“Kak, Luvi akan ngomong ke abang,” kata Luvina. Prita menggelengkan kepala dan berkata, “Jangan dek, kakak gak mau kamu ngomong ke abangmu. Kalau kamu sampai ngomong ke abang kamu, kakak udahan aja ceritanya ke kamu.” “Tapi kak, kalau kakak gak ngomong ke abang, abang gimana mau nyelesein hubungan dengan wanita itu.” “Dek, kakak malah seneng kalau abangmu punya wanita lain, siapatahu saja wanita itu bisa menjadi tempat kakakmu pulang setelah Kakak melepaskan diri. Siapatahu saja wanita itu bisa hamil anak abangmu.” Prita sesenggukan dalam hati, ia tak mau memperlihatkan kepada siapa pun betapa hancurnya hatinya sekarang. Luvina menyeka airmatanya yang luruh, ia kasihan sekali pada kakak iparnya saat ini, hubungan yang terlihat baik-baik saja nyatanya ada luka didalamnya, mengapa pria t

