bc

Bayangan yang menginginkanmu

book_age18+
2
FOLLOW
1K
READ
revenge
dark
love-triangle
HE
second chance
friends to lovers
arranged marriage
badboy
heir/heiress
sweet
lighthearted
kicking
city
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

Kaluna mencintai Aldo dengan kegilaan yang tak terbendung, hingga ia berhasil memaksanya bertunangan dengannya. Namun, bagi Aldo, Kaluna adalah belenggu yang ingin ia lepaskan.sesuatu yang ia benci, meski kehadirannya sudah menjadi kebiasaan.

Saat Kaluna pindah ke rumah keluarga Aldo, Eric.kembaran Aldo yang selalu berada di bayang-bayangnya.melihat kesempatan. Berbeda dengan Aldo, Eric benar-benar mencintai Kaluna dan mencoba menunjukkan bahwa cinta tidak harus menyakitkan.

Namun, apakah Kaluna bisa melihat ketulusan itu? Atau justru semakin tenggelam dalam obsesinya pada pria yang tak pernah menginginkannya? Sementara itu, Aldo mulai terusik.bukan karena ia mencintai Kaluna, tapi karena ia tak rela melihatnya berpaling.

chap-preview
Free preview
KALUNA
Kaluna terobsesi dengan Aldo sejak lama. Baginya, Aldo adalah segalanya. tulang punggung kehidupannya, napasnya, dan pusat dunianya. Ia mencintai Aldo dengan kegilaan yang tidak bisa dipahami orang lain. Karena kegigihannya, ia berhasil memaksa pertunangan dengan Aldo, meskipun pria itu tidak pernah sedikit pun memiliki perasaan padanya. Sebaliknya, Aldo membenci Kaluna. Baginya, wanita itu adalah belenggu yang terus menghantuinya. Namun, semakin lama, ia terbiasa dengan kehadiran Kaluna di hidupnya, meskipun hatinya tetap penuh kebencian. Setiap kali melihatnya, yang ia rasakan hanyalah penolakan, tapi di saat yang sama, ada ketergantungan yang ia sendiri tidak sadari. Saat Kaluna pindah ke rumah keluarga Aldo setelah pertunangan mereka, Eric.kembaran Aldo yang selalu berada di bayang-bayangnya. melihat ini sebagai kesempatan. Tidak seperti Aldo, Eric benar-benar menyukai Kaluna. Ia melihat sesuatu yang indah dalam kegilaan Kaluna, sesuatu yang Aldo selalu abaikan. Eric mulai mendekati Kaluna dengan cara yang lembut, mencoba menariknya keluar dari obsesinya pada Aldo. Ia menunjukkan perhatian yang Aldo tidak pernah berikan, menawarkan cinta yang lebih tulus dan bebas dari kebencian. Namun, Kaluna tetap buta. Ia hanya ingin Aldo. Di sisi lain, Aldo mulai merasakan sesuatu yang mengganggu dalam dirinya. Saat Eric semakin dekat dengan Kaluna, ia mulai merasa terusik. Ia tidak mencintai Kaluna, tapi ia juga tidak rela Kaluna memilih orang lain.terutama Eric. Apakah ini hanya kebiasaan atau ada sesuatu yang lebih dalam dari itu? Dan apakah Kaluna bisa melihat bahwa cinta sejati mungkin bukan berada pada orang yang ia obsesikan, tetapi pada orang yang diam-diam mencintainya dengan tulus? °°° SMA adalah masa yang penuh dengan kenangan bagi kebanyakan orang. Tapi nggak bagi Aldo. Buat dia, SMA adalah masa di mana dia pertama kali ketemu sama belenggu hidupnya, yaitu gadis bersama Kaluna. "Aldooo!" Suara itu. Suara yang bisa dikenali Aldo bahkan di tengah keramaian sekalipun. Suara yang selalu muncul di saat-saat paling nggak diinginkannya. Aldo ngelirik sekilas sebelum akhirnya menghela napas dan berbalik. Benar aja, Kaluna lagi lari ke arahnya dengan senyum lebar. Wajahnya penuh luka kecil akibat perkelahian entah di mana. Seragamnya berantakan, kancing atas kebuka, dasi cuma digantung di leher. Cewek itu nggak pernah keliatan rapi, nggak pernah keliatan lembut kayak cewek-cewek lain di sekolah. "Apa lagi?" Aldo nanya malas. Kaluna ketawa kecil dan enteng aja ngerangkul bahunya. "Apa sih, ketus banget? Gue cuma mau ngajak lo bolos bareng." Aldo langsung nepis tangannya. "Bolos aja sendiri. Jangan ganggu gue." Kaluna ngerucutin bibir. "Lo tuh beneran bosenin, tau nggak? Hidup isinya belajar, belajar, belajar. Se jadi bad boy kek." "Gue nggak tertarik jadi kayak lo," balas Aldo datar. Kaluna nyengir, matanya berbinar seolah baru nemu tantangan baru. "Kalau gitu, gue bakal bikin lo tertarik." Aldo nggak jawab. Dia udah terlalu terbiasa sama omongan Kaluna yang selalu berisi janji-janji aneh tentang gimana cewek itu bakal 'ngubah hidupnya' atau 'bikin segalanya lebih seru'. Dia tahu itu cuma alasan Kaluna buat terus nempel padanya. Tapi meskipun dia benci ngakuin, Kaluna memang selalu berhasil nemuin cara buat bikin hidupnya lebih... berisik. Suatu hari, Aldo lagi duduk di perpustakaan pas seseorang narik kursi di depannya dengan kasar. Dia nggak perlu ngangkat kepala buat tahu siapa itu. "Kenapa lo di sini? Lo kan nggak pernah suka tempat sunyi," kata Aldo tanpa noleh. "Siapa bilang gue nggak suka?" Kaluna jawab santai. "Gue suka banget perpustakaan. Banyak buku, tempatnya nyaman... dan yang paling penting, ada lo di sini." Aldo mendesah dan akhirnya nutup bukunya. "Lo beneran nggak punya hidup, ya?" Kaluna nyengir. "Punya kok. Dan hidup gue isinya lo." "Jangan bercanda, Kaluna." "Gue serius." Kaluna nyenderin dagunya di atas meja, matanya tajam ngelihatin Aldo. "Gue suka lo, Aldo. Lo udah tahu itu dari dulu." Aldo ngebales tatapannya dengan ekspresi dingin. "Dan gue juga udah bilang dari dulu, gue nggak tertarik sama lo." Kaluna ketawa kecil, seolah kata-kata itu nggak ada artinya. "Kita lihat nanti." Aldo geleng pelan. Dia tahu kalau sama Kaluna, kata "nggak" bukanlah akhir dari segalanya. Buat cewek itu, penolakan cuma tantangan yang harus ditaklukin. ••• Beberapa minggu kemudian, Aldo lagi jalan pulang pas dia denger suara gaduh di gang dekat sekolah. "Lo kira gue takut, hah?" suara Kaluna kedengeran penuh amarah. Aldo mendekat, dan apa yang dia lihat udah bisa ditebak. Kaluna dikepung tiga cowok yang tampangnya nggak asing. Dari seragam mereka yang berantakan dan cara mereka ketawa, jelas mereka bukan anak baik-baik. "Jangan sok jago, lo jadi cewek!" salah satu dari mereka dorong bahu Kaluna. Aldo ngelus d**a. "Astaga, dia lagi..." gumamnya sebelum akhirnya jalan mendekat. "Kaluna," panggilnya dengan suara datar. Kaluna noleh dan langsung nyengir. "Aldo! Pas banget, bantuin gue hajar mereka!" Aldo mendesah. "Kenapa lo selalu cari masalah?" Salah satu cowok itu ngeliatin Aldo dengan tatapan menantang. "Lo kenal cewek ini?" "Sayangnya, iya," jawab Aldo malas. Orang itu ketawa pendek. "Kalau gitu, lo juga harus tanggung jawab. Cewek lo udah bikin ribut." "Dia bukan cewek gue," Aldo langsung nyela. Kaluna muter matanya. "Belum aja." Aldo sebenernya nggak mau ikut campur, tapi liat Kaluna yang udah siap ngehajar mereka sendirian, dia tahu kalau cewek itu nggak bakal mundur. "Dengar, gue nggak tahu apa masalah kalian, tapi gue nggak mau buang waktu buat ini," kata Aldo dingin. "Tapi gue mau," Kaluna nyengir dan langsung ngelayangin pukulan. Setelah keributan itu berakhir, dengan Kaluna penuh luka tapi tetep ketawa dan Aldo yang nyeret dia keluar dari gang dan natapnya tajam. "Lo kenapa sih selalu bikin masalah?" Kaluna senyum lebar, wajahnya penuh memar tapi matanya berbinar. "Karena hidup itu membosankan kalau nggak ada masalah, Aldo." Aldo mijit pelipisnya. "Lo bener-bener... Ugh, terserah." "Terserah buat apa?" Kaluna nyodorin wajahnya lebih dekat. "Terserah buat gue tetep nempel sama lo?" Aldo nggak jawab. Dia udah lelah ngelawan. Kaluna adalah badai yang nggak bisa dihentikan, dan dia cuma orang yang kejebak di tengah-tengahnya. Satu tahun berlalu, tapi satu hal tidak pernah berubah, Kaluna tetap mengejarnya, dan Aldo tetap menghindar

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
291.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
151.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
165.7K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
211.7K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
225.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook