PROLOG

274 Words
Seorang gadis dengan rambut panjang yang ia kuncir menjadi satu berlari tergopoh-gopoh saking lelahnya ia berlari dari rumahnya. Naik angkutan umum pun terlalu tanggung karna jaraknya dengan sekolah bisa dibilang cukup dekat. Ia terus-terusan melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.35 AM, yang artinya ia telat 5 menit. Gadis itu menelan salivanya begitu melihat pintu gerbang akan ditutup oleh satpam sekolah. Shit! "Tunggu, pakk!! Hosh.. hosh.." cegah gadis itu yang masih mengatur nafasnya yang tidak beraturan. "Aduh telat ya, neng? Buruan masuk, neng. Nanti neng galak keburu keluar, bahaya neng." Gadis itu mengangguk cepat. Ini adalah hari MOS terakhirnya diSMA Garuda, ia tak boleh bermasalah dengan senior! Saat gadis itu akan melangkah masuk, seseorang menahan tasnya. "Oh, bagus ya lo telat.." seorang gadis dengan tampang super jutek itu menyilangkan kedua tangannya didepan d**a. Di lengannya terdapat pita merah yang diikat, yang artinya dia adalah Senior Osis alias panitia MOS. Mampus gue! "Ini lagi Mang Asep, malah bantuin anak baru! Nanti kalo dia kebiasaan gak tertib gimana coba?!" Gerutu senior itu. "Maap neng.." senior itu menghela nafas kasar. Ia langsung melirik sang adik kelas barunya itu. "Siapa nama lo?!" "Syera Gladistya, Kak," Syera menunduk takut. "Oh? Mana mobil lo? Masukin," Syera mengerutkan keningnya heran. "Saya gak punya mobil, kak?" kali ini senior itu yang mengerutkan keningnya. Aneh menurutnya. Bisa dibilang SMA Garuda adalah sekolah elit. Sekolah yang hanya dimampui oleh orang-orang kaya raya. Jadi minimal siswa-siswi disini pastinya membawa mobil ke sekolah. Yah, terkecuali anak-anak beasiswa. Senior itu terkekeh remeh. "Oh, anak beasiswa?" Tanyanya menatap Syera sinis. Syera mengangguk. Senior itu langsung mendecih. "Ikut gue sekarang!" Senior itu langsung menarik tangan Syera dengan kasar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD