bc

My Sugardady My CEO

book_age18+
13.1K
FOLLOW
101.9K
READ
forced
CEO
drama
bxg
suger daddy
office/work place
sassy
office lady
like
intro-logo
Blurb

mohon bijak dalam memilih bacaan.

Saphira merelakan dirinya untuk meenunda menempuh pendidikan di universitas. Dia dengan giat bekerja untuk menabung uang kuliahnya. Orang tuanya juga sangat mendukung apapun pekerjaannya. Selama dia tidak melakukan hal yang buruk. Namun, malam mengerikan itu terjadi. Seorang pria yang tidak dia kenali merenggut semuanya. Kesuciannya dan harga dirinya, membuat dia merasa tidak lagi berharga. Akhirnya dia pun memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Kaisar terkejut mendapati ada seorang gadis yang terkoyak nadinya berada di kamar mandi hotel tempat dia menginap. Sisa-sisa alkohol masih membuatnya pusing. Terlebih dia mendapatkan sebuah kenyataan bahwa dia telah melakukan hal buruk pada gadis tersebut. Semua itu berawal dari pertengkarannya dengan Viona. Untuk mempertahankan citranya di masyarakat. Dia pun memaksa Saphira membuat perjanjian, agar dia tidak menuntut dan melaporkan kejadian tersebut. Tanpa dia duga, Saphira malah menolah sejumlah uang yang dia tawarkan.

Kenapa Saphira tidak mau menerima uangnya?

Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan perjanjian tersebut?

chap-preview
Free preview
Malam Petaka
Saphira Almairea, gadis berusia dua puluh tahun itu sangat semangat dalam menjalani hari-harinya. Dia mempunyai cita-cita untuk bisa bekerja di sebuah perusahaan besar. Sayangnya dia tidak mempunyai biaya yang cukup. Dia hanya seorang anak dari pemilik warung tenda. Karenanya dia memutuskan untuk bekerja dan menabung uangnya. Agar dia bisa kuliah dan bisa bekerja di kantor besar. Sudah dua tahun sejak dia lulus SMA. Dia bekerja di salah satu club malam sebagai pelayan. Orang tuanya selalu mewanti-wanti, agar dia tidak terjerumus dengan budaya malam. Malam itu begitu ramai. Saphira sampai kewalahan melayani para tamu. Sudah banyak tip yang dia kantongi. Hingga ada salah satu pengunjung yang berbuat onar. Suasana club menjadi sangat ricuh. Orang itu melempar gelas dan juga botol minuman. Para penjaga juga kewalahan menahannya. Dia bertubuh besar dan sangat kuat. Saat Saphira akan bersembunyi, dia malah ditarik oleh pria itu. Dia menyeretnya dengan paksa. “Sini kamu!” ucapnya dengan kasar. “Lepasin!” teriak Saphira. “Aku tidak akan melepaskan kamu lagi, kamu adalah milikku!” ucapnya dengan lantang. “Aku tidak mengenalmu! Tolong aku!” pinta Saphira. Tapi mereka seolah tidak berani untuk menolong Saphira dari genggaman pria itu. “Jangan ikut campur dengan masalah pribadiku!” teriaknya, saat melihat salah satu dari penjaga akan melangkah maju ke arahnya. Penjaga itu pun mundur lagi. Karena mereka mengira, Saphira memang ada hubungan dengan pria itu. Saphira masih meronta saat pria itu menarik tangannya. Dia terus berteriak dan menangis. “Lepaskan aku! Aku tidak mengenalmu! Dasar hidung belang!” teriak Saphira. “Diam! Kamu jangan mengada-ngada, kamu itu milikku!” teriaknya tak kalah keras. “Kamu yang mengada-ngada, aku tidak mengenalmu!” balas Saphira. Dia masih mencoba melepaskan genggaman pria itu dengan tangannya yang satu lagi. Tapi semuanya sia-sia, karena tenaga pria mabuk itu sangat kuat. Dia menyeret Saphira menuju lift, genggamannya begitu kuat. Hingga Saphira hanya bisa mengikuti kemana dia pergi.   Lift terbuka, dia menyeret tangan Saphira dengan sangat kuat. Hingga salah satu sepatu Saphira terlepas. Tapi tetap saja, dia tidak dapat mengambilnya. Sial sekali pikirnya. Dia kira dia bisa mendapatkan tip lebih banyak hari itu. Tapi dia malah diseret oleh seorang pria mabuk. Pria itu berhenti di depan sebuah kamar hotel. “Lepasin! Kamu salah orang!” teriak Saphira. Dia ketakutan. Karena pria itu segera mendorongnya masuk ke dalam kamar. Dia mengunci pintu dan mendorong Saphira hingga ke tempat tidur. Saphira melemparnya dengan bantal, guling, bahkan botol air mineral yang ada di samping tempat tidur. Tapi dia bisa menghindarinya. “Kalau mabuk jangan menyusahkan orang lain! Aku tidak mengenalmu!” ucap Saphira. Dia berdiri dan bersiap untuk berlari. Sayangnya pria itu berhasil menangkapnya dengan satu tangan saja. Pria itu langsung menarik baju Saphira dengan keras hingga robek. Dia mulai menciumi Saphira. Saphira berteriak sekencang mungkin. “Teriak saja, tidak akan ada yang datang menolong kamu. Kamu adalah milikku! Jangan macam-macam denganku!” ucapnya sambil tersenyum sinis.  “Kamu ini rabun apa gimana sih? Aku enggak kenal sama kamu!” ucap Saphira. Dia menampar wajah pria itu dengan keras. Pria itu mengelus bekas tamparan Saphira. Kemudian pria itu mendorong tubuh Saphira ke tempat tidur. Dia menarik paksa baju Saphira, kemudian dia melemparkannya. Membuat Saphira hanya bisa menangis dan menutup d**a dengan kedua tangannya. Malam itu adalah malam terburuk bagi Saphira. Malam itu kehormatannya telah terenggut oleh seorang pria yang tidak dia kenal. Dia memberontak, tetapi tetap saja tidak bisa melawan kekuatan pria itu. Saphira masih terjaga. Dia duduk di bawah shower sudah berjam-jam. Mengguyur tubuhnya dengan air mengalir. Mencoba membersihkan tubuhnya dari noda. Sayangnya noda yang dia maksud itu, tidak bisa dia bersihkan begitu saja. Karena noda itu terletak di dalam dirinya. Pagi sudah menjelang. Dia menangis sejadi-jadinya di dalam kamar mandi. Dia mendengar ada suara langkah kaki di luar kamar mandi. Dia ketakutan, hingga akhirnya pikiran buruk melintas di benaknya. Dia melihat ada pisau cukur di rak kamar mandi. Dia mengambilnya, dan mulai menggoreskannya di urat nadinya. Darah bercucuran dari pergelangan tangannya. Hingga akhirnya dia tidak sadarkan diri. Pria yang telah menodainya itu bernama Kaisar. Dia terbangun dari tidurnya dan merasa aneh dengan pemandangan di dalam kamar hotelnya. “Pakaian siapa ini?” ucapnya pelan, saat dia melihat ada sebuah baju perempuan robek di kamarnya. Kemudian dia hanya meninggalkan pakaian itu begitu saja. dia berjalan menuju kamar mandi. Anehnya, pintunya terkunci. Dia keheranan, akhirnya dia memutuskan untuk menelpon customer service hotel. Dia memberitahu bahwa kamar mandinya terkunci dari dalam. Dia meminta kunci kamar mandi padanya. Tidak lama petugas pun memberikan kunci itu padanya. Setelah itu, dia membuka pintu kamar mandinya. Betapa terkejutnya dia, saat melihat ada seorang gadis dengan pergelangan tangan berdarah tergeletak di lantai kamar mandi. Dia panik, kenapa bisa ada gadis di kamarnya. Kemudian dia menelepon 911. Dia lebih memikirkan keselamatan gadis itu. Hal-hal aneh lainnya bisa dia pikirkan nanti, pikirnya. Ambulans datang, banyak orang berkerumun melihat kejadian itu. “Wah pacarnya bunuh diri.” “Pacarnya galak tuh.” “Tega banget sampai buat pacarnya bunuh diri.” Kaisar mendengar berbagai macam cacian dari orang sekitar. Tapi dia tidak menghiraukannya. Dia hanya diam saja. “Aku akan menyusul dengan mobilku,” ucap Kaisar. Ada seorang dengan pakaian rapi menghampirinya. “Tuan, apa yang terjadi?” tanyanya pada Kaisar. “Nanti aku jelaskan, sekarang kamu ikuti saja ambulans itu,” jawabnya. “Baik Tuan,” jawab pria itu. Kemudian dia segera masuk ke mobil bersama dengan Kaisar. Mereka mengikuti ambulans menuju rumah sakit. Kaisar mencoba mengingat-ingat. Ada kejadian apa semalam, kenapa ada gadis di kamarnya. Tapi dia tidak bisa mengingat dengan jelas. Hanya samar-samar yang dia ingat. Dia menyeret kekasihnya ke dalam kamar. Tapi kenapa malah ada gadis itu di kamarnya. “Apa jangan-jangan,” ucap Kaisar. “Jangan-jangan apa Tuan?” tanya Romeo. “Semalam aku bersama Viona kan?” tanyanya memastikan pada Romeo. “Iya Tuan, tapi setelah kalian bertengkar. Dia pergi, Anda sendiri yang memintaku mengantarnya pulang,” jawab Romeo. “Apa?” ucapnya tidak percaya. “Apa ada masalah Tuan?” tanya Romeo. “Cepat ke rumah sakit!” ucap Kaisar. “Baik Tuan,” jawab Romeo. Dia masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Tuannya itu.   *** Suasana di rumah sakit begitu ramai. Kaisar segera menuju IGD. Dia mencari di mana gadis yang dia temukan di kamar mandinya tadi. “Maaf Pak, Anda tidak boleh masuk,” ucap seoang perawat padanya. “Saya sedang mencari seorang gadis yang pergelangan tangannya luka,” jawab Kaisar. “Ah, Anda walinya? Baik silahkan masuk, dia sudah diobati. Sebentar lagi akan dipindah ke kamar rawat inap. Kami sudah menunggu Anda dari tadi,” ucap perawat itu. “Tempatkan dia di kamar terbaik, aku yang akan mengurus semua biayanya,” jawab Kaisar. Perawat itu menunjukkan tempat Saphira terbaring. Kemudian dia meninggalkannya di sana. Kaisar duduk di samping Saphira. Dia masih tidak percaya, bahwa gadis yang semalam dia bawa ke kamar hotelnya adalah gadis lain. Gadis yang tidak tahu apa-apa, malah menjadi korban dari tindakannya. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Dia melihat gadis itu masih pucat dan belum sadar. Dia menopang kepala dengan tangan kirinya. Kemudian dia merasakan ada gerakan dari tangan gadis itu. Kaisar melihat ke Saphira dengan rasa bersalah. “Kamu sudah sadar?” “Kenapa kamu di sini?” ucap Saphira. Dia terlihat ketakutan saat melihat ada Kaisar di hadapannya. “Tenang, jangan takut,” ucap Kaisar. “Bagaimana aku bisa tenang kalau ada pria mabuk di hadapanku,” jawab Saphira. “Aku tahu, aku salah. Aku akan mempertanggungjawabkan semua perbuatanku, kamu bisa menuntut aku jika kamu mau,” ucapnya pada Saphira. “Kamu menyindirku? Kamu tahu kan kalau aku tidak punya banyak uang. Makanya kamu dengan seenaknya memperlakukan aku seperti itu,” ucap Saphira kesal. “Aku sungguh tidak bermaksud apa-apa, aku tidak tahu kamu siapa,” jawab Kaisar. “Tidak tahu aku siapa, tapi kamu menyeretku dan memperlukan aku dengan sangat buruk!” ucap Saphira. Dia menahan napasnya saat mengatakan itu. Dia merasa dadanya begitu sesak saat mengingat kejadian yang menimpanya semalam. “Maaf,” ucap Kaisar. Romeo berjalan ke arah Kaisar. “Tuan, hari ini ada meeting dengan klien baru. Satu jam lagi meetingnya kan segera di mulai,” ucap Romeo. “Tidak bisakah pertemuan itu diundur?” pinta Romeo. “Tidak bisa Tuan, mereka hanya ada di sini hari ini. Mereka datang untuk pertemuan ini, kalau ini sampai gagal. Saya takut akan berimbas pada bisnis Anda,” jawab Romeo. “Tapi, masalah di sini belum selesai,” ucap Kaisar. “Kita serahkan saja sama Liu, saya sudah menghubunginya. Dia akan segera sampai di sini,” ucap Romeo. “Baiklah, kita tunggu samapi Liu datang, kamu segera siapkan mobil,” perintahnya pad Romeo. “Lebih baik kita berangkat sekarang Tuan. Saya akan segera menyiapkan mobil. Liu akan segera sampai, Tuan tidak perlu cemas. Kamar terbaik juga sudah disiapkan untuknya,” jawab Romeo. Mendengar itu semua, Saphira hanya melengos saja. “Oke, kamu cepat siapkan mobilnya,” ucap Kaisar. “Baik Tuan,” jawab Romeo. “Siapa namamu?” tanya Kaisar. “Buat apa? Enggak penting!” jawab Saphira ketus. “Jangan keras kepala! Jawab saja! siapa namamu!” bentak Kaisar. Membuat nyali Saphira menjadi ciut. “Saphira,” jawabnya. “Saphira, tunggu aku. Selesai meeting, aku akan kembali ke sini. Jangan mencoba untuk pergi. Liu bukan orang yang akan melepaskan kamu begitu saja. Jadi bersikaplah dengan baik,” ucap Kaisar. Dia mencoba memperingatkan Saphira agar tidak kabur darinya. “Iya, bawel!” jawab Saphira kesal. Dia yang jadi korban, malah dia yang ditawan. “Aku pergi dulu,” ucap Kaisar. Dia melangkah keluar dari IGD. Kemudian dia langsung masuk ke dalam mobil. Romeo segera meluncur kencang dengan mobil itu. Saphira terkejut saat melihat ada seorang wanita seumuran Ibunya berdiri di hadapannya. “Kamu yang bersama dengan Kaisar?” tanya wanita itu. “Kaisar? Aku tidak mengenalnya,” jawab Saphira. Kemudian wanita itu mengambil ponselnya. Dia melihat sebuah foto, kemudian dia membandingkannya dengan Saphira. “Tapi ini kamu kan?” tanya wanita itu pada Saphira. Dia menunjukkan foto yang ada di ponselnya itu pada Saphira. “Iya, itu aku,” jawab Saphira. “Berarti benar, kamu yang bersama dengan Kaisar,” jawabnya. “Kaisar yang mana? Pria tua itu? Kamu juga siapa?” ucap Saphira. “Gadis nakal! Siapa yang kamu sebut pria tua? Aku Liu,” jawab Liu kesal. “Ah, rupanya dia yang dibicarakan oleh kedua orang tadi,” ucap Saphira dalam hati. Seorang perawat datang membawa kursi roda. Meminta Saphira segera turun dan duduk di sana. “Aku bisa berjalan sendiri,” jawab Saphira. “Duduk!” perintah Liu. Saphira teringat dengan ucapan Kaisar padanya. Kalau Liu bukan orang yang bisa dia perlakukan seenaknya. Maka, Saphira memilih untuk menurutinya saja. mereka membawanya ke ruang VVIP. Ruangan besar dengan segala fasilitas mewahnya.      

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

Married By Accident

read
224.1K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.7K
bc

Hubungan Terlarang

read
500.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook