat di kelas yang berbeda. Riri akan selalu mengajak Shabila untuk istirahat bersama, tapi selalu ditolak karena dia tidak mengenal teman-teman Riri yang berbeda kelas dari mereka. Shabila mengambil bekal yang telah disediakan oleh neneknya tadi pagi. Gadis itu makan sendirian di dalam kelas, untuk menelan satu suapan, sulit untuk Shabila. Dia menangis dalam kesendiriannya yang setiap hari dia lalui. "Jangan menangis Shabila"ucapnya menyemangati dirinya sendiri. "Kamu sudah sering seperti ini, sedikit lagi juga akan tamat dari sekolah. Nantinya kamu pasti akan mempunyai banyak teman yang menyayangimu." Shabila tidak henti-hentinya menghapus air mata yang terkadang sudah jatuh ke atas bekal makan siangnya. Hari ini, nenek Shabila memaksakan bihun goreng seafood, dengan sebuah apel merah. Karena nenek Shabila tahu jika dirinya jarang pergi ke kantin. Bukan tidak mempunyai uang jajan, tapi dia tidak terlalu suka dengan keramaian. Setelah selesai makan gadis itu menuju perpustakaan dengan membawa alat tulis. Sampai di sana Shabila memilih tempat duduk yang cukup tersembunyi. Dia akan berusaha mengerjakan soal yang diberikan guru matematikanya tadi. Dia tidak ingin menjadi beban kelompok. Saat sedang sibuk membaca buku paket, Shabila dikejutkan dengan suara seorang pria yang duduk di dekatnya. "Bagian mana yang tidak kamu mengerti? "

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Mate and Brother's Betrayal

read
614.9K
bc

The Pack's Doctor

read
258.8K
bc

The Triplets' Fighter Luna

read
249.9K
bc

Claimed by my Brother’s Best Friends

read
302.2K
bc

Her Triplet Alphas

read
7.0M
bc

La traición de mi compañero destinado y mi hermano

read
202.3K
bc

Ex-Fiancé's Regret Upon Discovering I'm a Billionaire

read
178.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook