“Wowowo, kau tampak tergesa, apa yang terjadi?” Dia menghentikan tarikan tanganku dan mengajukan pertanyaan itu, tampaknya ia begitu penasaran dengan apa yang kualami atau apa yang membuatku bergelagat seperti ini. Oh ayolah, jangan banyak bicara.
Aku menggeleng, untuk saat ini aku tak ingin banyak berbicara, jauh lebih baik jika dia melihatnya secara langsung agar dapat mengetahui kejadian yang sebenarnya.
“Ceritanya nanti saja, pokoknya ayo ikut dulu.”
“Sepertinya aku mengenal jaketmu. Itu ....”
“Cih, mau ikut atau tidak?!” Langsung saja kusela ucapannya, aku tak akan terkejut jika dia mengenali pakaian yang dikenakan oleh Meghan dan teman-temannya, keempat orang ini sangat populer, menonjol dan sering berinteraksi dengan Xendar.
“Oke, tapi katakan dulu apa yang terjadi, kau tampak sangat tergesa.” Pria ini, dia benar-benar menyebalkan. Aku menatapnya dengan tak sabaran.
“Lihat saja nanti. Pokoknya ikuti aku sekarang juga.” Maka aku segera saja pergi tanpa menariknya lagi.
“Oke, aku tak akan bertanya lagi.”
Setelah mengatakan itu, Xendar benar-benar tak bicara, ia juga berlari kecil mengikutiku. Saat aku berlari meninggalkan toilet, aku merasa jika jaraknya cukup dekat, tapi ketika aku kembali, entah mengapa rasanya jadi sangat jauh. Oh dan aku benar-benar luar biasa lelah, harusnya aku tak berlarian setelah kerasukan dan membersihkan toilet wanita.
“Ely, kau tampak kelelahan, jangan memaksakan diri berlari.”
“Aku baik-baik saja.”
“Aku jadi benar-benar penasaran mengenai apa yang sebegitu pentingnya sampai kau mengabaikan keadaan tubuhmu.” Ia berucap penuh tanda tanya, tentu aku tak ingin menjawab pertanyaan itu.
Setelah menyusuri jarak beberapa puluh meterーyang rasanya puluhan kilometer, pada akhirnya aku berhasil tiba di depan pintu masuk toilet wanita. Aku berhenti dengan napas yang terengah-engah, ini benar-benar melelahkan.
“Emm, sebelumnya memang aku bilang jika aku tak akan bertanya. Tapi Ely, apa ini? Kenapa kita berhenti di depan toilet wanita?” tanyanya agak ragu-ragu dan mungkin dia merasa bingung dengan apa yang kulakukan. Huh, dengan keadaanku yang lelah dan lemas, berlari itu adalah sesuatu yang sangat teramat sangat melelahkan.
“Di dalam ada kecelakaan, kau harus membantu.” Aku memberi jawaban yang langsung pada intinya. Tapi ekspresinya masih biasa saja, tampak sama sekali tak terkejut. Apa dia menganggap jika aku sedang melakukan lelucon padanya? Oh, yang benar saja.
“Siapa? Siapa yang celaka?” tanyanya setengah penasaran.
“Lihat saja sendiri.” Aku hendak mendorongnya, tapi dia segera angkat tangan memberi tanda jika aku harus berhenti terlebih dulu. Maka kuurungkan niat saat itu juga.
“Oke, oke. Akan kulakukan. Tapi sebelumnya, emm ... Ely, kau sangat pucat. Sebaiknya aku mengantarmu ke rumah sakit, keadaanmu tampak tak baik.” Xendar tampak mengkhawatirkan keadaanku. Apakah wajahku seburuk itu? Aku tahu jika aku baru saja kerasukan, kekurangan darah dan baru saja beres-beres sebelum berlari, tapi apa sejelas itu?
Aku ingin memarahinya karena perhatiannya itu, tapi tak mungkin kulakukan saat ini, maka aku segera menggelengkan kepalaku lalu berusaha memaksaknya. “Aku baik-baik saja. Pokoknya lihat ke dalam sana.” Segera saja kudorong tubuhnya agar masuk ke dalam toilet wanita. “Aku serius, mereka memerlukan bantuan sesegera mungkin.”
“Baiklah, aku harap ini bukan lelucon atau candaanmu.” Karena ia mengatakan itu, segera saja hentikan doronganku. Maka saat Xendar membuka pintu, aku segera melarikan diri saat itu juga. Aku tak mau dia mengajukan terlalu banyak pertanyaan padaku, hal inilah yang terbaik harus kulakukan.
“Aaaaahhhh ...!” Kudengar dia memekik cukup keras, sepertinya pria itu kaget dengan apa yang matanya lihat. Aku juga akan seperti itu juga jika berada dalam posisinya.
“Astaga! Meghan dan ... kalian. Ini ... Ini! Ya ampun aku tak percaya ini.”
“Ely, hei, kenapa lari? Apa yang terjadi pada mereka?!” Dia mengajukan pertanyaan sambil berteriak padaku.
“Aku tak tahu!” Aku berteriak membalas, tak peduli apakah dia mendengarnya atau tidak. Terserah, aku tak peduli lagi. Aku sangat lelah dan butuh asupan nutrisi untuk mengganti energi yang hilang.
Oh iya, aku lupa dengan barang-barangku. Tadi Meghan dan teman-temannya membawaku paksa sampai aku tak sempat merapikan barang-barangku. Maka mau tak mau aku harus kembali ke kelas yang harusnya masih berada dalam keadaan yang kosong.
Dengan langkah yang cepat, aku segera memasuki kelas terakhirku. Dan di sanalah barang-barangku berada, berserakan di lantai akibat kejadian tadi, Meghan dan teman-temannya menyeretku paksa sehingga ini terjadi.
“Huh, kuharap Xendar tak mengejarku.” Aku bergumam pelan, setelah tiba di sana aku langsung mengemasi semua barang ke dalam tas, kulakukan secepat yang kubisa sebelum aku melarikan diri dari bangunan ini. Aku tak mau sampai masalah Meghan malah menghalangiku.
Ketika aku meninggalkan kelas, di sebuah lorong aku tak sengaja melihat beberapa pria sedang berlari menuju ke arah toilet perempuan, sepertinya Xendar meminta bantuan pada teman-temannya. Baguslah, sepertinya mereka berempat sudah diatasi. Kulanjutkan langkah kakiku sampai meninggalkan bangunan tempat aku menempuh pendidikan.
“Jika dipikir-pikir, Xendar sepertinya memang hendak pergi ke arah toilet wanita. Dia tampak tergesa sebelum melihatku. Ah, apa pentingnya itu? Aku tak perlu memikirkannya.”
Di trotoar jalan, aku menghentikan langkahku, jujur saja kepalaku sangat pusing dan badanku sangat lemah, uh aku memerlukan darah. Selain karena aku kekurangan darah, kerasukan itu rasanya sangat melelahkan, selain itu, aku sudah banyak bekerja dan lari-lari. Aku benar-benar salut dengan keadaan tubuhku yang sekarang, seharusnya aku sudah pingsan sejak lama, tapi sampai sekarang aku masih sanggup berjalan.
Kuayunkan kakiku seadanya sehingga aku berjalan lunglai, ini hari yang melelahkan aku perlu menenangkan diri, untuk semuanya. Aku benar-benar ingin tidur.
Keadaan cukup sepi, jalanan ini memang tak memiliki terlalu banyak kendaraan, seperti biasanya. Kurasakan angin tenang berembus menerpa badanku yang gerah, ya aku merasa gerah, setelah lari-lari seperti ini dengan mengenakan jaket yang ternyata rasanya lembut dan hangat.
Aku baru sadar jika jaket ini berbahan bahan yang khusus dan dibuat oleh desainer, sepertinya harga jaket ini saja pastilah mahal, mungkin setara biaya hidupku selama setengah tahun, bisa saja sampai setahun. Dia benar-benar orang kaya.
Saat memikirkan tentang jaket ini, sayup-sayup kudengar suara kegaduhan dari daerah pepohonan di sekitar sisi jalan ini. Hal itu sontak membuatku teringat lagi akan para fey, tak ingin mendapat masalah yang sama seperti kemarin, segera saja aku melangkah dengan buru-buru. Aku ingin pergi sejauh mungkin dari sumber kegaduhan yang terjadi.
Yang jadi pertanyaannya, aku harus lari ke mana? Tak mungkin aku pergi ke halte yang sama, itu bisa saja mengulang kejadian yang kemarin kualami. Tapi jika aku pergi ke halte berikutnya, aku harus berjalan sejauh beberapa mil lagi.
Jelas aku tak akan mampu melakukannya, aku hampir pingsan sekarang, rasanya aku tak memiliki tenaga lebih yang tersisa. Jika aku tak memaksakan diri, mungkin saja sekarang aku tak bisa berada di sini.
Dikarenakan aku tak memiliki pilihan lain, maka mau tak mau aku harus pergi ke halte lagi. Ah, semoga saja tidak ada kejadian gila lagi yang menimpaku. Sudah cukup tadi aku kerasukan. Jangan sampai ada lagi yang membuat hariku menjadi lebih buruk.
***