Setelah mengganti gaunku dengan baju tidur yang nyaman, aku mulai menghapus riasanku dan melanjutkannya dengan tahapan skincare yang biasa kupakai sebelum tidur. Sebetulnya akan lebih baik jika aku memakai masker namun mataku sudah tidak bisa diajak kompromi. Setelah selesai dengan rangkaian skincare aku berjalan menuju dapur dan menuangkan segelas air putih. Lalu, telingaku menangkap bunyi bip bip bip dari pintu. Tanda bahwa ada seseorang yang mencoba masuk.
Yang mengetahui password pintuku hanya aku, ibu, adik dan Jungkook. Berhubung ibu dan adikku tidak berada di Korea maka aku tahu bahwa bukan mereka yang ada di luar sana. Dengan santai aku menunggu orang itu masuk sambil menenggak air putihku.
Pintupun terbuka lebar, Jungkook dengan kaos hitam dan celana jinsnya memasuki apartemenku dengan wajah masam.
Makeup di wajahnya bahkan belum sempat ia hapus. Sisa dari perform tadi.
“Kau sengaja ingin membuatku kesal ya?” Tanyanya dengan sedikit membentak sambil berjalan ke arahku.
“Aku? Bukan aku yang menarik perhatian kameramen dengan menarik tangan seseorang!” balasku.
Jungkook berdiri di sampingku, aku mengembalikan gelas ke atas meja dan menghadapi manusia menyebalkan ini.
“Kenapa? Karena kau takut pria itu tahu kalau kita berpacaran?” sindirnya padaku.
Enak saja dia bicara. “Bukan aku yang diperintahkan untuk menjaga hubungan ini secara privat, aku hanya membantumu untuk melakukannya sesuai yang mereka minta!”
“Aku tidak peduli pada aturan itu.”
Kepalaku tanpa sadar menggeleng, “Kau gila.” Lalu aku berbalik dan meninggalkannya menuju kamarku.
Jungkook mengikutiku dan menarin tanganku. “Apa menurutmu aku akan tetap waras saat melihatmu bergandengan mesra dengan pria lain?”
“Aku tidak bergandengan.”
“Tangannya berada di punggungmu!”
“Itu karena dia menjagaku agar tidak jatuh dalam gaun panjang konyol itu!”
Aku menyalakan penghangat ruangan karena cuaca masih lumayan dingin dan akan semakin dingin pada tengah malam nanti.
“Dan kau lebih memilih pulang dengannya.”
Aku memutar mataku saat berbalik menghadapnya. “Jungkook kita sudah melakukan ini berbulan-bulan. Jika aku pulang denganmu semua orang akan tahu jika kita menjalin hubungan.”
“Kau bisa pulang sendiri jika begitu, tidak perlu bersamanya.”
Aku benar-benar mulai kesal. “Aku datang dengannya sebagai rekan drama terbaruku. Ini termasuk dalam promosi untuk menaikkan rating. Kau tahu aturannya.”
Lalu dia diam tetapi masih memandangku dengan kesal.
Aku sudah mengahadapi situasi ini belasan kali, dia selalu marah padaku jika aku dalam promosi drama seriku yang mengharuskan aku dan lawan mainku tampil di publik bersama. Padahal bukan aku yang terikat kontrak untuk tidak boleh menampilkan hubungan asmara di depan publik.
“Aku lelah.” Ucapku pelan, tanganku meraih lengannya. Namun, ia masih mematung tidak bergerak.
Aku menyelipkan tanganku melingkari pinggangnya, memeluk dan menghirup wangi parfum samar-samar yang bercampur aroma tubuhnya. Favoritku.
Kepalaku yang hanya sejajar dengan telinganya harus menengadah untuk melihat wajahnya. “Kau pasti lelah setelah tampil 6 lagu tadi. Jangan buang energimu dengan marah-marah padaku.” Godaku sambil tersenyum.
Dia lalu menghela napas dan balas melingkarkan lengannya dibelakang punggungku. Bibirnya mengecup dahiku ringan.
Tugasku selesai. Aku mengurai pelukanku..
“Aku tidur disini malam ini.” Ucapnya sambil berjalan ke kamar mandi.
=
Jungkook selesai mandi kilat, dia keluar dari kamar mandiku dengan hanya menggunakan handuk di pinggangnya. Sukses membuatku mengalihkan perhatian dari layar ponsel. Dia mencari pakaiannya dalam lemari seolah-olah itu lemarinya sendiri
Ya, walaupun ia memang memiliki satu ruang untuk menyimpan pakaiannya disana.
Selesai dengan pakaiannya, ia menuju tempat tidurku siap untuk tidur.
Aku buru-buru mematikan ponselku dan ikut berbaring setelah ia menarikku mendekat agar aku bisa tidur bersandar padanya
“Aku akan bernegosiasi dengan manajemenku.” Ucapnya tiba-tiba.
Dengan bingung aku bertanya, “Mengenai apa?”
“Membuka rahasia mengenai hubungan kita.” Jawabnya sukses membuatku melongo untuk sekejap.
“Jangan mengada-ngada. Hentikan.”
“Menurutmu bagaimana rasanya jika melihatku bergandengan dengan wanita lain?”
“Aku kira kita sudah selesai dengan ini.”
“Aku tidak menyalahkanmu, disini akulah yang salah karena terikat kontrak untuk menyembunyikan hubungan pribadi dari publik.”
“Jangan mempertaruhkan karirmu demi aku.”
“Apa kau tidak akan melakukan itu jika kau ada dalam posisiku?”
Aku diam. Hatiku tidak dapat menjawab.
“Kita bicarakan lagi ini besok. Ayo kita istirahat.” Ajakku lalu dengan cepat memejamkan mata walaupun otakku masih berputar dan mengulang pertanyaan Jungkook untuk diriku sendiri.
Apalah aku akan mempertaruhkan karirku demi dia?