bc

No! Pregnant With You

book_age18+
3.3K
FOLLOW
27.7K
READ
fated
arrogant
dominant
badboy
CEO
royalty/noble
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Hidup Devina hancur dikala dokter mengatakan jika ia tengah mengandung.

Tak pernah terlintas di pikirannya jika malam itu akan menghasilkan seorang bayi di perutnya. Bayi yang di hasilkan oleh cowok b******k yang telah menodainya. Cowok yang amat dia kenal adalah Damian Hoult.

Cowok b******n yang sayangnya teman sekampus dengannya. Ups... Aku tak pernah menganggapnya teman sama sekali. Bagiku dia hanya cowok b******k yang tidak mempunyai otak sama sekali.

Cover by Omi_grapich

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Devina segera mengambil jaket yang ia sampirkan di lengan sofa. Ia segera berlari keluar rumah. Karena tugas yang menumpuk tadi malam membuatnya harus bangun kesiangan seperti ini. Ia mengunci pintu dan berlari keluar gang menuju rumahnya. Hingga dirinya sampai di jalan besar. Langkahnya semakin dipercepat ia tidak ingin dianggap malas. Sangat sulit baginya mendapatkan gelar mahasiswi yang rajin. Dirinya harus membuktikan kepada semua orang termasuk Ayahnya jika dirinya bisa dan tak akan pernah mengecewakan. Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, sedangkan kelasnya akan dimulai lima belas menit lagi. Jarak tempat kuliahnya tidak terlalu jauh. Mungkin hanya memakan waktu sepuluh menit jika ia berjalan santai. Biasanya ia sampai pukul tujuh atau pukul setengah delapan. Tapi karena tugas sialannya ia harus seperti ini. Tin! Suara klakson membuatnya terkejut dan segera membalikkan badan dan menemukan wajah Leo. Salah satu anggota most wanted di tempat kuliahnya. Bukannya ia sudah mengatakan jika salah satu anggota most wanted ? Yah, Leo mempunyai teman lain yang tak kalah menyebalkan. Leo menatapnya dengan tatapan menggoda. Atau bisa dikatakan wajah m***m. Menjijikkan! Ia segera membalikkan badan dan berjalan lagi. “Ikut kita aja. Dijamin deh cepet sampai” ucap Leo dengan tatapan menjijikkannya. Inilah rutinitas Devina pagi hari. Jika ia bersamaan dengan Leo ia akan digoda dan diberikan rayuan yang sangat menjijikkan. Ia tak pernah menyangka hidup di London lebih menakutkan daripada di Indonesia. Hidup disini keras apalagi dengan kehidupan bebas mereka. Tapi ia tidak pernah takut. Apalagi dengan para pria yang satu mobil dengan Leo. “Percuma aja kau merayunya. Diakan lesbian!” ucap Damian. Pria yang paling menjadi favorit di tempat kuliahnya. Pria dingin namun memiliki ‘bisa’ yang sangat menggoda. ‘Bisa’ yang begitu mematikan jika kita telah terjebak dan meminum ‘bisa’ itu. “Cih! Lesbi. Menjijikkan” ucap Leo sebelum mobil mereka memaju kencang meniggalkan Devina, yang membuatnya menghela nafas lega ketika mobil itu telah beranjak pergi. “s**t! Karena mereka aku semakin telat” ucap Devina sambil melanjutkan larinya. “Devina kenapa kau terlambat. Segeralah duduk” ucap Mrs. Anderson ketika Devina melangkah memasuki kelas. Jam kelas memang baru saja dimulai. Namun Mrs. Anderson selalu datang sepuluh menit sebelum pelajaran dimulai. Devina menatap ke seluruh penjuru kelas. Sudah penuh dan hanya tersisa satu tempat di samping Damian. Astaga! Kenapa hari ini Devina sedang tidak beruntung ? Devina akan melangkah mendekati tempat Damian. Namun sebuah tangan mencekalnya. Ternyata Daniel, pemuda pendiam yang selalu dicap ‘nerd’ di kelas ini. “Kau bisa duduk di samping Eliz, ditempatku” ucap Daniel yang membuat semua murid dikelas ini terdiam. “Memang kenapa jika dia duduk denganku ?” suara Damian yang membuat semua orang menatapnya secara bersamaan. “Sudah-sudah, Devina segeralah duduk” ucap Mrs. Anderson. Devina mengangguk dan menatap Daniel dengan senyuman. “Thanks, Daniel” ucap Devina sebelum melangkah mendekati tempat duduk Damian. Devina menatap jam yang melingkar ditangannya. Jam tersebut menunjukkan pukul lima sore. Devina harus segera pulang menuju rumahnya. Jika tidak jalanan menuju rumahnya akan sepi dan mungkin saja beberapa pria pemabuk yang sangat berbahaya. Devina segera membereskan beberapa buku yang berada di mejanya. Devina melangkah mendekati Ny. Kimberly, penjaga perpustakaan di sini. “Ny. Kimberly, aku harus pulang sekarang. See you” ucap Devina sambil melambaikan tangannya kearah Ny. Kimberly yang sedang menata beberapa buku. Beliau adalah petugas yang sangat baik dan ramah. Bahkan sering kali Devina dan Ny. Kimberly makan siang bersama saat akhir pecan. Beliau sangat baik dan seakan pengganti Bundanya di sini. Hidup di London sangatlah berat apalagi dirinya sangat jauh dengan keluarganya di Indonesia. Itu adalah tantangan yang paling berat. Tapi ini pilihannya. Sudah banyak kelas yang selesai tadi. Jadi saat ini terasa begitu sunyi dan sepi. Ruang perpustakaan sangat jauh dari pintu utama universitas. Suara heels yang beradu dengan lantai dibelakangnya membuat Devina berhenti dan menoleh. Ia menemukan Mrs. Anderson berlari kecil mendekatinya. “Devina, bolehkah saya meminta bantuan ?” ucap Mrs. Anderson dengan senyuman kecil. “Tentu saja, Mrs. Anderson. Apa yang harus saya bantu?” Mrs. Anderson yang mendengar jawaban Devina tersenyum lega. Baginya Devina adalah hanya satu-satunya harapan untuk membantunya. Perempuan paruh baya itu memegang lengan Devina dan menyodorkan sebuah map. “Saya minta tolong. Apakah kau bisa antarkan ini ke Damian. Kau tau Damian bukan ? Berkas ini sangat penting. Namun saya mempunyai keperluan yang lebih penting. Hanya kau saja yang saya percaya. Apakah kau bisa ?” ucap Mrs. Anderson yang membuat Devina kaget. Damian ? Maksud Mrs. Anderson Damian Hoult ? Teman satu geng b******k dengan Leo ? Seketika Devina merasa ragu dan bingung. Ia tak mungkin menolak Mrs. Anderson padahal tadi ia sudah menyetujuinya. “Ya, baiklah” ucap Devina dengan nada terpaksa. Mrs. Anderson tersenyum hangat. “Disana sudah ada alamat tempat tinggal Damian. Terima kasih, Devina” ucap Mrs. Anderson sambil melangkah menjauh. What the hell! Apa yang harus Devina lakukan lagi di depan pintu apartemen yang katanya apartemen Damian. Sudah sejak sepuluh menit yang lalu dirinya berdiri di depan pintu tersebut. Penjaga di depan apartemen ini tak mengantarkan Devina hingga kesini. Pria itu bahkan menyuruhnya agar naik sendiri setelah diberi arahan olehnya. Ia tak tau harus melakukan apa. Ia sangat ragu untuk memencet bel apartemen Damian. Devina sempat berpikir jika ia meninggalkan berkas tersebut di depan pintu. Namun ia teringat oleh ucapan Mrs. Anderson jika berkas ini sangat penting. Setelah Devina mengumpulkan stok keberanian miliknya. Ia memencet bel tersebut. Hingga ketiga kali dirinya memencet bel belum ada respon. Devina menghela nafas pelan sebelum akan memencet kembali. Namun suara pintu didepannya terbuka. Benar saja pintu di depannya terbuka dan memunculkan wajah Damian yang terlihat sayu. Pria itu hanya menggunakan boxer pendek dan super ketat. Ia melotot dan menyodorkan berkas tersebut ke Damian. Dengan posisi menutupi wajahnya. “Hey aku tak melihat wajahmu” ucap Damian sambil menurunkan berkas tersebut yang memang berada di depan wajah Devina. Hal itu membuat wajah Devina semakin memerah padam. “Ternyata kau. Aku kira Cassandra. Ada apa ?” ucap Damian dingin. What Cassandra ? Jalang yang sangat terkenal di tempat kuliahnya ? Sialan! Kenapa dirinya disamakan oleh jalang itu. Devina menatap Damian dengan tatapan tidak suka. “Aku hanya mengantarkan ini. Mrs. Anderson menyuruhku, katanya itu berkas penting dan beliau memiliki acara” jelas Devina dengan berusaha menghindari untuk bertatapan dengan Damian. “Ku kira kau kesini karena ingin tidur denganku” ucap Damian yang membuat Devina melotot. “Aku hanya mengantarkan ini” ucap Devina sambil melemparkan berkas tersebut kearah d**a Damian. “b******k!” gumam Devina berbalik dan akan meninggal tempat itu. Namun sebuah lengan melingkari pinggangnya dan menariknya atau lebih tepatnya menggendongnya. Devina menjerit namun seketika dirinya sudah dalam sebuah ruangan. Tubuhnya dihempaskan saja di atas lantai marmer yang begitu dingin. Devina mengadu kesakitan ketika kakinya tak sengaja membentur ujung meja. Ia menatap Damian dengan tatapan kaget. Pria itu menjulang di depannya dengan senyuman puas. “Aku ingin pulang. Cepat buka pintunya!” ucap Devina sambil berusaha berdiri. Namun kakinya seakan mati rasa dan terasa sakit. Devina tetap berusaha berdiri tegak. Damian menatap Devina dengan tatapan remeh. Pria itu menggelengkan kepalanya dengan wajah menyebalkan menurut Devina. “Tidak semudah itu kau pergi dari sini” ucap Damian yang membuat Devina merasakan rasa takut yang begitu membuncah. Tubuhnya terasa bergetar. Rasa takut menyerangnya secara hebat. Namun ia tidak ingin jika Damian tau kalau dirinya saat ini takut. Devina tidak akan membiarkan Damian tau jika dirinya mulai goyah. Devina berjalan tertatih kearah pintu. Namun segera dihentikan oleh Damian dengan tangannya. Senyuman itu semakin lebar. "Dengan kaki seperti itu. Lebih baik kau menginap disini. Tenang saja, jika kau disini aku menawarkan kesenangan. Bagaimana ? Tidak ada ruginya untukmu" ucap Damian sambil mengusap lembut pipi Devina. Devina segera menampik tangan Damian yang kurang ajar tersebut. Hingga tanpa sadar tangan Devina telah menampar pipi Damian dengan keras. Hal itu membuat wajah Damian mengeras dan menatap Devina tajam. "Aku menawarkan kesenangan. Tapi baiklah jika kau meminta cara kasar" ucap Damian sambil menggendong badan Devina dipundaknya dan membawanya dikamar. Damian menghempaskan tubuh mungil Devina keatas ranjang dengan keras. Damian segera membuka pakainnya tersebut. "Asal kau tau, jika ada wanita masuk ke apartemenku. Itu wajib melayaniku terlebih dahulu sebelum keluar kau harus tau itu" ucap Damian dan berusaha membuka baju Devina. Malam itu semuanya terjadi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

RAHIM KONTRAK

read
418.2K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.6K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook