bc

Lika-liku Nikah Kontrak

book_age18+
detail_authorizedAUTHORIZED
2.5K
FOLLOW
11.1K
READ
gangster
kicking
straight
male lead
realistic earth
faceslapping
harem
poor to rich
like
intro-logo
Blurb

Demi mengumpulkan uang untuk pengobatan ayahku, aku menjadi suami kontrak seorang CEO cantik.

Namun pada malam pernikahan kami, orang yang mendekap istriku di atas ranjang bukanlah aku!

Tidak lama setelahnya, aku menemukan rahasia yang sangat menakjubkan tentang istriku…

chap-preview
Free preview
Bab 1. Menikah dengan Wanita Lesbian
Pada hari wisudaku, teman sekelas yang paling dekat hubungannya dengan aku, Dilan Leonardo menemui aku dan dengan wajah menyedihkan bercerita bahwa dia baru saja dikhianati oleh kekasihnya yang bernama Vanessa Tanoto. Kekasih Dilan adalah seorang gadis dengan tampilan lugu dan menggemaskan. Keduanya sudah berpacaran selama lebih dari dua tahun dan selalu membuatku iri dan kesal karena mereka berdua gemar menebar kemesraan di depanku yang selama ini selalu menjadi pria lajang yang tidak pernah punya pacar. Kesanku pada Vanessa adalah bahwa dia orang yang benar-benar terlihat sangat polos dan bahkan memiliki kepribadian introver. Dia bahkan selalu memberiku senyuman malu-malu setiap kami bertemu. Jadi, bagaimana bisa gadis sepolos Vanessa bisa tiba-tiba selingkuh? Meskipun aku tidak percaya, aku juga tahu bahwa Dilan tidak akan membuat lelucon seperti itu. Dia mengatakan kepadaku bahwa pernah sekali ketika dia pulang, dia menemukan tanda-tanda bahwa seperti ada orang ketiga yang pernah datang ke rumah mereka. Namun, ketika dia bertanya kepada Vanessa, Vanessa menjawab dengan terbata-bata seakan sedang menutupi sesuatu dari Dilan, kekasihnya. Bukan hanya itu, Dilan juga bercerita bahwa dia pernah memergoki Vanessa turun dari sebuah mobil BMW di luar kompleks mereka tinggal. Namun, ketika Dilan bertanya pada Vanessa tentang pemilik mobil itu, Vanessa justru menyangkal bahwa yang dilihat oleh Dilan bukan dirinya. Vanessa menuduh Dilan telah salah mengenali orang lain sebagai dirinya karena ketajaman penglihatan jarak jauh Dilan mungkin sudah menurun.  Melihat betapa cemasnya Dilan, aku menghiburnya dan memintanya untuk menyelidiki masalah ini terlebih dahulu. Jika dia ternyata memang sudah salah lihat dan sudah menuduh Vanessa hanya karena salah paham, hubungan mereka berdua akan semakin sulit ke depannya. Bagaimanapun, aku percaya wanita polos dan pemalu seperti Vanessa tidak mungkin berselingkuh. Untuk menyelidiki secara menyeluruh, aku memberikan saran kepada Dilan untuk memasang kamera secara diam-diam di rumah. Aku menyarankan pada Dilan untuk kemudian mencari alasan meninggalkan rumah selama beberapa hari untuk melihat apakah dia dapat menemukan sesuatu dengan kamera tersembunyi yang sudah dipasangnya itu. Dilan juga merasa ini ide yang bagus dan segera melakukannya. Setelah diam-diam memasang kamera tersembunyi, dia berbohong kepada Vanessa bahwa dia akan pulang kampung untuk melihat orang tuanya dan akan kembali lima hari kemudian. Aku dan Dilan ada di rumah sewa milikku. Komputer milikku yang sudah dihubungkan dengan kamera tersembunyi di rumah Dilan selalu dibiarkan menyala untuk mengawasi setiap gerakan yang ada di rumahnya setiap saat. Dua hari pertama berlalu dengan tenang. Kami tidak menemukan apa pun. Aku hanya sempat melihat pemandangan Vanessa yang membuka pakaiannya di dalam kamar sebelum Dilan buru-buru menoleh padaku dan memperingatkan aku untuk tidak mengintip tubuh kekasihnya.   Aku sebagai seorang perjaka tua yang tidak memiliki hubungan romantis dengan wanita mana pun, sejujurnya selalu memiliki fantasi kotor tentang aku yang meniduri Vanessa yang lucu dan pemalu itu. Tentu saja ini hanya sebatas fantasi dan tidak pernah melakukan hal lain sejenisnya atau apa lah itu. Aku juga tahu ini adalah hal yang tidak benar dan bahkan tidak mungkin bisa terwujud. Pada hari ketiga, kami akhirnya berhasil menemukan sesuatu. Sekitar pukul 10 malam, pintu rumah Dilan terbuka dan Vanessa berjalan memasuki kamar dengan seseorang yang berjalan di belakangnya. Dengan gugup, aku dan Dilan menatap layar komputer, tetapi ketika kami melihat orang yang berjalan di belakang Vanessa, perasaan gugup kami segera mereda. Orang yang dibawa pulang oleh Vanessa ternyata seorang wanita.  Wanita itu adalah wanita dewasa yang cantik dengan wajah berbentuk hati dan bibir merah yang tampak memikat. Dia juga memiliki tubuh tinggi dan ramping yang dibalut dengan atasan berupa kemeja berwarna putih dan rok ungu. Wanita itu mengenakan sepatu hak tinggi yang setiap melangkah akan membuat buah dadanya yang penuh berguncang dan hampir meloncat keluar dari kemeja putihnya. Melihat dandanannya itu, dia sepertinya seorang wanita kantoran dengan usia sekitar tiga puluh tahun. Melihat kecantikannya yang sangat luar biasa, aku tiba-tiba tertarik karena akhirnya menemukan wanita impianku. Aku bertanya kepada Dilan, "Siapa dia?" Dilan menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku juga tidak tahu."  Aku berpikir bahwa wanita itu mungkin kakak perempuan Vanessa yang datang mengunjungi tempat tinggal adiknya. Namun, tepat ketika kami berpikir bahwa tidak ada yang akan terjadi selanjutnya, pemandangan yang sangat luar biasa tiba-tiba muncul di layar komputer. Setelah Vanessa menutup pintu, wanita dewasa itu tiba-tiba memeluknya dari belakang. Tangan putih itu terus berkeliaran di atas tubuh Vanessa sebelum merogoh ke dalam kemeja Vanessa. Tidak lama setelah itu, keduanya wanita itu berciuman dengan ganas. Melihat pemandangan itu, aku bisa merasakan bahwa bulu kuduk di sekujur tubuhku baru saja berdiri. Dilan juga tampak gemetar karena marah dengan kedua mata bersinar menyeramkan yang penuh niat membunuh.  Melihat kemarahan Dilan yang hampir meledak, aku segera mematikan layar komputer. Namun saat berikutnya, Dilan bergegas keluar dengan marah. Aku segera mengejarnya dan menghentikannya. “Jangan melakukan hal bodoh, Dilan! Tenang dulu," kataku. “Aku hanya… kenapa malah begini?” Dilan tiba-tiba berjongkok di lantai sambil memegangi rambutnya dengan kedua tangannya. Wajahnya dipenuhi rasa sakit hingga seperti akan segera menangis. Aku menghibur Dilan selama beberapa menit hingga dia akhirnya bisa tenang kembali. Setelah itu, dia mengajak aku untuk minum sampai tengah malam. Dalam kondisi mabuk, kami berdua kembali ke kamar. Dilan tersungkur di atas tempat tidur milikku dan jatuh tertidur saat itu juga. Dalam keadaan tidak sadar, Dilan terus menerus memanggil Vanessa. Aku juga sangat mabuk dan tidak memiliki tenaga lagi hingga aku hanya bisa berbaring dan tidur di sofa.  Keesokan harinya Dilan berkata dia ingin pulang. Aku melihat bahwa dia sudah tenang dan memutuskan untuk tidak menghentikan dia kali ini.  Dua hari kemudian, Dilan muncul di depanku lagi dan dengan tenang berkata, "Aku sudah putus dengan Vanessa."  Setelah Dilan dan Vanessa putus, aku ikut kehilangan kontak dengan Vanessa dan waktu berlalu dengan cepat. Ketika aku berusia 23 tahun, ayahku tidak sengaja mematahkan kakinya dan untuk melunasi biaya pengobatannya yang sebesar enam ratus juta, aku harus meminjam di mana-mana, namun hanya bisa memperoleh sepuluh juta.  Aku menemui semua kenalanku namun tidak ada yang bersedia memberiku bantuan. Ketika aku sudah putus asa dan tidak memiliki orang lain lagi untuk dihubungi, aku menelepon Vanessa.  Setelah mendengarkan kondisiku sekarang, Vanessa terdiam untuk waktu yang lama sebelum menjelaskan bahwa dia juga tidak punya uang saat ini. Namun, dia mungkin punya solusi lain untukku dan jika aku bisa memperoleh kesempatan itu, aku bisa menyelesaikan masa-masa sulitku saat ini. Aku buru-buru bertanya padanya, "Apa itu?" "Aku memiliki seorang teman wanita yang ingin segera menikah. Dia sedang mencari pria yang akan dia nikahi dengan syarat pria itu sudah lulus kuliah, jujur, dan masih perjaka," jelas Vanessa. Menurut Vanessa, jika aku berhasil mendekati wanita itu, aku akan diberikan mas kawin sebesar enam ratus juga dalam bentuk tunai. Hal yang paling penting adalah wanita itu ingin menikah secepat mungkin.  Aku menghabiskan malam di rumah sakit untuk memikirkan hal itu sepanjang malam. Keesokan harinya, aku menyembunyikan hal ini dari ayahku yang terbaring di ranjang rumah sakit dan bertemu dengan teman Vanessa dengan pertemuan yang sebelumnya sudah diatur oleh Vanessa. Saat aku melihatnya, aku benar-benar sangat terkejut. Wanita itu ternyata adalah wanita dewasa yang berhubungan homoseksual dengan Vanessa. Vanessa memperkenalkan kami. Namanya ternyata Lindy Kusnadi dan berusia tiga puluh tahun saat ini. Lindy adalah sekretaris dari Direktur Citra Group, sebuah perusahaan besar di Kota Y.  Melihat Lindy yang berpakaian profesional sebagai wanita kantoran saat ini, aku menjadi sangat gugup dan tidak bisa berkata apa-apa. Pikiranku terganggu dengan banyak hal sementara tatapan mataku tidak bisa aku tarik menjauh dari dua buah d**a penuh milik Lindy. Sementara aku terus berjuang dengan gairahku, Lindy justru tampak sangat dingin dan angkuh. Selama proses pertemuan kami, tidak ada perbincangan apa pun di antara kami hingga dia pergi lebih dulu.  Setelah aku pulang, aku benar-benar sangat kesal. Aku sudah yakin bahwa aku pasti tidak lolos kriteria menjadi suami Lindy. Namun berbanding terbalik dengan tebakanku, Vanessa justru menghubungi aku keesokan harinya dan mengatakan bahwa Lindy memutuskan akan memilih aku sebagai suaminya.  Namun Lindy mengajukan beberapa syarat. Di antaranya adalah kami akan menikah secara resmi dan berpura-pura menjadi pasangan suami-istri yang saling mencintai di depan orang luar.   Aku segera menyadari apa yang sedang terjadi. Vanessa dan Lindy adalah sepasang kekasih dan alasan mengapa Lindy meminta aku untuk menikahinya adalah untuk merahasiakan fakta bahwa dia adalah seorang lesbian. Vanessa juga perlu menyembunyikan identitasnya sebagai pasangan Lindy, jadi dia menyarankan aku untuk menikahi Lindy. Untuk menyelamatkan ayahku, aku menggigit gigi dan menyetujuinya. Keesokan harinya, 600 juta ditransfer ke rekening aku. Ayahku bertanya, "Dari mana semua uang itu berasal?" Aku berbohong dengan mengatakan, "Aku menemukan pekerjaan baru dan bosku setuju untuk membayar gajiku di awal."   Aku tidak berani memberi tahu kepada ayahku bahwa aku akan menikah dengan seorang lesbian. Kalau ayahku tahu, dia pasti marah besar kepadaku. Beberapa hari kemudian, Lindy dan aku melakukan pendaftaran pernikahan kami secara resmi dan berhasil menjadi pasangan suami istri yang sah secara hukum. Tanggal pernikahan telah ditentukan sebelumnya, dan pesta pernikahan kami sangat meriah. Banyak orang datang dengan hampir semuanya merupakan rekan kerja, teman, ataupun kerabat dekat Lindy. Pada malam pernikahan, aku minum banyak alkohol. Ketika aku melihat wanita cantik seperti Lindy, aku merasa panas di seluruh tubuh aku dan otakku tidak bisa menepis bayangan tubuhnya yang sangat seksi itu. Ketika aku tanpa sadar mengulurkan tanganku dan ingin menyentuh Lindy, dia segera menepis tanganku dengan kasar.  "Kita hanya menikah kontrak dan jika kamu tidak mengikuti aturan kontrak itu, jangan salahkan aku jika aku nanti memukulmu."  Setelah didorong keras oleh Lindy, aku lumayan tersadar dari alkohol dan tidak berani mencoba lagi. Setelahnya, Lindy memintaku untuk tidur di kamar tamu di lantai bawah dan dia tinggal di kamar besar di lantai atas sendirian. Aku berguling-guling di kamar yang asing dan mewah ini. Aku tidak bisa tidur sepanjang malam bagaimanapun kerasnya aku berusaha. Sekitar pukul dua belas malam, aku mendengar langkah kaki di luar pintu. Aku segera keluar dan melihat bahwa Lindy telah berganti pakaian formal dan tampak seperti akan pergi keluar. Dengan rasa penasaran, aku bertanya, "Kamu ingin pergi ke mana selarut ini?" "Ada sesuatu yang mendesak di perusahaan, jadi aku harus segera pergi," jawab Lindy sebelum melangkah pergi tanpa menoleh lagi.  Entah mengapa, aku tidak percaya pada ucapan Lindy tentang urusan mendesak itu. Aku dengan iseng segera berganti pakaian dan dengan diam-diam mengikuti Lindy dengan menggunakan taksi. Begitu mobil Lindy akhirnya berhenti, aku benar-benar tidak menyangka bahwa dia sungguh pergi ke kantor pusat Citra Group.  Apakah aku telah salah paham pada Lindy? Sepertinya, dia benar-benar memiliki pekerjaan mendesak di kantornya.   Aku diam-diam mengikuti Lindy ke Gedung Citra Group dan menemukan bahwa dia naik lift. Aku hanya berdiri dan menunggu hingga lift yang dia gunakan akhirnya berhenti di lantai tertinggi gedung ini, lantai 8. Setelahnya, aku menggunakan lift lain dan menyusul ke lantai tersebut. Pada saat ini, tidak ada seorang pun di lantai delapan. Aku menyusuri koridor lantai tersebut yang benar-benar sangat sunyi dan mendapati hanya ada satu ruangan dengan lampu menyala. Tepat ketika aku hendak melihat ke dalam, tiba-tiba aku mendengar suara yang membuat orang tersipu dan jantung berdebar. Jantungku sepertinya baru saja berhenti berdetak ketika aku yang berdiri di luar pintu berhasil mengintip ke bagian dalam ruangan tersebut. Ketika aku melihat pemandangan yang ada di dalam sana, aku benar-benar tercengang melihat Lindy yang sedang berada di dalam sana dan berduaan dengan seorang pria gemuk.  Pikiranku tiba-tiba kosong. Sialan! Apa istriku akan ditiduri oleh babi gemuk itu?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Menantu Dewa Naga

read
176.8K
bc

Breaking the Headline

read
23.2K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.3K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.2K
bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
145.8K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
27.8K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook