Part 5

1188 คำ
Jari-jarinya terlihat bergerak lincah di atas keyboard. Ekspresi serius tak pernah luput dari wajah tampannya. Pintu ruangan kerjanya diketuk dua kali dari luar. Ketikannya berhenti, mempersilahkan masuk, dan menatap ke arah pintu. Tampak lah seorang karyawan perempuan yang berjalan mendekat ke arahnya sambil tersenyum malu-malu. Ia hanya menatap datar karyawannya itu tanpa minat. "Selelet siput." komentarnya tajam. "Maaf, pak." Gadis itu tersenyum kecut dan buru-buru menghampiri Goumin. "Kenapa kau yang ke sini? Dimana Huan?" "Maaf, pak. Sebelumnya saya Anne, anak magang di devisi keuangan. Pak Huan menyuruh saya yang mengantar berkas ke sini karena beliau sakit perut." Goumin mengangguk mengerti. "Letakkan saja berkasnya di atas map merah dan kembali lah bekerja." ujarnya tanpa menatap sang karyawan karena ia kembali sibuk dengan komputernya. Anne pergi dari ruangan Goumin dengan kaki yang dihentakkan kesal. Dalam hati ia berjanji akan menaklukkan Goumin, bagaimana pun caranya. Jika saja dia bisa menaklukkan boss besar yang dirumorkan tidak pernah dekat dengan perempuan itu, maka dia akan menjadi perempuan yang paling beruntung di dunia karena kekayaan pria itu dapat dinikmatinya. Dia akan selalu hidup dalam bergelimangan harta tanpa perlu bekerja. Dia juga tidak akan diselingkuhi seperti pria lainnya yang suka bermain wanita di saat punya uang yang banyak. Tanpa sadar Anne tersenyum kegirangan seraya mendekap kedua tangannya di depan d**a. Wajahnya terlihat begitu berseri-seri. "Dasar gadis aneh." ujar Lana yang kebetulan ingin menemui Goumin. "Heh, wanita tua. Jangan mengataiku aneh!" semprot Anne kesal, bahkan dia mendorong bahu Lana dengan berani. "Kau!! Beraninya mendorong nyonya tempat kau bekerja." "Apa? Nyonya? Kau jangan mengada-ngada, wanita tua. Bahkan penampilanmu terlihat seperti cleaning service. Lihat lah wajah kusammu itu, pasti tidak pernah melakukan perawatan." cemooh Anne. Lana refleks memegang wajahnya dan melihat penampilannya. Belakangan ini dia tidak sempat ke salon atau pun melakukan perawatan karena sibuk mencari informasi tentang calon menantunya. Penampilannya yang sederhana seperti sekarang ini karena habis jogging dengan ibu-ibu lainnya. Tapi tetap saja, Lana tidak terima dikatai oleh bawahan anaknya. "GOUMIN!! KEMARI KAU ANAKKU!!" teriakan kencang Lana membuat Anne melotot. Untungnya, Goumin segera datang memenuhi panggilan kanjeng ratu. "Kenapa berteriak, mom?" Anne seketika pucat mendengar Goumin memanggil wanita di depannya dengan sebutan mom. Merutuki dirinya di dalam hati karena telah bersikap lancing sebelumnya. Pupus sudah harapannya untuk menjadi bagian dalam keluarga Wang. "Pecat dia dari kantor kita! Aku tidak sudi melihat wajah memuakkannya." sinis Lana. Anne langsung memasang tampang memelasnya. "Jangan pecat saya, nyonya. Ini penting untuk nilai sekolah saya." "Aku tidak peduli! Pokoknya pecat dia!" dengus Lana, melipat tangan di depan d**a, dan menatap Anne kesal. "Tolong maafkan sikap kurang ajar saya, nyonya. Saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Saya berjanji." Lana mendengus. "Baiklah. Pergi sana!" Perempuan itu langsung ngacir pergi. Sementara Goumin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat pertunjukan barusan. "Tumben mommy ke sini?" Lana menyelonong masuk ruang kerja tanpa menyahut ucapan Goumin. Pria tampan itu hanya bisa menghela nafas kesal dan mengikuti sang mommy. "Mommy ke sini karena ada hal penting." Alis tebalnya terangkat sebelah. "Tentang apa, mom?" "Tentang calon menantu mommy atau lebih tepatnya calon istrimu. Mommy sudah tahu siapa dia! Mommy ingin kau segera pergi melamarnya sebelum keduluan Jason!! Apalagi sekarang mereka punya Bella sebagai pengikat hubungan mereka. Mommy tidak mau kalau sampai Jason mencuri calon menantu Mom," kata Lana histeris. Goumin menghela nafas panjang. "Aku tidak akan melamar wanita asing itu, mom. Yang benar saja!" gerutunya. "Kau mau lihat fotonya? Dia sangat cantik dan manis! Ku jamin kau pasti akan suka!" Lana mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. "Tidak perlu, mom. Siapa pun dia, aku tidak akan suka!" "Cih, mommy pikir sekarang kau benar-benar gay!" Hilang sudah mood Lana untuk menunjukkan foto calon menantunya yang tak lain Aurora. "Aku tidak gay, mommy! Aku sudah mempunyai orang yang ku suka!” "Lalu, siapa dia? Dimana dia?" "Dia Lien dan dia selalu ada di setiap mimpiku." **** Aurora bersin-bersin hingga membuat Bella yang sedang berada di sampingnya khawatir. "Ibu kenapa? Ibu sakit? Bella panggil ayah, ya?" Aurora terkikik geli mendengar pertanyaan khawatir Bella. Belum lagi ekspresi gadis kecil itu sangat menggemaskan di matanya. "Ibu tidak apa-apa, Bella. Bella tidak usah khawatir." Dielusnya puncak kepala gadis kecil itu dengan lembut. Bella mengangguk patuh. "Ayo sekarang, lanjut lagi kerjain tugasnya. Nanti kalau benar semua, ibu bawa jalan-jalan." "Oke, bu." Aurora menjadi pengamat dalam diam. Senyum tulus terukir di bibirnya. Bella ini, anak yang sangat pintar untuk seusianya. Sudah bisa membaca dan menjumlah bilangan. Sekarang ini gadis kecil itu sedang menjawab soal perkalian. "Nak.." sapaan itu membuat Aurora segera mengalihkan pandangan ke asal suara. Senyumnya semakin merekah melihat ibu dan adiknya berdiri tak jauh darinya. Ia berjalan mendekat dan mengambil alih peran adiknya, yaitu mendorong kursi roda sang ibu. "Ah, kalian sudah sampai ternyata. Maaf ya Aurora tidak bisa menjemput kalian." "Tidak apa-apa, kak. Stevan paham dengan kesibukan kakak." jawab sang adik. "Iya, Ra. Kau tidak perlu merasa bersalah. Kami paham dengan keadaanmu. Maafkan kami yang merepotkanmu dan bossmu." "Tidak repot sama sekali, bu. Dan, Boss Aurora orangnya sangat baik. Nanti kalian Aurora kenalkan dengan boss baik Aurora itu." "Bu, mereka siapa?" tanya Bella yang tiba-tiba berdiri di depan ketiga orang itu dengan kepala yang dimiringkan dan wajah terlihat penasaran. Ditelitinya ketiga orang itu dan mengerjap lucu. Tak ayal, tingkahnya membuat ketiga orang itu merasa sangat gemas. "Ini nenek dan ini kakaknya Bella mulai sekarang," kata Aurora memperkenalkan keduanya bergantian. Bella tersenyum senang dan memeluk Stevan tanpa di duga. "Bella punya kakak. Horeee!!!" Ada rasa yang tak biasa dirasakan Stevan kala gadis kecil itu memeluknya. Hatinya terasa menghangat dan tenang kala merasakan pelukan gadis kecil tersebut. Terbersit pertanyaan di otaknya.. Apakah ini yang dinamakan dengan cinta? Kemudian Stevan menggeleng.. 'Aku masih kelas 3 sd, mana mungkin ini cinta seperti film-film yang pernah di tonton kakak.' Perasaannya terasa hampa kala gadis kecil itu melepaskan pelukannya. "Nanti kita main bareng ya, kak? Kita pergi ke taman bermain dan menaiki semua wahana." girang Bella. "Asal dibolehin ayah Bella." celetuk Aurora. "Ayah pasti memperbolehkan, bu." Sahut Bella. "Belum tentu diperbolehkan, sayang. Ayahmu itu kan terlalu protektif dan menyayangimu. Mana mungkin dia membiarkanmu tanpa pengawasannya keluar dari rumah." kekeh Aurora. "Wah, sedang membicarakan apa ini? Sepertinya asik sekali." Jason tiba-tiba nimbrung dengan menenteng tas kerjanya. Si gadis kecil menghampiri sang ayah dan merentangkan kedua tangannya, minta di peluk. Jason terkekeh, meletakkan tas kerjanya, dan membawa Bella ke dalam gendongannya. Diciuminya pipi gadis kecil itu dengan bertubi-tubi. Putri kesayangan yang selalu membuatnya melupakan rasa lelah. "Putri ayah yang manja." kekeh Jason. Bella menyengir. Dan sebagai penonton setia, Aurora lagi-lagi merasa hatinya menghangat melihat kedekatan ayah dan anak itu. Bergumam betapa beruntungnya dia bertemu keduanya. Meski kejam, tapi dia sangat menyayangi anak kecil. "Ayah, sekarang Bella punya nenek dan kakak loh." "Oh ya? Bella senang?" "Sangat, ayah." "Bagus lah kalau Bella senang. Dan yang terpenting Bella tidak akan kesepian lagi ketika ayah pergi bekerja karena mulai sekarang ada ibu, nenek, dan kakak yang bisa menemani Bella," katanya lembut. Semoga Aurora dan keluarganya tetap di sisi kami, tuhan. Baru kali ini aku melihat putri kecilku sebahagia ini di dalam hidupnya. Jangan biarkan kebahagiaannya sirna...batin Jason penuh harap. -Tbc-
อ่านฟรีสำหรับผู้ใช้งานใหม่
สแกนเพื่อดาวน์โหลดแอป
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    ผู้เขียน
  • chap_listสารบัญ
  • likeเพิ่ม