Rumah Baru

1002 Words
Tidak butuh waktu lama bagi pak abdullah untuk menyelesaikan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mengadopsi nuri. hanya satu minggu saja semua berkas telah rampung. "Nak, hari ini ayah akan ke panti untuk menjemput nuri, apakah kamu bisa ikut?" "Maaf ayah, razi tidak bisa ikut karena ada urusan di sekolah yang mengharuskan razi ada di sana. tapi razi sangat menantikan kehadiran princess kecil di rumah kita." razi mengatakan sambil tersenyum kepada ayahnya. Saat ini razi menduduki kelas dua belas di salah satu sekolah agama di Jawa. ia juga dipercaya sebagai salah satu pemimpin organisasi kegiatan siswa. terkadang hal tersebut membuat ia sangat sibuk dan sewaktu-waktu susah untuk ditemui. "Ayah paham. semangat terus sekolahnya karena sebentar lagi akan menjadi abang untuk princess kecil kita. ayah pamit duluan ya!" "Iya ayah." razi pun mencium tangan pak abdullah dengan penuh takzim. Ia pun segera berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah razi terlihat sangat gelisah. cemas, namun juga bahagia. ia terlihat melihat-lihat hp sambil membaca tips bagaimana cara agar menjadi abang yang baik. sesekali ia juga menantikan telpon yang masuk. apakah ayahnya sudah berada di panti dan berhasil membawa sang princess ke rumah mereka. atau ayahnya belum berada di rumah. pertanyaan beruntun tersebut memenuhi kepalanya. beruntungnya setelah tiga jam kemudian ada panggilan masuk dari ayahnya. buru-buru ia menganggat panggilan tersebut. "Halo ayah, bagaimana? apakah ayah berhasil membawanya? apakah kalian sudah di rumah?" "Hahaha, assalamu'alaikum dulu nak baru ucapkan kata lain. ayah tahu kamu nggak sabaran, tapi pertanyaannya banyak sekali sih, yang mana yang harus ayah jawab dulu?" jawab pak abdul sengaja mempermain kan razi yang saat ini ia yakini pasti sudah sangat cemas. "Astaghfirullah, maaf ayah. Wa'alaikumussalam. Apakah ayah sudah pulang k rumah kita?" "Sudah." terdengar suara anak kecil menjawab pertanyaannya. dan seketika itu pula ia tersenyum lega sambil meneteskan air mata. keduanya sangat terharu baik ayah maupun anak. mereka sangat merindukan sosok anak perempuan di rumah ini. "Alhamdulillah. tunggu abang di sana ya princess sayang. nanti abang bawakan es krim vanila kesukaan kamu." "yeay, asik ada es krim vanila. ditunggu ya abang!" rupanya selama beberapa jam sebelum dibawa pulang ke rumah, nuri sudah diajari cara memanggil pak abdullah dan keluarga termasuk razi yang akan ia panggil dengan sebutan abang. Singkat cerita, tibalah waktu kepulangan razi ke rumah. tak lupa ia mampir ke salah satu kedas es krim untuk membeli es krim vanila kesukaan princessnya. ia tersenyum lega begitu selesai mendapatkan es krim sesuai janjinya tadi pada adik barunya. "Assalamu'alaikum!" ada sosok kecil yang memiliki mata yang indah, kulit putih, lesung pipi, dan ya rambut indah hitam lebat yang biasa tergerai sekarang tertutup kerudung kecil yang sangat indah. membuat sang empu yang memakainya tambah cantik dan imut. sosok itu hanya menatap tanpa menjawab salam razi atau pun bergerak dari tempat ia berdiri untuk menyambut razi. rupanya sedari tadi, pak abdullah sengaja menyuruh nuri untuk berdiri disitu dan menyambut kedatangan abang razinya. hanya saja ketika sosok yang ditunggu datang suasana menjadi canggung. maklumlah ini baru pertemuan kedua yang belum membuat akrab. "ekhmmmm!" pak abdullah berdehm sambil batuk. sambil mengisyaratkan agar razi segera menghampiri princess yang masih sangat malu dan ketakutan. Menyadari hal tersebut membuat razi paham dan langsung menghampiri princess kecilnya. Ia langsung memeluk sang adik. sambil tersenyum dan meneteskan sedikit air mata. "Selamat datang ya sayang princessnya abang. InsyaAllah abang janji akan selalu menjaga nuri dan menyayangi nuri seperti abang sayang sama diri abang sendiri. Perlahan sambil mengurai pelukannya dan menatap sang adik "ini es krimnya, dan ini rasanya enak sekali lohh princess." Seketika nuri yang tadinya canggung dan sedikit takut saat ketemu sang abang baru, seketika berbinar melihat es krim vanila tersebut. ia seolah lupa dengan kecanggungan tadi dan menjadi lebih akrab dengan terus menebar senyum ke razi sambil menyantap es krimnya. razi pun ikut tersenyum senang dan memanfaatkan peluang tersebut untuk mengobrol tipis-tipis agar menjadi semakin akrab. pak abdullah yang menyaksikan pun ikut bahagia dan meninggalkan mereka berdua biar semakin akrab. "Princess nama lengkapnya siapa?" "Namaku nuri khairunnisa abang! nama abang siapa?" "Nama abang Muhammad Ar-razi. tapi orang biasa panggil abang razi saja. nanti princess panggil abang razi saja ya" Kemudian obrolan mereka berlanjut dan pertanyaan yang ditanyakan pun seputar perkenalan mengenai apa yang disuka dan tidak disuka oleh keduanya. umur dan lain sebagainya. hingga tak terasa hampir waktu asar tiba, princess tertidur dipelukan razi. dan razi hanya menatap sang adik dengan senyuman tanpa henti. entah bagaimana mereka jadi seakrab ini dalam hitungan jam saja. ayah mereka menghampiri dan menyuruh razi untuk segera meletakkan sang adik ke kamar. kasihan razi yang sudah kelelahan dari sekolah, belum ganti baju dan juga sebentar lagi akan masuk waktu asar. razi pun membawa sang adik ke kamar setelahnya dia mengikuti sang ayah untuk sholat asar berjama'ah ke masjid. sepulangnya dari masjid ia segera menghampiri sang adik untuk melihat apakah dia sudah bangun atau belum. ternyata sang adik belum bangun. razipun ikut berbaring dan mengelus kepala sang adik sambil tersenyum. tanpa sadar dia ikut tertidur sambil memeluk sang adik. Tak terasa razi sudah tertidur sangat nyenyak tanpa mimpi buruk. ya, bisa dikatakan ini adalah tidurnya yang berkualitas setelah sekian lama. setelah kakak perempuan kembarnya meninggal dan setelah itu ibunya sering berpergian untuk menenangkan diri. Ia hanya tinggal berdua dengan sang ayah. hari-hari yang dilalui sangat sepi dan sunyi. kesepian tersebut membuatnya sering dihantui perasaan tak karuan. Marah, sedih, kecewa menjadi satu. kecelakaan itu merenggut kebahagiaan yang ada di dalam keluarga mereka. setelah itu semua berantakan. hal tersebut mempengaruhi kualitas tidurnya. ia sangat susah tidur selama ini, tidurpun hanya sebentar dan itupun tidak lepas dari mimpi buruk. alhamdulillah hari ini ia bisa tidur kurang lebih dua jam dengan nyenyak tanpa mimpi buruk dan itu dikarenakan adanya princess kecil yang masih tertidur pulas di sampingnya. dikecupnya perlahan kening sang adik dan dia pamit hendak ke kamarnya, karena sebentar lagi waktu magrib tiba. namun tangan sang adik memeluknya semakin erat dan susah sekali untuk dilepaskan. razi hanya bisa tersenyum bahagia merasakan dan melihat langsung pemandangan ini. ia berdo'a dalam hati agar Allah awetkan hubungan ini sampai kakek nenek dan sampai maut yang memisahkan mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD