Bagian 10

1072 Words
Dani segera bergegas menuju ke rumah sahabatnya. Begitu ia mendapat kabar dari mamanya Akhtar jika Akhtar pingsan, Dani langsung berangkat menuju rumah sahabatnya. Setelah beberapa menit, ia sampai di rumah Akhtar. Karena cemas, Dani langsung berlari ke depan pintu rumah Akhtar. Jika ini bukan rumahnya Akhtar, ia akan langsung masuk tanpa salam. "Assalamualaikum. Tante!!" ucap Dani. Mama Akhtar langsung menghampiri Dani dan meninggalkan pekerjaannya di dapur. Mama Akhtar segera membukakan pintu untuk Dani. "Waalaikumsalam. Dani. Silahkan masuk!" ucap mama. Dani langsung masuk ke ruang tamu rumah Akhtar. "Gimana tan keadaannya Akhtar? Dia baik-baik aja kan?" tanya Dani dengan cemas. "Akhtar baik-baik aja. Tapi-" wajah mama menunduk merasakan sedih. "Tapi apa tan?" desak Dani yang sangat penasaran dengan keadaan Akhtar. "Setelah pulang dari taman, Akhtar lebih sering melamun. Dia mengabaikan semua yang ada di sekitarnya. Mulai dari makan, minum obat, bahkan buat turun sebentar ke lantai bawah dia nggak mau sama sekali. Tapi, dia tetep melakukan kewajibannya untuk salat" jelas mama. Dani menatap Akhtar dengan sangt kasihan. Mama Akhtar mengajaknya untuk melihat keadaan Akhtar secara langsung. Dan keadaan Akhtar sangat mengenaskan. "Mama juga bingung kenapa Akhtar sering melamun. Mama khawatir kalau psikologi Akhtar nanti terganggu" ucap mama dengan wajah tertunduk. Dani menatap seorang wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya dengan wajah sedih. Ia bisa merasakan kekhawatiran mama Akhtar. "Tenang aja ma. Insyaallah nanti Dani coba bicara sama Akhtar. Sekarang tante istirahat aja. Dani nggak mau kalau tante nanti sakit" Mama Akhtar tersenyum. "Makasih ya nak, kamu slalu perhatian sama Akhtar" "Sama-sama tante. Yaudah tante istitahat aja!" Mama menganggukkan kepalanya. Lalu, meninggalkan Dani di depan kamar Akhtar. Dani menatap sahabatnya yang melamun dengan menatap jendela dan tangan di lipat di d**a. Dani langsung menghampiri Akhtar yang berada di dekat jendela. "Assalamualaikum" ucap Dani. Lalu, Dani mengambil kursi yang ada di kamar Akhtar dan duduk berhadapan dengan Akhtar. Akhtar menatap kedatangan sahabatnya. Akhtar memaksakan untuk tersenyum. "Waalaikumsalam. Ada apa kamu kesini?" tanya Akhtar dengan suara serak ala orang sakit. "Tadi aku di telfon kalau kamu pingsan di taman. Ada apa sih kamu kok ngelamun mulu. Mama sama papa kamu sampek khawatir lho" Akhtar menghela nafas panjang. Kemudian ia menundukkan kepalanya. "Aku kepikiran sesuatu" Dani mengernyitkan dahinya. "Kepikiran apa?" Akhtar menatap Dani dengan lekad. Ia berharap semoga dengan cara menceritakan masalahnya, bebannya semakin berkurang. "Tadi aku ketemu David" Dani terkejut dengan penuturan Akhtar. "Kok bisa? Bukannya dia dulu di penjara gara-gara nyuri di kantor papa kamu?" Akhtar menggeleng lemah. Lalu menundukkan kepalanya. "Aku juga nggak tahu. Dia tadi ketemu dengan anak buahnya yang dulu berhasil lolos dari kejaran polisi waktu nyuri di kantor papa aku" jelas Akhtar. Dani heran dengan David. David tidak pernah kapok dengan apa yang telah di lakukan. Sudah berkali-kali David mencuri di berbagai tempat dan sudah berkali-kaki David berbuat jahat. "Terus dia ngapain ketemu anak buahnya?" tanya Dani dengan nada meninggi. "Dia mau coba bunuh aku" Rahang Dani mengetat. Matanya membualat sempurna. Tangannya mengepal di atas pahanya. Sudah cukup keterlaluan David menjadi manusia. Sangat ingin ia mengunyah David hingga dapat di beri ke ayam sebagai santapan. "Dan?" panggil Akhtar saat Dani nampak marah sekali kepada David. Dani kembali menatap Akhtar. "Iya?" "Aku mau minta tolong sama kamu" "Minta tolong apa? Bunuh si David? Oke bakalan aku lakuin" saat Dani berdiri, tangannya di cekal oleh Akhtar. "Sabar Dan! Bukan itu yang aku mau" ucap Akhtar mencoba menenangkan Dani yang mulai emosi. "Terus apa?" Akhtar menunjuk ke arah kursi yang di duduki oleh Dani tadi. "Duduk dulu!" Dengan terpaksa, Dani mengikuti kata Akhtar. Dengan malas, Dani duduk kembali di kursinya tadi. "Apa yang kamu mau?" "Aku minta tolong, tolong kamu pantau David dari kejauhan. Ikuti David kemanapun dia pergi! Dan kalau ada informasi penting, tolong kabarin aku!" Dani mengangguk. "Oke aku akan lakuin itu semua. Demi sahabat aku" ❤❤❤ Keesokan harinya, Dani sedang menaiki mobilnya untuk mencari makan siang. Sekalian ia ingin menjenguk Akhtar yang masih belum pulih dari sakitnya. Namun saat di tengah jalan, ia melihat David sedang menaiki motornya yang terpakir di depan minimarket. Motor itu berjalan pergi dari minimarket itu. Dani segera mengikuti kemana David membawa pergi motornya. Semakin lama Dani mengikuti David dari belakang, semakin Dani terherankan karena wilayahnya yang terbilang sering di jadikan tempat club malam. "Mau ngapain kesini tu orang?" gumam Dani. Tak lama kemudian, David berhwnti di sebuah tempat tongkrongan yang di tempati orang-prang yang suka mabok. Sebenarnya ia tidak akan pernah sudi untuk menginjakkan tempat seperti ini. Namun demi sahabatnya, ia akan melakukan apapun walau nyawanya menjadi taruhannya. David menghampiri teman-temannya yang sedang meminum minuman keras. "Hey bro! Apa kabar lo?" tanya David pada temannya. "Eh lo bro. Guwe pangling sama lo? Kapan lo keluar dari penjara?" "Yah, guwa ma... pintar kalau buat keluar dari penjara" jawab David. "Widiiihhhh... Gimana caranya kok bisa keluar dari penjara?" tanya salah satu temannya. "Gue kabur lah. Emang gue mau apa bayar pakek jaminan" jawab David. Dani terkejut mendengar perkataan David. Ia baru tahu jika David orang yang sangat licik dan sangat nekad. "Pinter banget lo. Terus masalah lo sama si Akhtar itu gimana? Kok bisa lo ngehasut Afifa supaya benci sama lo? Dan gimana caranya lo bisa bikin Afifa jatuh cinta sama lo?" DEG Dani sangat terkejut. Ucapan salah satu teman David adalah harta yang paling berharga yang pernah ia temui. Dan melebihi harta karun. Tidak rugi ia menginjakkan kakinya di tempat haram ini. Ucapan teman David ini membuat seluruh masalah Akhtar selesai. Kemudia ia mendengarkan jawaban dari David. Akhtar sedang berdiri di balkon kamar tidurnya. Ia menghirup udara dari luar rumah yang sangat ia rindukan. Keadaannya sudah semakin membaik. Namun ia hanya perlu istirahat agar tidak drop lagi. Tiba-tiba Akhtar melihat mobil Dani memasuki halaman rumahnya. Dani keluar dari mobilnya dan melambaikan tangannya kepada Akhtar. "Akhtar aku mau msukrke rumah kamu" ucap Dani dengan sedikit teriak. Akhtar mengangguk. "Oke masuk aja. Pintu rumah nggak di kunci" Lalu Dani memasuki rumah Akhtar dan menaiki tangga untuk menuju kamar Akhtar. Dani membuka kenop pintu kamar Akhtar dan masuk ke dalam kamar sahabatnya. "Assalamualaikum bro! Aku ada informasi baru dan ini bisa nyelesain masalah kamu saat ini" ucap Dani tanpa bernafas. "Waalaikumsalam. Dani, ngomong pakek nafas ngapa? Jangan langsung ngomong gitu!" ucap Akhtar menenangkan Dani yang sedikit cemas. "Oke. Aku mau ngomong sesuatu" ujar Dani sambil menetralkan nafasnya. "Jadi.......... " Alhamdulillah part ini selesai juga. Maaf di gantungin. Besok kalian bakalan tahu siapa David. Besok temanya flashback ya... Jangan lupa vote dan comment. Tandai typo... See U❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD